Lampiran 9. Hasil Penilaian Faktor Eksternal
Responden 1 Penyuluh
Parameter A
B C
D E
F G
H I
A 1
3 13
13 13
13 13
3 3
B 13
1 13
13 13
13 13
3 3
C 3
3 1
3 3
13 13
3 3
D 3
3 13
1 13
1 13
13 13
E 3
3 13
3 1
13 13
3 13
F 3
3 3
1 3
1 3
3 3
G
3 3
3 3
3 13
1 3
3
H 13
13 13
3 13
13 13
1 13
I 13
13 13
3 3
13 13
13 1
Total 17.3
20 9.33
18.6 14.6
4.6 6.6
20 17.3
Responden 2 Pejabat Dinas Pertanian
Parameter A
B C
D E
F G
H I
A 1
3 13
13 3
13 3
3 13
B
13 1
13 13
13 13
3 3
13
C 3
3 1
13 13
13 3
3 13
D 3
3 3
1 3
13 3
13 13
E
13 3
3 13
1 13
3 13
13
F 3
3 3
3 3
1 3
13 13
G 13
13 13
13 13
13 1
13 13
H 13
13 13
3 3
3 3
1 3
I 3
3 3
3 3
3 3
13 1
Total 14.6
20 14.6
12 17.3
9.3 28
12 9.3
Responden 3 Pejabat Dinas Pertanian
Parameter A
B C
D E
F G
H I
A 1
1 1
1 13
13 13
1 1
B 1
1 13
1 13
13 1
1 1
C 1
3 1
1 13
13 1
1 1
D
1 1
1 1
13 13
1 1
1
E 3
3 3
3 1
13 3
3 3
F 3
3 3
3 3
1 3
3 3
G
3 1
1 1
3 13
1 1
1
H 1
1 1
1 13
13 1
1 1
I
1 1
1 1
13 13
1 1
1
Total 15
15 12.3
13 9
3.66 12.33
13 13
Keterangan
A : Sarana pendukung dan infrastruktur
B : Penguasaan petani terhadap teknik budidaya kedelai
C : Luas Lahan
D : Jumlah input bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan
E : Permintaan Kedelai
F : Harga Jual Kedelai di tingkat petani
G : Permodalan
H : Serangan Hama
I : Pengalaman Bertani
Lampiran 10. Hasil Perhitungan Nilai Rata - Rata Geometris Faktor Internal IFAS
Parameter
A B
C D
E Rata-
rata A
1.00 0.69
0.69 2.08
1.44 1.18
B
1.44 1.00
0.69 1.44
1.44 1.20
C
1.44 1.44
1.00 1.44
0.69 1.20
D
0.48 0.69
0.69 1.00
0.69 0.71
E
0.69 0.69
1.44 1.44
1.00 1.05
Total
5.06 4.52
4.52 7.41
5.27 5.36
Rumus:
n n
x x
x x
G ∗
∗ ∗
= .......
.
3 2
1
Ket : X
1
= Nilai sel i untuk sampel 1 X
2
= Nilai sel i untuk sampel 2 X
3
= Nilai sel i untuk sampel 3 X
n
= Nilai sel i untuk sampel n Contoh perhitungan mencari nilai rata - rata geometris :
1 1
1 1
3
= =
AA
G
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Nilai Rata - Rata Geometris Faktor Eksternal EFAS
Parameter A
B C
D E
F G
H I
Rata- rata
A
1.00 2.08
0.48 0.48
0.69 0.33
0.69 2.08
1.00 0.98
B
0.48 1.00
0.33 0.48
0.33 0.33
1.00 2.08
1.00 0.78
C
2.08 3.00
1.00 1.00
0.69 0.33
1.00 2.08
1.00 1.35
D
2.08 2.08
1.00 1.00
0.69 0.48
1.00 0.48
0.48 1.03
E
1.44 3.00
1.44 1.44
1.00 0.33
1.44 1.44
0.69 1.36
F
3.00 3.00
3.00 2.08
3.00 1.00
3.00 1.44
1.44 2.33
G
1.44 1.00
1.00 1.00
1.44 0.33
1.00 1.00
1.00 1.02
H
0.48 0.48
0.48 2.08
0.69 0.69
1.00 1.00
1.00 0.88
I
1.00 1.00
1.00 2.08
1.44 0.69
1.00 0.48
1.00 1.08
Total
13.01 16.64
9.74 11.64
9.99 4.53
11.14 12.09
8.62 10.82
n n
x x
x x
G ∗
∗ ∗
= .......
