Pasal 3 mengatur cara penyelesaian secara damai melalui musyawarah atau perundingan apabila terdapat perselisihan yang timbul dari penafsiran atau
pelaksanaan perjanjian kedua negara.
B. Pelaksanaan Perjanjian Antara Indonesia Dan Singapura
Perjanjian Internasional adalah hasil kesepakatan yang dibuat oleh subyek hukum internasional baik yang berbentuk bilateral, reginal maupun multilateral.
Perjanjian Bilateral adalah perjanjian apabila yang menjadi pihak dua negara, sedangkan regional adalah perjanjian apabila yang menjadi pihak negara-negara
dalam satu kawasan sedangkan multilaretal adalah perjanjian yang apabila pihaknya lebih dari dua negara atau hampir seluruh negara di dunia dan tidak
terikat dalam satu kawasan tertentu. Sedangkan menurut Konvensi Wina Pasal 2 1969, Perjanjian Internasional treaty didefinisikan sebagai:
“Suatu Persetujuan yang dibuat antara negara dalam bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau lebih
instrumen yang berkaitan dan apapun nama yang diberikan padanya.” Definisi ini kemudian dikembangkan oleh pasal 1 ayat 3 Undang-undang
Republik Indonesia nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri yaitu: Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebuitan apapun,
yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau
subyek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pasal 38 1 Piagam Makamah Internasional, Perjanjian Internasional merupakan salah satu sumber hukum Internasional. perjanjian
Internasional yang diakui oleh pasal 38 1 Piagam Makamah Internasional hanya perjanjian
– perjanjian yang dapat membuat hukum Law Making treaty. Istilah lain untuk perjanjian internasional antara lain : traktat treaty, pakta pact,
konvensi convention,
piagam statute, charter,
declaration, protocol,
arrangement, accord, modus vivendi, covenant dsb.
68
Sebagai negara anggota PBB, maka Indonesia dan Singapura harus menyelesaikan masalah yang mereka punya dengan cara damai. Karena hal itu
sudah tertulis jelas dalam pasal 279, 280 dan 281 UNCLOS, yaitu:
Pasal 279 Kewajiban untuk menyelesaikan sengketa dengan damai
Negara-negara Peserta harus menyelesaikan setiap sengketa antara mereka perihal interpretasi atau penerapan Konvensi ini dengan cara damai sesuai dengan Pasal 2
ayat 3 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan, untuk tujuan ini, harus mencari penyelesaian dengan cara sebagaimana ditunjukkan dalam Pasal 33 ayat 1 Piagam
tersebut.
Pasal 280 Penyelesaian sengketa dengan sesuatu cara damai yang
dipilih oleh Para pihak
68
Abna Mufid, Makalah perjanjian internasional, http:abnablackwhite.blogspot.com201 401makalah-perjanjian-internasional.html, di akses pada tanggal 12 juni 2014 jam 20:59
Universitas Sumatera Utara
Tiada sesuatupun dalam Bab ini mengurangi hak Negara-negara Peserta manapun untuk bersepakat pada setiap waktu menyelesaikan sengketa antara mereka
perihal interpretasi atau penerapan Konvensi ini dengan cara damai apapun yang mereka pilih sendiri.
Pasal 281 Prosedur yang ditempuh dalam hal tidak dicapai
penyelesaian oleh para pihak
1. Apabila Negara-negara Peserta yang menjadi pihak dalam sengketa perihal interpretasi atau penerapan. Konvensi ini telah bersepakat untuk mencari
penyelesaian sengketa tersebut dengan cara damai yang mereka pilih sendiri, maka prosedur-prosedur yang ditetapkan dalam Bab ini berlaku hanya dalam
hal tidak dicapai penyelesaian dengan menempuh cara demikian dan kesepakatan antara para pihak tidak menutup kemungkinan adanya prosedur
lanjutan apapun. 2. Apabila para pihak juga telah bersepakat mengenai ketentuan ayat 1 berlaku
hanya setelah berakhirnya batas waktu, maka ketentuan ayat 1 berlaku hanya setelah berakhirnya batas waktu tersebut.
Dan perjanjian yang dilakukan oleh kedua pihak yaitu Indonesia dan Singapura terkait dengan perjanjian perbatasan yang di tanda tangani tahun 2010
berjalan dengan baik. Masing masing negara tidak ada yang melanggar perjanjian
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Karena pada awalnya hubungan kedua negara juga tidak mengalami banyak masalah. Meskipun begitu ada beberapa hal yang perlu diselesaikan antara
Indonesia dan Singapura yaitu masalah pelarangan ekspor pasir dan granit yang sangat dibutuhkan oleh sektor konstruksi Singapura.
69
C. Langkah-Langkah Strategis Yang Bisa Diambil Indonesia Mengenai Kepemilikan Pulau Nipa