Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Langkat produksi kedelai mengalami penurunan setiap tahunnya. Dan Desa Stabat Lama Barat merupakan
salah satu penghasil kedelai di Kecamatan Wampu yang merupakan pendorong dalam penentuan daerah penelitian.
3. 2. Metode Penentuan dan Penarikan Sampel
Responden penelitian ini terdiri dari 4 komponen yaitu: pejabat Dinas Pertanian Langkat, penyuluh, pedagang dan petani kedelai. Prosedur yang digunakan dalam
penentuan sampel adalah prosedur Nonprobability Sampling. Pengambilan sampel untuk petani dan pedagang menggunakan teknik Snowball Sampling yaitu cara
pengambilan sampel secara berantai, dimulai dari satu responden dan selanjutnya responden tersebut menunjukkan responden yang lain, demikian seterusnya, sehingga
dapat ditentukan responden untuk petani sebanyak 18 orang dan pedagang sebanyak 3 orang, sedangkan untuk pengambilan sampel untuk Dinas Pertanian Langkat dan
penyuluh menggunakan teknik purpossive sampling yaitu pertimbangan bahwa Dinas Pertanian Langkat dan penyuluh yang mengetahui tentang peningkatan produksi
kedelai. Responden Dinas Pertanian Langkat sebanyak 2 orang dan penyuluh 1 orang.
3. 3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data keadaan usaha tani dan latar belakang petani
diperoleh dari hasil pengamatan, sensus, serta wawancara langsung dengan responden, yaitu petani yang membudidayakan kedelai dan Penyuluh Pertanian
Lapang PPL setempat, dengan menggunakan daftar pertanyaankuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder seperti topografi wilayah dan data
kependudukan demografi diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan dari berbagai sumber referensi seperti buku dan internet.
3. 4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis masalah 1, 2 dan 3, digunakan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis
tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan terciptanya strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta
meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Selanjutnya untuk mengetahui hasil analisis berada diposisi mana, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
PELUANG
3. Mendukung 1. Mendukung
Strategi Turn-around Strategi Growth
KELEMAHAN KEKUATAN
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Defensif Diversifikasi
ANCAMAN Sumber : Fredy Rangkuty 2009
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy.
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan cara strategi
diversifikasi produkjasa.
Kuadran 3 : Usaha menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak,
ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal usaha sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih. Misalnya, Apple menggunakan stratregi peninjauan
kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri micro computer
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Langkah-langkah pembuatan SWOT, sebagai berikut: 1.
Menentukan tujuan penelitianobjek penelitian Langkah yang paling awal dalam membuat SWOT adalah dengan menentukan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peran petani dalam pengembangan kedelai.
2. Menentukan faktor-faktor lingkunganpengaruh
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kedelai pada petani akan ditemukan beberapa variabel yang akan menentukan pengembangan dan
peningkatan produksi pada kedelai. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan pra survey dan dari penelitian
sebelumnya diperoleh faktor-faktor strategis pengembangan usaha tani kedelai sebagai berikut :
a. Harga
b. Kondisi fisik dan mutu kedelai
c. Produksi kedelai
d. Jumlah input
e. Permintaan kedelai
f. Luas lahan
g. Sarana pendukung dan infrastruktur
h. Penguasaan Petani terhadap teknik budidaya kedelai
i. Tenaga kerja yang digunakan
j. Adanya lembaga pendukung permodalan yang menyediakan bantuan
seperti kredit simpan pinjam, pupuk, pestisida, mesin serta peralatan.
k. Adanya bantuan atau dukungan pemerintah.
l. Adanya tenaga pendamping Penyuluh Pertanian
m. Adanya saingan kedelai
3. Menentukan faktor strategis
Setelah diperoleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kedelai, kemudian dipilih faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi
pengembangan produksi kedelai. Faktor ini disebut sebagai faktor strategis. Pemilihannya ditentukan berdasarkan pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
4. Klasifikasi faktor strategis menjadi faktor internal dan faktor eksternal
Setelah diketahui faktor-faktor strategis, selanjutnya diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh petani atau faktor yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Langkat, penyuluh, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pengembangan kacang
kedelai, sedangkan faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh petani. 5.