.
3 2
1
Ket : X
1
= Nilai sel i untuk sampel 1 X
2
= Nilai sel i untuk sampel 2 X
3
= Nilai sel i untuk sampel 3 X
n
= Nilai sel i untuk sampel n
Contoh perhitungan mencari nilai rata - rata geometris :
08 .
2 1
3 3
3
= ∗
=
AB
G
Lampiran 12. Normalisasi Bobot Faktor Internal
Parameter A
B C
D E
Rata- rata
A
0.20 0.15
0.15 0.28
0.27 0.21
B
0.28 0.22
0.15 0.19
0.27 0.23
C
0.28 0.32
0.22 0.19
0.13 0.23
D
0.09 0.15
0.15 0.13
0.13 0.13
E
0.14 0.15
0.32 0.19
0.19 0.20
Total
1.00 1.00
1.00 1.00
1.00 1.00
Keterangan:
A : Program Pengembangan Kedelai
B : Bantuan Pemerintah
C : Fungsi Lembaga Pendukung
D : Pelatihan
E : Kebijakan Harga
Lampiran 13. Normalisasi Bobot Faktor Eksternal Para
meter A
B C
D E
F G
H I
Rata- rata
A
0.08 0.13
0.05 0.04
0.07 0.07
0.06 0.17
0.12 0.09
B
0.04 0.06
0.03 0.04
0.03 0.07
0.09 0.17
0.12 0.07
C
0.16 0.18
0.10 0.09
0.07 0.07
0.09 0.17
0.12 0.12
D
0.16 0.13
0.10 0.09
0.07 0.11
0.09 0.04
0.06 0.10
E
0.11 0.18
0.15 0.12
0.10 0.07
0.13 0.12
0.08 0.13
F
0.23 0.18
0.31 0.18
0.30 0.22
0.27 0.12
0.17 0.22
G
0.11 0.06
0.10 0.09
0.14 0.07
0.09 0.08
0.12 0.09
H
0.04 0.03
0.05 0.18
0.07 0.15
0.09 0.08
0.12 0.08
I
0.08 0.06
0.10 0.18
0.14 0.15
0.09 0.04
0.12 0.10
Total
1.00 1.00
1.00 1.00
1.00 1.00
1.00 1.00
1.00 1.00
Keterangan
A : Sarana pendukung dan infrastruktur
B : Penguasaan petani terhadap teknik budidaya kedelai
C : Luas Lahan
D : Jumlah input bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan
E : Permintaan Kedelai
F : Harga Kedelai
G : Permodalan
H : Serangan Hama
I : Pengalaman Bertani
DAFTAR PUSTAKA
AntaraNews, 2013. Produksi Kedelai Terkendala Minat Petani. Diakses di http;m.antaranews.comberita395123produksi-kedelai-terkendala-minat-
petani 12 Januari 2015 Badan Pusat Statistik, 2009. Langkat Dalam Angka. www.bpssumut.co.id
Badan Pusat Statistik, 2010. Langkat Dalam Angka. www.bpssumut.co.id Badan Pusat Statistik, 2011. Langkat Dalam Angka. www.bpssumut.co.id
Badan Pusat Statistik, 2012. Langkat Dalam Angka. www.bpssumut.co.id Badan Pusat Statistik, 2013. Langkat Dalam Angka.
Faiq, Muhammad Hilmi. 2012. Petani Enggan Tanam Kedelai. www.bpssumut.co.id
Deptan. 2013. Sumatera Utara Mendukung Swasembada Kedelai.Diakses di http:balitkabi.litbang.deptan.go.idkilas-litbang1327-sumatera-utara-
mendukung-swasembada-kedelai.html .2013 pada tanggal 12 Januari 2016
http:regional.kompas.comread201207271713181Petani.Enggan. Tanam.Kedelai
. Medanbisnis,2015. Petani Sulit diarahkan Kembangkan Kedelai. Diakses di
http:mdn.biz.idn147685 12 Januari 2016 Sudaryanto, T. dan D. K. S. Swastika. 2007. Ekonomi Kedelai di Indonesia. Forum Agro
Ekonomi FAE Suhartono., R. A, dkk. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Tanaman Kedelai Glicine Max L Merril Pada Berbagai Jenis Tanah. EMBRYO
Sumarno. 2011. Perkembangan Teknologi Budidya Kedelai di Lahan Sawah.
