Pembobotan Faktor-faktor Strategis Strategi Peningkatan Produksi Kacang Kedelai (Glycine Max) (Studi Kasus : Desa Stabat Lama Barat Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

5.2 Pembobotan Faktor-faktor Strategis

Nilai penting dari faktor-faktor strategis dianalisis dengan menggunakan pembobotan. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan, berikut hasil pembobotan faktor - faktor internal disajikan dalam Tabel 5.3 Tabel 5.3 Tabel IFAS Faktor-faktor Internal Bobot

1. Program Pengembangan Kedelai

0,21 2. Bantuan Pemerintah 0,23

3. Fungsi Lembaga

0,23 4. Pelatihan 0,13

5. Kebijakan Harga

0,20 Total 1 Sumber: Lampiran 12 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa bantuan pemerintah dan fungsi lembaga memiliki bobot yang paling besar dari pada fakor-faktor lain sebesar 0,23. Faktor ini merupakan faktor internal yang sangat penting, karena peran pemerintah khususnya dalam permodalan sangat penting, dimana pemerintah memberikan berbagai bantuan seperti subsidi pupuk atau BLP Bantuan Langsung Pupuk, BLBU Bantuan Langsung Benih Unggul. Hal ini diharapkan dapat membantu para petani yang memiliki keterbatasan terhadap modal, sejalan dengan fungsi lembaga, yaitu Kelompok Tani yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah setempat dalam berbagai bantuan yang diberikan. Kemudian diikuti oleh faktor program pengembangan kedelai yang memiliki bobot sebesar 0,21 dan kebijakan harga sebesar 0,20. Kedua faktor ini penting dalam peningkatan produksi kedelai. Program yang bernama Peningkatan Produksi Tanaman pangan merupakan langkah yang baik untuk kehidupan para petani, sejalan dengan kebijakan harga yang merupakan tuntutan para petani yang dapat menyelamatkan hasil panen mereka agar tidak rugi. Untuk pelatihan dengan bobot 0,13 masih dianggap sebagai faktor yang kurang penting, mengingat belum pernah dilakukan pelatihan kepada para petani dan ini terlihat dari bobot yang sangat kecil. Perhitungan bobot faktor eksternal peningkatan produksi kedelai dapat dilihat pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 Tabel EFAS Faktor-faktor Eksternal Bobot

1. Sarana pendukung dan infrastruktur

0,09 2. Penguasaan petani terhadap teknik budidaya 0,07 3. Luas Lahan 0,12 4. Jumlah input 0,10

5. Permintaan Kedelai

0,13 6. Harga Jual Kedelai 0,22

7. Permodalan

0,09 8. 9. Serangan HPT Pengalaman Bertani 0,08 0,10 Total 1 Sumber: Lampiran 13 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa harga jual kedelai dengan bobot sebesar 0,22 merupakan faktor eksternal yang sangat penting, karena petani tidak mau menanam kedelai jika harganya rendah yang berakibat rugi atau sedikit untungnya, lebih baik petani menanam komoditi lain yang harganya lebih tinggi dan lebih baik juga untuk kelangsungan hidup petani. Permintaan kedelai memiliki bobot 0,13 yang merupakan faktor penting kedua dalam peningkatan produksi kedelai. Kalau permintaan menurun maka petani memilih menanam komoditi lain yang lebih tinggi. Diikuti oleh luas lahan dengan bobot 0,12. Semakin luas lahan yang dapat ditanami kedelai makan produksi juga akan meningkat. Jumlah input pupuk, bibit, pestisida dan pengalaman bertani memiliki bobot sebesar 0,10. Jumlah input yang sesuai akan menghasilkan produk yang baik secara kualitas maupun kuantitas diikuti dengan pengalaman bertani dalam cara pengaplikasian input pada tanaman dan cara mengatasi hambatan. Selain faktor tersebut, permodalan dianggap penting. Karena kalau modalnya sedikit, maka cara produksi yang dilakukan juga tidak maksimal. Sejalan dengan sarana infrastruktur yang mengambil peranan dalam membantu hasil panen yang baik dan pemasaran yang maksimal. Kedua faktor ini memiliki bobot sebesar 0,09. Serangan hama memiliki bobot sebesar 0.08, tidak terlalu penting karena bisa diatasi dengan pemberian obat-obatan yang sesuai, sejalan dengan penguasaan petani terhadap teknik budidaya yang mendapat bobot terkecil sebesar 0,07.

5.3 Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Kedelai