c. Monitoring harga bahan pangan statergis dan lokal
d. Monitoring pengadaan penyajian penyaluran cadangan pangan
e. Monitoring daerah rawan pangan
f. Monitoring kewaspadaan pangan bencana alam dan gangguan
OPT g.
Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan h.
Monitoring mutu dan keamanan pangan i.
Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan 6.
Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek– aspek ketahanan pangan ketersediaan, distribusi,
penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan dan keamanan pangan.
7. Memantau mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan
pangan, terutama sembilan bahan pokok. 8.
Mengkoordinasikan pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan
keamanan pangan.
2.1.2 Kebijakan – kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk
Peningkatan Pangan
Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan
meliputi berbagai aspek diantaranya adalah:
1. Kebijakan dalam aspek ketahanan pangan:
a. Menjaga ketersediaan pangan melalui upaya – upaya
peningkatan produksi dan produktivitas bahan nabati dan
Universitas Sumatera Utara
hewani sesuai potensi wilayah masing – masing yang diwujudkan melalui 4 empat usaha pokok yaitu intensivikasi,
ekstensivikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi dengan 8delapan langkah kegiatan utama, yaitu:
1. Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok
petani KUD, Koptan dan lain – lain 2.
Pemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi benih, pupuk, obat – obatan dan lain – lain
3. Penyediaan dan penyalura kredit modal
4. Peningkatan mutu teknologi
5. Peningkatan kinerja penyuluh
6. Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil
7. Peningkatan mutu koordinasi
8. Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.
b. Perlunya menata ulang kembali mekanisme tata cara pengadaan
dan penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan pemerintah daerah sehingga pupuk betul – betul tersedia
ditengah – tengah petani yang memenuhi prinsip enam tepat.
c. Tingkat ketersediaan bahan pangan yang bersumber dari
produksi lokal harus diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yaitu sesuai dengan tingkat kebutuhan dan jika terjadi
kelebihan surplus diprioritaskan untuk perdagangan antar provinsi maupun eksport.
Universitas Sumatera Utara
d. Mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap melaksanakan
larangan import beras tahun 2005 dan tahun 2006, menginat cadangan dan produksi cukup tinggi.
e. Untuk memantapkan ketersediaan gula, pemerintah dihimbau
untuk memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan import gula melalui importir daerah
sehingga lebih memudahkan dalam pengawasan.
2. Kebijakan dalam aspek distribusi:
a. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi
pangan dalam daerah dan antar daerah untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga.
b. Peningkatan efisiensi kelancaran distribusi bahan pangan
melalui informasi berbagai peraturaan yang menghambat lalu lintas perdagangan, pengembangan sasaran dan prasarana
distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen. c.
Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun
antar wilayah.
d. Penguatan pasar yang bukan saja antar provinsi tetapi juga
eksport serta pengembangan kemitraan pemasaran hasil.
3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi:
Universitas Sumatera Utara
a. Melakukan upaya –upaya diverifikasi konsumsi pangan yang
beragam, bergizi dan berimbang serta aman, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah dengan mengutamakan sumber
pangan lokal untuk mencegah ketergantungan terhadap satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan
PPH. b.
Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat.
c. Peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan yang
seimbang baik jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi. d.
Peningkatan konsumsi bahan pangan lokal sebagai basis pada non beras.
4. Kebijakan dalam aspek kewaspadaan dan keamanan pangan:
a. Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan sertsa
mengembangkan cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam, kerawanan pangan kronis, dan
lain – lain yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam 3 bulan.
b. Peningkatan kemampuan fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan
dan Gizi SKPG. c.
Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi kerawanan pangan kronis serta pengembangan jaringan
Universitas Sumatera Utara
pengamanan pangan bagi kelompok rawan pangan transien mendadak karena bencana alam dan sosial.
d. Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan.
5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan:
a. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang –
kurangnya 1 per tahun sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma Tahun 1996 pada KKT Pangan Dunia melaluo
Pembangunan Ketahanan Pangan di pedesaan dan perkotaan. b.
Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber – sumber dana masyarakat yang memadai yang dimulai pada
tahun 2005.
6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan
pangan: Meningkatkan pemberian bantuan langsung masyarakat baik
berupa dana penguatan modal bagi lembaga ekonomi pedesaan maupun bantuan dana berupa penguatan modal usaha kelompok
petani di pedesaan.
2.2 Konsep Dasar Statistika