Jurnal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor Supadi. 2009. Dampak Impor Berkelanjutan terhadap Tanaman Pangan. Jurnal.
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 7 Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta Tangendjaja, dkk. 2003. Teknologi Pakan Dalam Menunjang Industri Peternakan Di
Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perternakan. Bogor Tempo. 2014. Pemerintah Tambah Area Tanam Kedelai 340 Ribu Hektare. diakses di
http:www.tempo.coreadnews2014013009054960 12 Januari 2016 | 12:50
WIB Zakiah. 2011. Dampak Impor Terhadap Produksi Kedelai Nasional.
Jurnal Agrisep. Zakaria, Amar K. 2010. Kebijakan Pengembangan Budidaya Kedelai Menuju
Swasembada Melalui Partisipasi Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor.
15
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1. Metode Penentuan Daerah Penelitian. Penentuan daerah penelitian adalah secara purposive di Desa Stabat Lama Barat,
Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat. Hal ini berdasarkan pertimbangan dari Kabupaten Langkat yang merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Sumatera
Utara yang mengalami penurunan produksi terbesar, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 3. Produksi Kacang Kedelai Menurut Kabupaten ton Kabupaten
2009 2010
2011 2012
2013
1 Mandailing Natal 922
461 393
565 177
2 Tapanuli Selatan 435
866 507
693 297
3 Tapanuli Tengah 221
170 73
44 8
4 Labuhanbatu 132
4 59
312 4
5 A s a h a n 402
22 66
65 9
6 Simalungun 758
466 327
407 48
7 Deli Serdang 3 305
1 562 1 763
1 241 790
8 L a n g k a t 3 932
1 751 856
877 676
9 Samosir 20
5 2
39 20
10 Serdang Bedagai 2 415
2 812 6 174
319 317
11 Batu Bara 799
352 89
84 188
12 Padang Lawas Utara 204 53
127 160
11 13 Padang Lawas
319 315
265 223
149 14 Labuhanbatu Utara
X 348
384 307
64 15 B i n j a i
264 183
217 -
-
Sumatera Utara 14 206
9 438 11 426 5 419
3 229
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Langkat produksi kedelai mengalami penurunan setiap tahunnya. Dan Desa Stabat Lama Barat merupakan
salah satu penghasil kedelai di Kecamatan Wampu yang merupakan pendorong dalam penentuan daerah penelitian.
3. 2. Metode Penentuan dan Penarikan Sampel
Responden penelitian ini terdiri dari 4 komponen yaitu: pejabat Dinas Pertanian Langkat, penyuluh, pedagang dan petani kedelai. Prosedur yang digunakan dalam
penentuan sampel adalah prosedur Nonprobability Sampling. Pengambilan sampel untuk petani dan pedagang menggunakan teknik Snowball Sampling yaitu cara
pengambilan sampel secara berantai, dimulai dari satu responden dan selanjutnya responden tersebut menunjukkan responden yang lain, demikian seterusnya, sehingga
dapat ditentukan responden untuk petani sebanyak 18 orang dan pedagang sebanyak 3 orang, sedangkan untuk pengambilan sampel untuk Dinas Pertanian Langkat dan
penyuluh menggunakan teknik purpossive sampling yaitu pertimbangan bahwa Dinas Pertanian Langkat dan penyuluh yang mengetahui tentang peningkatan produksi
kedelai. Responden Dinas Pertanian Langkat sebanyak 2 orang dan penyuluh 1 orang.
3. 3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data keadaan usaha tani dan latar belakang petani
diperoleh dari hasil pengamatan, sensus, serta wawancara langsung dengan responden, yaitu petani yang membudidayakan kedelai dan Penyuluh Pertanian
Lapang PPL setempat, dengan menggunakan daftar pertanyaankuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder seperti topografi wilayah dan data
kependudukan demografi diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan dari berbagai sumber referensi seperti buku dan internet.
