Analisis Kondisi Eksisting dari Faktor-faktor Strategis Dianalisis

32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Kondisi Eksisting dari Faktor-faktor Strategis Dianalisis

dengan Menggunakan Skor Faktor strategis yang mempengaruhi peningkatan produksi kedelai dibagi atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Dinas Pertanian Langkat, sedangkan faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang diluar kendali dari Dinas Pertanian Langkat.

5.1.1 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Internal Dianalisis dengan Skor

Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan produksi kedelai dilakukan oleh Dinas Pertanian seperti; program pengembangan kedelai, bantuan pemerintah mesin-mesin, pupuk, bibit, obat-obatan, fungsi lembaga, pelatihan, kebijakan harga. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal tersebut: Tabel 5.1. Penentuan Skor Faktor Internal No. Uraian Rata-rata skor Hasil Penilaian Sumber Keterangan Orang 1 Program Pengembangan Kedelai 4 Kekuatan Dinas Pertanian dan penyuluh 3 2. Bantuan Pemerintah 3 Kekuatan Dinas Pertanian dan penyuluh 3 3. Fungsi Lembaga 4 Kekuatan Dinas Pertanian dan penyuluh 3 4. Pelatihan 1 Kelemahan Dinas Pertanian dan penyuluh 3 5. Kebijakan Harga 1 Kelemahan Dinas Pertanian dan penyuluh 3 Sumber: Lampiran 4 Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor internal yang mempengaruhi peningkatan produksi kedelai terdapat 3 kekutan dan 2 kelemahan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Program Pengembangan Kedelai

Untuk meningkatkan produksi kedelai, diperlukan adanya program yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kekuatan. Sehingga para petani yang berbudidaya kedelai dapat meningkatkan produktivitas dan mutu kedelainya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pejabat Dinas Pertanian Langkat dan penyuluh pertanian, terdapat program pengembangan kedelai yang telah dilaksanakan. Program ini adalah Peningkatan Produksi Tanaman Pangan, melalui produktivitas dan mutu hasil pertanian, dengan kegiatan Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai. Kegiatan ini berlangsung sejak tahun 2015. Pelaksanaannya yaitu dengan memberikan bantuan berupa dana sebesar Rp. 1.804.000ha. Lahan yang digunakan adalah lahan kelompok tani. Melalui dana tersebut, petani dapat menggunakannya untuk membeli sarana produksi yang dibutuhkan. Sedangkan hambatan untuk program ini belum ada karna berlangsung masih setahun.

2. Bantuan pemerintah

Peran pemerintah khususnya dalam permodalan sangat penting, dimana pemerintah memberikan berbagai bantuan seperti subsidi pupuk atau BLP Bantuan Langsung Pupuk, BLBU Bantuan Langsung Benih Unggul, serta bantuan obat-obatan tanaman . Bantuan ini diberikan sekali per masa panen dan berkesinambungan. Hal ini diharapkan dapat membantu para petani yang memiliki keterbatasan terhadap modal. Sumber permodalan petani dalam menjalankan usaha tani kedelai berasal dari permodalan sendiri dan dari pembiayaan pemerintah yang digulirkan melalui bantuan seperti bantuan Bantuan Langsung Benih Unggul dan Bantuan Langsung Pupuk. Desa Stabat Lama Barat yang tergabung dalam kelompok tani telah menerima bantuan benih unggul sebanyak 40kgha. Bantuan langsung pupuk diterima, pupuk urea sebanyak 50 kgha, NPK 100kgha, SP36 50kg, surplus 3kgha. Dan bantuan obat-obatan seperti Agrobus 6liter, pestisida desis 200mg.

3. Fungsi Lembaga

Fungsi Lembaga merupakan kekuatan dalam faktor internal. Terdapat lembaga yang menaungi para petani yaitu, kelompok tani. Di desa Stabat Lama Barat terdapat 9 kelompok tani yang masing-masing anggotanya sebanyak 25 orang. Untuk meningkatkan produksi kedelai, dukungan suatu lembaga sangatlah diperlukan agar para petani dapat dijangkau dan sebagai perpanjangan tangan para petani untuk menerima bantuan-bantuan dan pelaksanaan program yang diberikan oleh Dinas Pertanian melalui kepala gapoktan.

