2. Metode Penentuan dan Penarikan Sampel Metode Pengumpulan Data 4. Metode Analisis Data

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Langkat produksi kedelai mengalami penurunan setiap tahunnya. Dan Desa Stabat Lama Barat merupakan salah satu penghasil kedelai di Kecamatan Wampu yang merupakan pendorong dalam penentuan daerah penelitian.

3. 2. Metode Penentuan dan Penarikan Sampel

Responden penelitian ini terdiri dari 4 komponen yaitu: pejabat Dinas Pertanian Langkat, penyuluh, pedagang dan petani kedelai. Prosedur yang digunakan dalam penentuan sampel adalah prosedur Nonprobability Sampling. Pengambilan sampel untuk petani dan pedagang menggunakan teknik Snowball Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara berantai, dimulai dari satu responden dan selanjutnya responden tersebut menunjukkan responden yang lain, demikian seterusnya, sehingga dapat ditentukan responden untuk petani sebanyak 18 orang dan pedagang sebanyak 3 orang, sedangkan untuk pengambilan sampel untuk Dinas Pertanian Langkat dan penyuluh menggunakan teknik purpossive sampling yaitu pertimbangan bahwa Dinas Pertanian Langkat dan penyuluh yang mengetahui tentang peningkatan produksi kedelai. Responden Dinas Pertanian Langkat sebanyak 2 orang dan penyuluh 1 orang. 3. 3. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data keadaan usaha tani dan latar belakang petani diperoleh dari hasil pengamatan, sensus, serta wawancara langsung dengan responden, yaitu petani yang membudidayakan kedelai dan Penyuluh Pertanian Lapang PPL setempat, dengan menggunakan daftar pertanyaankuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder seperti topografi wilayah dan data kependudukan demografi diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan dari berbagai sumber referensi seperti buku dan internet.

3. 4. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis masalah 1, 2 dan 3, digunakan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan terciptanya strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Selanjutnya untuk mengetahui hasil analisis berada diposisi mana, dapat dilihat pada gambar berikut ini: PELUANG 3. Mendukung 1. Mendukung Strategi Turn-around Strategi Growth KELEMAHAN KEKUATAN 4. Mendukung 2. Mendukung Strategi Defensif Diversifikasi ANCAMAN Sumber : Fredy Rangkuty 2009 Gambar 2. Diagram Analisis SWOT Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan cara strategi diversifikasi produkjasa. Kuadran 3 : Usaha menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal usaha sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih. Misalnya, Apple menggunakan stratregi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri micro computer Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Langkah-langkah pembuatan SWOT, sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan penelitianobjek penelitian Langkah yang paling awal dalam membuat SWOT adalah dengan menentukan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peran petani dalam pengembangan kedelai. 2. Menentukan faktor-faktor lingkunganpengaruh Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kedelai pada petani akan ditemukan beberapa variabel yang akan menentukan pengembangan dan peningkatan produksi pada kedelai. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan pra survey dan dari penelitian sebelumnya diperoleh faktor-faktor strategis pengembangan usaha tani kedelai sebagai berikut : a. Harga b. Kondisi fisik dan mutu kedelai c. Produksi kedelai d. Jumlah input e. Permintaan kedelai f. Luas lahan g. Sarana pendukung dan infrastruktur h. Penguasaan Petani terhadap teknik budidaya kedelai i. Tenaga kerja yang digunakan j. Adanya lembaga pendukung permodalan yang menyediakan bantuan seperti kredit simpan pinjam, pupuk, pestisida, mesin serta peralatan. k. Adanya bantuan atau dukungan pemerintah. l. Adanya tenaga pendamping Penyuluh Pertanian m. Adanya saingan kedelai 3. Menentukan faktor strategis Setelah diperoleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kedelai, kemudian dipilih faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi pengembangan produksi kedelai. Faktor ini disebut sebagai faktor strategis. Pemilihannya ditentukan berdasarkan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. 4. Klasifikasi faktor strategis menjadi faktor internal dan faktor eksternal Setelah diketahui faktor-faktor strategis, selanjutnya diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh petani atau faktor yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Langkat, penyuluh, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pengembangan kacang kedelai, sedangkan faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh petani. 5. Penentuan faktor S,W,O, dan, T berdasarkan Skor Setelah diklasifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal, kemudian disusun kuisioner yang akan ditanyakan kepada responden untuk memperoleh penilaian setiap faktor. Skor masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1. Setelah diperoleh skor setiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai rata- rata aritmatika dari seluruh responden sehingga dapat ditentukan apakah faktor tersebut termasuk kedalam faktor eksternal peluang dan ancaman atau faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada internal 1 dan 2 termasuk kelemahan, 3 dan 4 adalah kekuatan. Pada eksternal 1 dan 2 termasuk ancaman, 3 dan 4 termasuk peluang. 6. Penentuan bobot Setelah diperoleh skor tiap faktor kemudian dilakukan pembobotan setiap faktor. Pembobotan ini dilakukan dengan cara teknik komparasi berpasangan dengan memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty 1998. Metode ini menggunakan model Pairwise Comparision Scale yaitu dengan membandingkan faktor yang satu dengan faktor lainnya dalam satu hirarki berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing faktor. Rincian nilai kepentingan tersebut ditentukan berdasarkan kemampuan responden untuk membedakan nilai antar faktor yang dipasangkan. Semakin besar kemampuan responden untuk membedakan, maka akan semakin rinci juga pembagian nilanya. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari skala banding berpasangan yang ditemukan oleh Saaty 1998 dengan skala nilai yang dimodifikasi hanya menggunakan skala nilai 1 sampai 3 sebagai berikut: 1 = kedua faktor sama pentingnya 2 = satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya 3 = satu faktor mutlak lebih penting dari pada faktor lainnya 7. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk tiap responden Setelah diperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari tiap responden selanjutnya dibuat matriks penilaian tiap responden yang akan menjadi bobot dari tiap faktor. 8. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk seluruh responden Setelah diperoleh matriks perbandingan penilaian tiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai rata-rata geometris perbandingan dari seluruh responden dengan rumus: G Dimana : n = Jumlah responden X 1 = Nilai faktor ke-i untuk responden 1 X 2 = Nilai faktor ke-i untuk responden 2 X 3 = Nilai faktor ke-i untuk responden 3 X n = Nilai faktor ke-i untuk responden n 9. Normalisasi dan rata-rata bobot Setelah diketahui nilai rata-rata geometris, kemudian nilai rata-rata tersebut dinormalisasikan untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor strategis. Nilai inilah yang akan menjadi bobot faktor-faktor strategis petani. 10. Menentukan skor terbobot dan prioritas Setelah diperoleh bobot tiap faktor strategis, dicari skor terbobot dengan cara mengalikan skor dari tiap faktor dengan bobot yang akan diperoleh dalam tiap faktor. Nilai dari skor terbobot ini digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi petani terhadap faktor strategis eksternal dan faktor strategis internalnya. 11. Penyusunan strategi dengan menggunakan matriks SWOT Selanjutnya menyusun faktor-faktor strategis dengan menggunkan matriks SWOT Tabel 3.1 Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL STRENGHTS S • Tentukan faktor- faktor kekuatan internal WEAKNESS W • Tentukan faktor- faktor kekuatan internal OPPORTUNITIES O • Tentukan faktor peluang eksternal STRATEGI S-O • Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W-O • Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang TREAT T • Tentukan faktor ancaman eksternal STRATEGI S-T • Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI W-T • Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan menghindari peluang Sumber : Rangkuti, 2009 Keterangan : • Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. • Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. • Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. • Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3. 5. Defenisi dan Batasan Operasional