3. 4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis masalah 1, 2 dan 3, digunakan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis
tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan terciptanya strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta
meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Selanjutnya untuk mengetahui hasil analisis berada diposisi mana, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
PELUANG
3. Mendukung 1. Mendukung
Strategi Turn-around Strategi Growth
KELEMAHAN KEKUATAN
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Defensif Diversifikasi
ANCAMAN Sumber : Fredy Rangkuty 2009
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy.
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan cara strategi
diversifikasi produkjasa.
Kuadran 3 : Usaha menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak,
ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal usaha sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih. Misalnya, Apple menggunakan stratregi peninjauan
kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri micro computer
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Langkah-langkah pembuatan SWOT, sebagai berikut: 1.
Menentukan tujuan penelitianobjek penelitian Langkah yang paling awal dalam membuat SWOT adalah dengan menentukan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peran petani dalam pengembangan kedelai.
2. Menentukan faktor-faktor lingkunganpengaruh
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kedelai pada petani akan ditemukan beberapa variabel yang akan menentukan pengembangan dan
peningkatan produksi pada kedelai. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan pra survey dan dari penelitian
sebelumnya diperoleh faktor-faktor strategis pengembangan usaha tani kedelai sebagai berikut :
a. Harga
b. Kondisi fisik dan mutu kedelai
c. Produksi kedelai
d. Jumlah input
e. Permintaan kedelai
f. Luas lahan
g. Sarana pendukung dan infrastruktur
h. Penguasaan Petani terhadap teknik budidaya kedelai
i. Tenaga kerja yang digunakan
j. Adanya lembaga pendukung permodalan yang menyediakan bantuan
seperti kredit simpan pinjam, pupuk, pestisida, mesin serta peralatan.
k. Adanya bantuan atau dukungan pemerintah.
l. Adanya tenaga pendamping Penyuluh Pertanian
m. Adanya saingan kedelai
3. Menentukan faktor strategis
Setelah diperoleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kedelai, kemudian dipilih faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi
pengembangan produksi kedelai. Faktor ini disebut sebagai faktor strategis. Pemilihannya ditentukan berdasarkan pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
4. Klasifikasi faktor strategis menjadi faktor internal dan faktor eksternal
Setelah diketahui faktor-faktor strategis, selanjutnya diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh petani atau faktor yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Langkat, penyuluh, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pengembangan kacang
kedelai, sedangkan faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh petani. 5.
Penentuan faktor S,W,O, dan, T berdasarkan Skor Setelah diklasifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal, kemudian disusun
kuisioner yang akan ditanyakan kepada responden untuk memperoleh penilaian setiap faktor. Skor masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1.
Setelah diperoleh skor setiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai rata- rata aritmatika dari seluruh responden sehingga dapat ditentukan apakah faktor
tersebut termasuk kedalam faktor eksternal peluang dan ancaman atau faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada internal 1 dan 2 termasuk kelemahan, 3 dan
4 adalah kekuatan. Pada eksternal 1 dan 2 termasuk ancaman, 3 dan 4 termasuk peluang.
6. Penentuan bobot
Setelah diperoleh skor tiap faktor kemudian dilakukan pembobotan setiap faktor. Pembobotan ini dilakukan dengan cara teknik komparasi berpasangan dengan
memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty 1998. Metode ini menggunakan model Pairwise Comparision Scale yaitu dengan membandingkan faktor yang satu
dengan faktor lainnya dalam satu hirarki berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing faktor. Rincian nilai kepentingan tersebut ditentukan
berdasarkan kemampuan responden untuk membedakan nilai antar faktor yang dipasangkan. Semakin besar kemampuan responden untuk membedakan, maka akan
semakin rinci juga pembagian nilanya. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari skala banding berpasangan yang ditemukan oleh Saaty 1998 dengan skala nilai
yang dimodifikasi hanya menggunakan skala nilai 1 sampai 3 sebagai berikut: 1 = kedua faktor sama pentingnya
2 = satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya 3 = satu faktor mutlak lebih penting dari pada faktor lainnya
7. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk tiap responden
Setelah diperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari tiap responden selanjutnya dibuat matriks penilaian tiap responden yang akan menjadi bobot dari tiap
faktor. 8.
