Keaslian Penulisan Tinjauan Pustaka 1. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA

Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan skripsi ini adalah : 1. Manfaat teoritis Tulisan ini memberikan pengetahuan mengenai perdagangan bebas di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA dan juga mengenai pemberian jaminan produk halal terkhusus dibidang produk farmasi yang ditinjau dari Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. 2. Manfaat praktis Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, dan menambah wawasan masyarakat untuk dapat mengetahui tentang perlindungan hukum terhadap produsen farmasi pada era pasar tunggal ASEAN yang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentan Jaminan Produk halal. Uraian ini juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dan para peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang lebih dalam mengenai pemberian jaminan produk halal.

D. Keaslian Penulisan

Untuk mengetahui keaslian penulisan, dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dalam penelusuran yang dilakukan, ditemukan salah satu penelitian skripsi yang telah dilakukan oleh Alumnus Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terkait dengan Jaminan Produk Halal yang berjudul Pemberian Jaminan produk Halal Terhadap Konsumen Muslim Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Universitas Sumatera Utara Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal oleh Richard Chandra. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut mengkaji mengenai aspek perlindungan terhadap konsumen muslim atas produk yang beredar yang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal. Sedangkan penelitian skripsi ini mengkaji mengenai perlindungan hukum terhadap produsen farmasi pada Era Pasar Tunggal ASEAN atas produk yang diproduksi melalui Undang-Undang Jaminan Produk Halal. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban.

E. Tinjauan Pustaka 1. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA

Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA atau ASEAN Economic Community AEC merupakan konsep yang mulai digunakan dalam Declaration Of ASEAN Concord II Bali Concord II, Bali, Oktober 2003. MEA adalah salah satu pilar perwujudan ASEAN Vision, bersama- sama dengan ASEAN Security Community ASC dan ASEAN Socio- Cultural Community ASCC. Pembentukan MEA dilakukan melalui empat kerangka strategis, yaitu pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan perekonomian global. Pencapaian MEA melalui penciptaan pasar tunggal dan kesatuan basis Universitas Sumatera Utara produksi, ditujukan sebagai upaya perluasan melalui integrasi regional untuk mencapai skala ekonomis yang optimal. Melalui proses integrasi ekonomi maka ASEAN secara bertahap menjadi kawasan yang membebaskan perdagangan barang dan jasa serta aliran faktor produksi modal dan tenaga kerja, sekaligus harmonisasi peraturan-peraturan terkait lainnya. 19

2. Pasar Bebas

Definisi Pasar Bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas juga dapat di definiskan sebagai tidak adanya hambatan buatan hambatan yang dibuat pemerintah dalam perdagangan-perdagangan individual dan perusahaan- perusahaan yang berada di negara yang berbeda. 20

3. Pelaku Usaha

Dalam pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menentukan bahwa “pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha ,baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Jenis-jenis Pelaku Usaha : 19 Sjamsul Arifin et.al I, Op. Cit, hlm 10. 20 Anonim, http:www.academia.edu9966244pasar bebas diakses tanggal 6 Maret 2016 . Universitas Sumatera Utara 1. Badan Usaha yang berbadan hukum 2. Badan Usaha yang tidak berbadan hukum Perbedaan dari keduanya yaitu badan usaha yang bukan merupakan badan hukum tidak dipersamakan kedudukannya sebagai orang sehingga tidak memiliki kekayaan para pendirinya. 21

4. Produk Halal

Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor.518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Kemudian proses-proses yang menyertai dalam suatu produk agar termasuk dalam klasifikasi halal adalah proses yang sesuai dengan standar halal yang telah ditentukan oleh agama Islam. 22 Bahan yang berasal dari hewan yang diharamkan sebagaimana dimaksud, meliputi : 23 1. bangkai ; 2. darah ; 3. babi ; danatau 4. hewan yang disembelih tidak sesuai dengan Syariat. 21 Irma Devita, ”Kiat-Kiat Cerdas,Mudah,dan Bijak Mendirikan Badan Usaha”, Bandung:Kaifa, 2010, hlm. 2. 22 Anonim, www.lpommui.or.id , Pengertian Halal diakses pada tanggal 17 Maret 2016 23 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal 18 ayat 1. Universitas Sumatera Utara Kemudian bahan yang berasal dari tumbuhan selama tidak memabukkan danatau membahayakan kesehatan bagi orang yang mengkonsumsinya adalah halal.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Pemberian Jaminan Produk Halal Terhadap Konsumen Muslim Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

1 79 111

Perlindungan hukum bagi konsumen Muslim terkait penyelesaian sengketa sebelum dan sesudah disahkannya undang-undang nomor 33 tahun 2014 tentang janinan produk halal

2 76 0

HAK CIPTA SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 49 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 0 10

UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2 014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

0 0 40

Perlindungan Hukun Terhadap Produsen Farmasi Pada Era Pasar Tunggal ASEAN Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

0 0 7

Perlindungan Hukun Terhadap Produsen Farmasi Pada Era Pasar Tunggal ASEAN Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

0 1 23

Perlindungan Hukun Terhadap Produsen Farmasi Pada Era Pasar Tunggal ASEAN Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

0 1 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukun Terhadap Produsen Farmasi Pada Era Pasar Tunggal ASEAN Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

0 0 19

BAB II PENGATURAN PEMBERIAN JAMINAN PRODUK HALAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL A. Kewajiban Muslim untuk Mengkonsumsi Produk Halal berdasarkan Al- quran dan Hadist - Pemberian Jaminan Produk Halal Terhadap Kons

1 1 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pemberian Jaminan Produk Halal Terhadap Konsumen Muslim Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

0 0 15