BAB II PENGATURAN PERDAGANGAN PRODUK FARMASI DALAM SISTEM
HUKUM INDONESIA
A. Pengaturan Perdagangan di Indonesia Menurut Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
Perdagangan merupakan pilar pertumbuhan ekonomi seluruh Negara dunia. Perdagangan antar negara sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu.
Kebijakan perdagangan Indonesia sendiri mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dan kebijakan
penguasa pada masanya
27
. Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi Barang danatau Jasa di dalam negeri dan melampaui batas
wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas Barang danatau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi
28
27
Sjamsul Arifin et.al II , Op. Cit, hlm. 252.
28
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Pasal 1 angka 1.
. Perdagangan adalah sektor yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa . Bagi
suatu bangsa, khususnya Bangsa Indonesia dengan kondisi ekonomi yang bersifat terbuka, perdagangan adalah hal yang sangat vital dalam upaya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, meningkatkan pelaksanaan pembangunan nasional, mewujudkan pemerataan pembangunan berikut hasil-
hasilnya serta memelihara kemantapan stabilitas nasional. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
kebijakan perdagangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional.
29
Barang-barang atau jasa yang laku diperdagangkan adalah barang-barang yang memiliki nilai tambah. Nilai tambah suatu barang didapatkan dari kegiatan
industri. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi
masyarakat. Pengaturan kegiatan perdagangan bertujuan antara lain :
30
1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional ;
2. meningkatkan penggunaan dan Perdagangan Produk Dalam Negeri
3. meningkatkan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan
pekerjaan ; 4.
menjamin kelancaran Distribusi dan ketersediaan Barang kebutuhan pokok dan Barang penting ;
5. meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasarana Perdagangan ;
6. meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan koprasi , usaha
mikro, kecil,dan menengah, serta Pemerintah dan swasta ; 7.
meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional ; 8.
meningkatkan citra Produk Dalam Negeri, akses pasar, dan Ekspor nasional ;
9. meningkatkan Perdagangan produk berbasis sistem kreatif ;
10. meningkatkan perlindungan konsumen ;
29
H.S. Kartadjoemena, GATT Dan WTO Sistem, Forum Dan Lembaga Internasional Di Bidang Perdagangan Jakarta : UI-Press, 2002, hlm. iii.
30
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Pasal 3.
Universitas Sumatera Utara
11. meningkatkan penggunaan SNI ;
12. meningkatkan perlindungan sumber daya alam ; dan
13. meningkatkan pengawasan Barang danatau Jasa yang
diperdagangkan. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
mengatur mengenai lingkup pengaturan perdagangan yang meliputi :
31
1. perdagangan Dalam Negeri ;
2. perdagangan Luar Negeri ;
3. perdagangan Perbatasan ;
4. standarisasi ;
5. perdagangan Melalui Sistem Elektronik ;
6. perlindungan dan Pengamanan Perdagangan ;
7. pemberdayaan koperasi serta usaha mikro,kecil, dan menengah ;
8. pengembangan Ekspor ;
9. Kerja Sama Perdagangan Internasional ;
10. Sistem Informasi Perdagangan ;
11. Tugas dan Wewenang Pemerintah di bidang Perdagangan ;
12. Komite Perdagangan Nasional ;
13. Pengawasan ;
14. Penyidikan
Selain lingkup pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, juga diatur Jasa yang dapat diperdagangkan seperti :
32
31
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 4 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
1. Jasa Bisnis ;
2. Jasa Distribusi ;
3. Jasa Komunikasi ;
4. Jasa Pendidikan ;
5. Jasa Lingkungan Hidup ;
6. Jasa Keuangan ;
7. Jasa Konstruksi dan teknik terkait ;
8. Jasa Kesehatan dan Sosial ;
9. Jasa rekreasi,kebudayaan, dan olahraga ;
10. Jasa Pariwisata ;
11. Jasa Transportasi ;
12. Jasa lainnya.
Pemerintah mengatur mengenai kegiatan perdagangan Dalam Negeri melalui kebijakan dan pengendalian.