Matriks perbandingan seluruh faktor untuk seluruh responden
Setelah diperoleh matriks perbandingan penilaian tiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai rata-rata geometris perbandingan dari seluruh responden dengan
rumus: G
Dimana : n = Jumlah responden
X
1
= Nilai faktor ke-i untuk responden 1 X
2
= Nilai faktor ke-i untuk responden 2 X
3
= Nilai faktor ke-i untuk responden 3 X
n
= Nilai faktor ke-i untuk responden n 9.
Normalisasi dan rata-rata bobot Setelah diketahui nilai rata-rata geometris, kemudian nilai rata-rata tersebut
dinormalisasikan untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor strategis. Nilai inilah yang akan menjadi bobot faktor-faktor strategis petani.
10. Menentukan skor terbobot dan prioritas
Setelah diperoleh bobot tiap faktor strategis, dicari skor terbobot dengan cara mengalikan skor dari tiap faktor dengan bobot yang akan diperoleh dalam tiap faktor.
Nilai dari skor terbobot ini digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi petani terhadap faktor strategis eksternal dan faktor strategis internalnya.
11. Penyusunan strategi dengan menggunakan matriks SWOT
Selanjutnya menyusun faktor-faktor strategis dengan menggunkan matriks SWOT
Tabel 3.1 Matriks SWOT
INTERNAL EKSTERNAL
STRENGHTS S •
Tentukan faktor- faktor kekuatan
internal WEAKNESS W
• Tentukan faktor-
faktor kekuatan internal
OPPORTUNITIES O •
Tentukan faktor peluang eksternal
STRATEGI S-O •
Ciptakan Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan
peluang STRATEGI W-O
• Ciptakan Strategi
yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
TREAT T •
Tentukan faktor ancaman eksternal
STRATEGI S-T •
Ciptakan Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T •
Ciptakan Strategi yang meminimalkan
kelemahan menghindari peluang
Sumber : Rangkuti, 2009 Keterangan :
•
Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
•
Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
•
Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
•
Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
3. 5. Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
3. 5. 1. Defenisi
1. Usahatani kedelai adalah kegiatan mengusahakan mengelola komoditi
kedelai. 2.
Strategi pengembangan kedelai adalah cara-cara yang efisien dan sistematis untuk mengembangkan komoditi kedelai di masa yang akan datang.
3. Kekuatan adalah faktor internal yang mendukung usahatani kedelai.
4. Kelemahan adalah masalah atau kekurangan yang perlu diminimalkan dalam
usahatani kedelai yang berasal dari dalam atau internal. 5.
Ancaman adalah masalah-masalah yang perlu dihindari dalam usahatani kedelai yang berasal dari luar atau eksternal.
6. Peluang adalah kesempatan-kesempatan yang mendukung usahatani kedelai.
7. Kondisi fisik dan mutu kedelai adalah keadaan fisik dan mutu kedelai yang
dijual Petani kepada Pedagang Pengumpul. 8.
Produksi kedelai adalah produksi kedelai dalam satuan ton per hektar per tahun.
9. Pengalaman Petani dalam mengusahakan kedelai adalah pengalaman
petani menjalankan usaha tani kedelai dalam satuan tahun. 10.
Penguasaan Petani terhadap teknik budidaya kedelai adalah ukuran penguasaan petani menerapkan teknik budidaya kedelai dalam usaha taninya
yang dilihat dari empat poin penilaian, yaitu penggunaan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman dan pemetikan.
11. Luas lahan adalah luas usaha tani kedelai yang dimiliki petani dalam satuan
hektar. 12.
Jumlah input adalah ukuran penggunaan input usahatani yang digunakan bibit, pupuk, pestisida dilihat dari kesesuaian rekomendasi dosis dan
ketepatan waktu. 13.
Permintaan kedelai adalah permintaan kedelai dalam satuan kilogram per hektar per tahun.
14. Harga input rata-rata adalah harga input usahatani bibit, pupuk dan pestisida
atau obat-obatan yang diterima petani. 15.