Penentuan faktor S,W,O, dan, T berdasarkan Skor Setelah diklasifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal, kemudian disusun
kuisioner yang akan ditanyakan kepada responden untuk memperoleh penilaian setiap faktor. Skor masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1.
Setelah diperoleh skor setiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai rata- rata aritmatika dari seluruh responden sehingga dapat ditentukan apakah faktor
tersebut termasuk kedalam faktor eksternal peluang dan ancaman atau faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada internal 1 dan 2 termasuk kelemahan, 3 dan
4 adalah kekuatan. Pada eksternal 1 dan 2 termasuk ancaman, 3 dan 4 termasuk peluang.
6. Penentuan bobot
Setelah diperoleh skor tiap faktor kemudian dilakukan pembobotan setiap faktor. Pembobotan ini dilakukan dengan cara teknik komparasi berpasangan dengan
memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty 1998. Metode ini menggunakan model Pairwise Comparision Scale yaitu dengan membandingkan faktor yang satu
dengan faktor lainnya dalam satu hirarki berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing faktor. Rincian nilai kepentingan tersebut ditentukan
berdasarkan kemampuan responden untuk membedakan nilai antar faktor yang dipasangkan. Semakin besar kemampuan responden untuk membedakan, maka akan
semakin rinci juga pembagian nilanya. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari skala banding berpasangan yang ditemukan oleh Saaty 1998 dengan skala nilai
yang dimodifikasi hanya menggunakan skala nilai 1 sampai 3 sebagai berikut: 1 = kedua faktor sama pentingnya
2 = satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya 3 = satu faktor mutlak lebih penting dari pada faktor lainnya
7. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk tiap responden
Setelah diperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari tiap responden selanjutnya dibuat matriks penilaian tiap responden yang akan menjadi bobot dari tiap
faktor. 8.
Matriks perbandingan seluruh faktor untuk seluruh responden
Setelah diperoleh matriks perbandingan penilaian tiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai rata-rata geometris perbandingan dari seluruh responden dengan
rumus: G
Dimana : n = Jumlah responden
X
1
= Nilai faktor ke-i untuk responden 1 X
2
= Nilai faktor ke-i untuk responden 2 X
3
= Nilai faktor ke-i untuk responden 3 X
n
= Nilai faktor ke-i untuk responden n 9.
Normalisasi dan rata-rata bobot Setelah diketahui nilai rata-rata geometris, kemudian nilai rata-rata tersebut
dinormalisasikan untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor strategis. Nilai inilah yang akan menjadi bobot faktor-faktor strategis petani.
10. Menentukan skor terbobot dan prioritas
Setelah diperoleh bobot tiap faktor strategis, dicari skor terbobot dengan cara mengalikan skor dari tiap faktor dengan bobot yang akan diperoleh dalam tiap faktor.
Nilai dari skor terbobot ini digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi petani terhadap faktor strategis eksternal dan faktor strategis internalnya.
11. Penyusunan strategi dengan menggunakan matriks SWOT
Selanjutnya menyusun faktor-faktor strategis dengan menggunkan matriks SWOT
Tabel 3.1 Matriks SWOT
INTERNAL EKSTERNAL
STRENGHTS S •
Tentukan faktor- faktor kekuatan
internal WEAKNESS W
• Tentukan faktor-
faktor kekuatan internal
OPPORTUNITIES O •
Tentukan faktor peluang eksternal
STRATEGI S-O •
Ciptakan Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan
peluang STRATEGI W-O
• Ciptakan Strategi
yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
TREAT T •
Tentukan faktor ancaman eksternal
STRATEGI S-T •
Ciptakan Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T •
Ciptakan Strategi yang meminimalkan
kelemahan menghindari peluang
Sumber : Rangkuti, 2009 Keterangan :
•
Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
•
Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
•
Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
•
Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
3. 5. Defenisi dan Batasan Operasional