33
. Dalam rangka pengembangan, pemberdayaan, dan Penguatan Perdagangan Dalam Negeri, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, danatau pemangku kepentingan lainnya secara sendiri- sendiri atau bersama-sama mengupayakan peningkatan penggunaan Produk
Dalam Negeri.
34
32
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 4 ayat 2.
33
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 5 ayat 1.
34
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 22 ayat 1.
Peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri dilakukan melalui upaya promosi, sosialisasi, atau pemasaran dan menerapkan kewajiban
Universitas Sumatera Utara
menggunakan Produk Dalam Negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dewasa ini perkembangan perekonomian yang semakin pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk
ditandai dengan berbagai peristiwa dunia, seperti dibentuknya Organisasi Perdagangan Internasional World Trade Organization WTO, blok-blok
perdagangan regional seperti ASEAN Free Trade Area AFTA, maupun Asia Pasific Economy Cooperation APEC,
35
dan saat ini memasuki era ASEAN Economic Community AEC. Salah satu bentuk nyata dari globalisasi adalah
terjadinya kegiatan perdagangan antar negara yang kemudian dikenal dengan perdagangan internasional. Perdagangan internasional adalah kegiatan
transaksi dagang antara satu negara dengan negara lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa dan dilakukan melewati batas daerah suatu negara.
36
Perdagangan internasional juga diartikan sebagai perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara lain atas kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antara individu dengan individu, individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah lain.
37
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 mengenai Perdagangan diatur juga mengenai Perdagangan Luar Negeri yaitu diatur dalam Pasal 38.
Pemerintah mengatur mengenai kegiatan Perdagangan Luar Negeri melalui
35
Joni Emirzon, Aspek-Aspek Hukum Perusahaan Jasa Penilai Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2000, hlm.1.
36
Ismawanto, Perdagangan Internasional http: belajar.blogspot.com 201203 Perdagangan-Internasional.html diakses tanggal 18 Maret 2016.
37
Abdul Wahid, Makalah Perdagangan Internasional, http:ekonomi- ahidogank.blogspot.com201305makalah-perdagangan-internasional.html diakses pada tanggal
18 Maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dan pengendalian di bidang Ekspor dan Impor.
38
Kebijakan dan Pengendalian Perdagangan Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada Pasal 38
ayat 1 diarahkan untuk :
39
1. Peningkatan daya saing produk Ekspor Indonesia ;
2. Peningkatan dan perluasan akses pasar di luar negeri ; dan
3. Peningkatan kemampuan Eksportir dan Importir sehingga menjadi
Pelaku Usaha yang andal. Pengendalian Perdagangan Luar Negeri meliputi, perizinan, standar,
pelarangan dan pembatasan. Ekspor barang dilakukan oleh pelaku usaha yang telah terdaftar dan telah ditetapkan sebagai eksportir sehingga eksportir tersebut
yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap barang yang diekspor. Eksportir yang tidak bertanggung jawab terhadap barang yang di ekspor akan
dikenai sanksi administratif berupa pencabutan perizinan, persetujuan, pengakuan danatau penetapan dibidang perdagangan. Sementara dalam hal Impor, Impor
barang hanya dapat dilakukan oleh importer yang memiliki pengenal sebagai Importir berdasarkan penetapan Menteri.
40
38
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 38 ayat 1.
39
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 38 ayat 2.
40
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 45 ayat 1
Sama halnya dengan ekpsortir, Importir barang juga yang harus bertanggung jawab atas barang yang diimpor.
Dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan setiap Importir wajib mengimpor Barang dalam keadaan baru, akan tetapi dalam
hal tertentu Menteri dapat menetapkan Barang yang diimpor dalam keadaan tidak
Universitas Sumatera Utara
baru. Surat persetujuan Impor atas Barang dalam keadaan tidak baru sebagaimana dimaksud pada Pasal 47 diserahkan pada saat menyelesaikan kewajiban pabean
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan di bidang Kepabeanan.
41
B. Pembebasan Bea Masuk atas impor obat-obatan