4. Pelatihan

Pelatihan merupakan program yang dilakukan oleh Dinas Pertanian yang bertujuan untuk memberi arahan kepada para petani dalam bercocok tanam. Contoh pelatihan ini seperti Sekolah Lapang, Demplot, Ceramah. Tetapi Dinas Pertanian Langkat belum melakukan pelatihan kepada para petani, hanya sekedar arahan dari prnyuluh saja. Sehingga, pelatihan menjadi kelemahan dalam strategi peningkatan produksi kedelai. Pelatihan pernah dilakukan pada komoditi cabai, yaitu jenis pelatihan Sekolah Lapang yang bertujuan mengamati hama dan cara pemberantasannya.

5. Kebijakan Harga

Harga merupakan permasalahan yang paling dikeluhkan oleh petani, dikarenakan harga kedelai yang tidak stabil. Jika harga kurang dari Rp.5.000,00 rendah, tidak sedikit petani mengganti komoditas tanaman mereka menjadi tanaman yang memperoleh harga tinggi. Para petani mengharapkan kebijakan harga dari pemerintah setempat untuk melindungi hasil panen mereka pada saat harga sedang turun, tetapi Dinas Pertanian Langkat belum bisa mengabulkan dikarenakan mereka merasa belum bisa melakukannya.

5.1.2 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Eksternal Dianalisis dengan Menggunakan Skor

Faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman dalam peningkatan produksi kedelai yang dilakukan oleh Dinas Pertanian terdiri dari sarana pendukung dan infrastruktur, penguasaan petani terhadap teknik budidaya, luas lahan, jumlah input bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan, permintaan kedelai, harga input bibit, pupuk, pestisida, obat-obatan, dan alat-alat pertanian, harga jual kedelai di tingkat petani, permodalan, serangan HPT, pengalaman bertani. Tabel 5.2 Penentuan Skor Faktor Eksternal Sumber: Lampiran 5 Tabel 5.2 Menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor eksternal dalam peningkatan produksi kedelai terdapat 6 peluang dan 3 ancaman. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sarana pendukung dan infrastruktur

Areal penjemuran tidak menjadi permasalahan karena petani menjemur kedelai di lahan masing-masing. Sementara untuk menggiling kedelai, petani menyewa alat penggilingan. Prasarana transportasi merupakan salah satu pendukung untuk bisa tumbuh dan berinteraksi dengan wilayah lain. Kondisi jalan di Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu umumnya belum di aspal dan jalan menuju lahan masih berupa jalan berbatu. Kerusakan jalan juga sering terjadi dikarenakan ada beberapa ruas jalan tertentu yang rawan air genangan di musim penghujan. Tetapi apabila pada No. Uraian Rata-rata skor Hasil Penilaian Sumber Keterangan Orang 1. Sarana pendukung dan infrastruktur 2,1 Ancaman Petani 18 2. Penguasaan petani terhadap teknik budidaya 3,8 Peluang Petani 18 3. Luas Lahan 1,8 Ancaman Petani18 4. Jumlah input bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan 2,1 Ancaman Petani 18 5. Permintaan kedelai 3,2 Peluang Petani 18 6. Harga jual kedelai di tingkat petani 3,4 Peluang Petani 18 7. 8. Permodalan Serangan HPT 3,3 2,9 Peluang Peluang Petani 18 9. Pengalaman Bertani 3,7 Peluang petani 18 musim kering, hal ini tidak menjadi masalah bagi para petani. Transportasi yang biasa digunakan para petani untuk mengantarkan hasil kedelai mereka yaitu sepeda motor milik pribadi.

2. Penguasaan petani terhadap teknik budidaya

Penguasaan petani terhadap teknik budidaya kedelai dapat dilihat dari teknik penanaman, pemupukan, pemberantasan hama, dan sanitasi. 14 orang dari 18 petani sudah menggunakan bibit unggul yang diperoleh dari bantuan pemerintah. Seluruh petani sudah melakukan pemupukan dan pentingnya pemupukan terhadap tanaman kedelai. Semua petani menggunakan pestisida untuk pemberantasan hama dan penyakit yang sangat mempengaruhi produksi kedelai, karena petani sangat terganggu dengan hama yang dapat merusak hampir 30 tanaman. Upaya pemeliharaan tanaman yang dilakukan petani adalah penyiangan rumput yang tumbuh di sekitar tanaman kedelai.