Harga jual kedelai adalah harga jual kedelai di tingkat Petani. 16.
Lembaga pendukung permodalan adalah lembaga yang menyediakan bantuan pendukung permodalan seperti kredit simpan pinjam, pupuk, pestisida
ataupun mesin-mesin pertanian. 17.
Bantuan pemerintah adalah bantuan yang diberikan Pemerintah setempat kepada Petani kedelai atau yang terkait dengan usahatani kedelai.
18. Tenaga pendamping adalah Penyuluh Pertanian yang bertugas mendampingi
dan membimbing Petani kedelai dalam menjalankan usahataninya
19. Sarana pendukung dan infrastruktur adalah fasilitas – fasilitas pendukung
usahatani kedelai di daerah penelitian. 20.
Tenaga kerja yang digunakan, yaitu kecukupan tenaga kerja yang digunakan dilihat dari segi jumlah tenaga kerja dan jenis tenaga kerja apakah merupakan
tenaga kerja dalam keluarga TKDK ataukah tenaga kerja luar keluarga TKLK.
21. Posisi tawar adalah siapa yang menentukan harga dalam jual-beli kedelai di
daerah penelitian. 22.
Akses pasar adalah jarak antara usahatani kedelai dengan pasar Kabupaten.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu,
Kabupaten Langkat.
2. Responden adalah Petani yang fokus membudidayakan Kedelai, Penyuluh
Pertanian Lapang PPL setempat, Kepala Desa Stabat Lama Barat.
3. Penelitian dilakukan pada tahun 2015.
27
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Stabat Lama Barat Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, berikut ini adalah deskripsi daerah penelitian:
4.1.1 Keadaan Umum Wilayah
Desa Stabat Lama Barat terletak pada ketinggian 4 m dpl dengan luas wilayah 6,57 km
2
dan luas lahan 617 ha. Letak Geografis di Lintang Utara : 3,7746333 dan Bujur Timur : 98,44028700. Desa stabat Lama Barat berjarak 12 km dari Ibukota
Kecamatan. Terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan April sampai dengan bulan Mei dan musim hujan
kedua mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember. Arah angin terbagi dua yaitu angin yang berhembus dari arah Barat kira-kira bulan Agustus sampai dengan
bulan Mei. Dari arah Timur dan Tenggara antara bulan Juni sampai dengan bulan Desember.
Desa Stabat Lama Barat mempunyai batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kecamatan Hinai Sebelah Selatan
: Kecamatan Stabat Sebelah Timur
: Kecamatan Stabat Sebelah Barat
: Desa Stabat Lama Program Penyuluh Pertanian Desa Stabat Lama Barat, 2015
4.1.2 Tata Guna Lahan
Desa Stabat Lama Barat mempunyai luas lahan 617 ha, untuk lahan sawah 127 ha, 334 ha lahan bukan sawah, 156 ha lahan non pertanian 126 ha. Kedelai ditanam di
lahan sawah dengan penggunaan komoditi berbeda selama setahun yaitu dengan urutan palawija-palawija-padi.
4.1.3 Keadaan Penduduk
Desa Stabat Lama Barat memiliki 11 dusun. Jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah sebanyak 5.376 jiwa dan jumlah rumah tangga 1.323, dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 2.728 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2.468 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk Desa Stabat Lama Barat mencapai 871 jiwakm
2
. Hal ini berarti dalam setiap 1 km
2
terdapat 871 jiwa Wampu dalam Angka, 2014.
4
.1.4 Penduduk menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Desa Stabat Lama Barat ada bermacam-macam, yaitu:
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Pekerjaan
Jumlah jiwa Persentase
Bidang Pertanian 334
20,18 PNSABRI
63 3,8
Industri Kerajinan Perdagangan
Angkutan Buruh
244 275
56 467
14,7 16,6
3,3 28,2
Lainnya 221
13,3
Jumlah 1.655
100
Sumber: Wampu dalam angka 2014
Dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa mata pencaharian terbanyak di Desa Raya adalah buruh yaitu sebanyak 467 jiwa, sedangkan mata pencaharian terkecil adalah
angkutan sebanyak 56 jiwa.
4.2 Karakteristik Petani dan usahatani