lahan dengan bobot 0,12. Semakin luas lahan yang dapat ditanami kedelai makan produksi juga akan meningkat. Jumlah input pupuk, bibit, pestisida dan pengalaman
bertani memiliki bobot sebesar 0,10. Jumlah input yang sesuai akan menghasilkan produk yang baik secara kualitas maupun kuantitas diikuti dengan pengalaman
bertani dalam cara pengaplikasian input pada tanaman dan cara mengatasi hambatan. Selain faktor tersebut, permodalan dianggap penting. Karena kalau modalnya sedikit,
maka cara produksi yang dilakukan juga tidak maksimal. Sejalan dengan sarana infrastruktur yang mengambil peranan dalam membantu hasil panen yang baik dan
pemasaran yang maksimal. Kedua faktor ini memiliki bobot sebesar 0,09. Serangan hama memiliki bobot sebesar 0.08, tidak terlalu penting karena bisa diatasi dengan
pemberian obat-obatan yang sesuai, sejalan dengan penguasaan petani terhadap teknik budidaya yang mendapat bobot terkecil sebesar 0,07.
5.3 Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Kedelai
Selanjutnya dilakukan matriks evaluasi peningkatan produksi kedelai dengan menghitung perkalian antara skor dan bobot pada faktor internal yang bertujuan untuk
memperoleh skor terbobot. Perkalian antara skor dan bobot pada faktor internal dalam peningkatan pemasaran bunga potong disajikan pada Tabel 5.5
Tabel 5.3 Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal Faktor Internal
Bobot Skor
Skor Terbobot 1.
Kekuatan
A Program Pengembangan Kedelai
0,21 4
0,84 B
C Bantuan Pemerintah mesin-mesin,
pupuk, bibit, dan obat-obatan Fungsi Lembaga
0,23 0,23
3 4
0,69 0,92
Jumlah 0,67
2,45 2.
Kelemahan
A Pelatihan
0,13 1
0,13 B
Kebijakan Harga 0,20
1 0,20
Jumlah 0,33
0,33 Selisih skor Kekuatan dan Kelemahan
2,12
Sumber: Lampiran 5-12 Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi adalah fungsi lembaga
kekuatan dengan skor terbobot sebesar 0,92 dan pelatihan kelemahan dengan skor terbobot 0,13. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh faktor internal yang
paling dominan terhadap peningkatan produksi kedelai terjadi pada fungsi lembaga. Adanya penetapan fungsi lembaga yaitu kelompok tani dalam usahatani kedelai dapat
mendorong peningkatan produksi kedelai. Fungsi lembaga harus diikuti oleh adanya program pengembangan kedelai kepada tenaga penyuluh untuk meningkatkan
pengetahuan yang kemudian dapat ditransfer kepada petani, program pengembangan kedelai memiliki skor terbobot sebesar 0,84. Kelompok Tani yang sudah ada dapat
menyalurkan bantuan pemerintah oleh Dinas Pertanian yang bertujuan agar petani benar-benar mmenghasilkan produk yang bermutu dan aman bagi lingkungan dan
konsumen. Bantuan pemerintah memiliki skor terbobot 0,69.
Saat ini, Dinas Pertanian Langkat belum ada melakukan pelatihan kepada penyuluh maupun petani. Sehingga ilmu yang dimiliki petani dalam peningkatan produksi
kedelai htidak berkembang dengan skor terbobot 0,13. Selain itu, kebijakan harga dengan skor terbobot 0,20 tidak pernah dilaksanakan merupakan suatu kelemahan.
Kedua faktor ini adalah faktor terakhir yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi kedelai.
Selanjutnya dilakukan perkalian antara skor dan bobot pada faktor eksternal yang bertujuan untuk memperoleh skor terbobot. Perkalian antara skor dan bobot pada
faktor eksternal dalam peningkatan produksi kedelai disajikan pada Tabel 5.6
Tabel 5.4 Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal
Bobot Skor
Skor Terbobot 1.
Peluang
A Penguasaan petani terhadap
teknik budidaya 0,07
3,8 0,266
B Permintaan kedelai
0,13 3,3
0,429 C
Harga jual kedelai di tingkat petani
0,22 3,4
0,748 D
Permodalan 0,09
3,3 0,297
E F
Pengalaman Bertani Serangan HPT
0,10 0,08
3,7 2,9
0,370 0,232
Jumlah 0,69
2,342 2.
Ancaman
A Sarana pendukung dan
infrastruktur 0,09
2,1 0,195
B Luas Lahan
0,12 1,8
0,316 C
Jumlah input bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan
0,10 2,1
0,210
Jumlah 0,31
0,721 Selisih skor Peluang dan Ancaman
1,621
Ada 9 faktor-faktor eksternal dalam peningkatan produksi kacang kedelai. Terdapat 6 peluang dan 3 ancaman. Peluang yang memiliki skor tertinggi adalah harga jual
kedelai. Harga jual kedelai dengan skor 0,748 yang saat ini tinggi dapat menjadi alasan bagi para petani untuk menanam kedelai dengan lebih baik secara kualitas
maupun kuantitas. Harga yang tinggi dan permintaan yang tinggi 0,429 merupakan kombinasi yang baik untuk peningkatan kedelai. Faktor lain seperti penguasaan
petani terhadap budidaya 0,266, serangan HPT 0,232, permodalan 0,297, dan pengalaman bertani 0,370 juga merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
memaksimalkan peningkatan produksi. Faktor-faktor yang menjadi ancaman adalah sarana pendukung dan infrastruktur, luas lahan, jumlah input. Dan yang memiliki
skor tertinggi adalah luas lahan 0,316. Alih fungsi lahan yang menyebabkan lahan untuk tanaman pangan, khususnya kedelai menjadi sangat sempit. Di daerah
penelitian, penanaman sawit sudah semakin banyak, sehingga mengurangi produksi kedelai. Sarana pendukung dan infrastruktur dan jumlah input juga faktor ancaman
yang harus diminimalkan. Penjelasan pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa selisih skor terbobot faktor strategis
internal kekuatan-kelemahan sebesar 2,12 artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan dari Tabel 5.6 menunjukkan bahwa selisih skor
terbobot faktor strategis eksternal peluang-ancaman sebesar 1,621, artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan dengan ancaman dalam peningkatan produksi
kedelai. Sehingga, diketahui posisi strategis peningkatan produksi kedelai berada di kuadran 1 satu dengan strategi growth. Posisi titik koordinat Cartesisus pada
Gambar 5.1
O
3. Mendukung 2 1. Mendukung
Strategi Strategi Growth
Turn-around 1
W S
-2 -1 1 2
-1 4. Mendukung
2. Mendukung Strategi Defensif -2 Diversifikasi
T Gambar 5.1 Kuadran SWOT Pemasaran Bunga Potong
Gambar 5.1 menunjukkan nilai x0 yaitu 2,12 dan nilai y0 yaitu 1,621. Hal ini berarti posisi strategi peningkatan produksi kedelai berada pada kuadran 1 dengan
rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi growth, artinya Dinas Pertanian memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth Oriented Strategy. Kekuatan Dinas Pertanian
terdapat pada strategi pengembangan kedelai, bantuan pemerintah, dan fungsi lembaga yang akan membantu meningkatkan produksi kedelai, dan peluang yang
dimanfaatkan yaitu harga jual kedelai, penguasaan petani terhadap teknik budidaya, permintaan kedelai, harga input, permodalan dan pengalaman bertani.
5.4 Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Produksi Kedelai