3. Luas lahan

Desa Stabat Lama Barat mempunyai luas lahan 617 ha, untuk lahan sawah 127 ha, 334 ha lahan bukan sawah, 156 ha lahan non pertanian 126 ha. Dari hasil wawancara, dari 18 petani terdapat 12 orang yang memiliki lahan sendiri dan sisanya mengelola lahan milik kelompok tani. Luas lahan rata-rata sebesar 0,5ha. Untuk penggunaan lahan, petani melakukan pola tanam yang berubah-ubah. Pada musim kering, biasanya petani menanam kedelai, tetapi pada musim penghujan, petani menanam padi atau semangka. Hal ini berubah-ubah yang dipengaruhi oleh curah hujan dan harga komoditi yang tinggi.

4. Jumlah input

Input usaha tani yang digunakan petani dalam usaha tani kedelai adalah bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian. Dalam kegiatan usaha tani kedelai sebagian petani menggunakan bibit unggul yang diberikan oleh Dinas Pertanian. Sebagian besar petani tidak menggunakan pupuk sesuai anjuran yang diberikan Dinas Perkebunan karena terkadang merasa hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

5. Permintaan Kedelai

Permintaan kedelai tidak hanya dari dalam kecamatan tetapi juga dari luar kecamataan, seperti hinai bahkan dari provinsi, seperti aceh. Permintaan kedelai tergolong tinggi dan berkelanjutan. Permintaan ini dipicu oleh konsumsi masyarakat terhadap kedelai yang merupakan salah satu tanaman pangan yang penting.

6. Harga jual kedelai

Harga jual kedelai saat ini mencapai Rp 5.000,00 - Rp. 7.000,00kg. Jumlah Petani kedelai dan Pedagang Besar tidak seimbang. Dari 180 penduduk Desa Stabat Lama Barat yang bekerja dalam bidang pertanian namun hanya ada satu Pedagang Besar untuk kedelai. Petani bisa saja menjual kedelai langsung ke pasar kabupaten untuk memperoleh harga jual yang lebih tinggi namun karena keterbiasaan membuat petani memilih menjual kedelai kepada Pedagang Besar melalui Pedagang Pengumpul yang tinggal di desa meskipun dengan harga yang 10-20 lebih rendah.

7. Permodalan

Sumberdaya modal merupakan faktor penting dalam usaha tani kopi yang digunakan petani untuk memulai atau mengembangkan usaha. Permodalan dapat diperoleh dari modal sendiri dan modal yang berasal dari pinjaman non-lembaga seperti saudara, teman dan sebagainya. Sebagian petani kedelai di Desa Stabat Lama Barat berasal dari golongan sederhana dan memiliki pekerjaan sampingan. selain bercocok tanam kedelai pada musim kering, mereka menanam komoditi lain pada musim hujan seperti padi. Ada juga yang bekerja sebagai buruh, sehingga permodalan tidak menjadi terlalu masalah dalam menjalankan usaha tani kedelai. Di Desa Stabat Lama Barat tidak ada terdapat bank ataupun koperasi simpan pinjam dan lembaga pendukung permodalan.

8. Serangan Hama

Serangan hama merupakan salah satu keluhan petani. Banyak jenis hama yang menggangu tanaman kedelai, seperti ulat. Walaupun telah diberikan pestisida tetapi masih mengganggu. Selain itu, petani merasa produk yang dihasilkan tidak seperti yang diinginkan ketika dipasarkan baik dari segi kuantitas yang dapat merusak 30 hasil produksi maupun kualitas dikarenakan hama.

9. Pengalaman Bertani

Petani sudah terlibat dalam usaha tani kedelai sejak kecil menjadi tenaga kerja dalam keluarga TKDK di usaha tani kedelai milik orangtua masing-masing. Rata-rata pengalaman petani dalam usaha kedelai adalah 10 tahun. Pengalaman selama bertahun-tahun ini membantu dalam perkembangan kedelai. Petani yang sudah lama menjalankan usaha tani kedelai tentunya mengalami pengalaman lebih dalam usaha tani kedelai, misalnya petani sudah mengenal hama apa saja yang menyerang tanaman kedelai dan cara pemberantasannya, kapan waktu yang tepat untuk menanam kedelai dan sebagainya.

5.2 Pembobotan Faktor-faktor Strategis