dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1973 tentang Perjanjian Antara Republik Indonesia dan Republik Singapura mengenai Penetapan Garis
Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selat Singapura Tahun 1973. Peraturan perundangan nasional:
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS 1982. - Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia juncto
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2002 tentang
Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.
80
2. Penarikan Garis Pangkal laut Terluar Indonesia Yang Berbatasan Dengan Singapura
Perbatasan Maritim Indonesia – Singapura terbagi 3 segmen :
a. Segmen Tengah yang telah disepakati dan ditandatangani tanggal 25 Mei 1973 dalam UU No. 7 Tahun 1973
b. Segmen Barat ditandatangani tanggal 10 Maret 2009 di Jakarta dan diratifikasi dengan UU No. 4 Tahun 2010 :
c. Segmen Timur yang masih dalam proses perundingan. Penetapan batas laut wilayah di Selat Singapura segmen timur terbagi menjadi
2dua wilayah perundingan, yaitu :
80
Abdul muhaimin,
Penarikan Garis
Pangkal Lurus
Kepulauan, http:amrmulsin.blogspot.com201405penarikan-garis-pangkal-lurus-kepulauan.html, di akses
pada tanggal 27 Juni 2014 jam 15:09.
Universitas Sumatera Utara
a. Segmen Timur I perairan sekitar Changi - Batam dan b. Segmen timur II perairan sekitar South Ledge - Middle Rock - PedraBranca
Perundingan penetapan batas laut teritorial Segmen Timur Selat Singapura telahdilaksanakan sebanyak 3 tiga kali perundingan terakhir dilaksankan di
Balitanggal 8 –9 Februari 2012, yang mendiskusikan mengenai Term of Reference
TOR dan area delimitasi penarikan garis batas laut teritorial segmen Timur Selat Singapura, sedangkan penetapan garis batas laut territorial di sekitar perairan
South Ledge akan dirundingkan pada tahap berikutnya karena Pasca keputusan International Court of Justice ICJ atas kepemilikan Karang PedraBranca
Karang Batu Puteh oleh Singapura, Middle Rock oleh Malaysia dan South Ledge belum diputuskan kepemilikannya, hal tersebut dapat menimbulkan
permasalahan perundingan batas pada Segmen Timur akan lebih kompleks karena melibatkan 3 negara Indonesia, Singapura dan Malaysia pada Trijuctionpoint.
3. Perjanjian antara Indonesia dan Singapura terkait masalah perbatasan Internasional
Penentuan titik-titik koordinat pada Batas Laut Wilayah Indonesia dan Singapura didasarkan pada prinsip sama jarak equidistance antara dua pulau
yang berdekatan. Pengesahan titik-titik koordinat tersebut didasarkan pada kesepakatan kedua pemerintah. Titik-titik koordinat itu terletak di Selat
Singapura. Isi pokok perjanjiannya adalah garis Batas Laut Wilayah Indonesia dan laut wilayah Singapura di Selat Singapura yang sempit lebar lautannya
Universitas Sumatera Utara
kurang dari 15 mil laut adalah garis terdiri dari garis-garis lurus yang ditarik dari titik koordinat.
Namun, di kedua sisi barat dan timur Batas Laut Wilayah Indonesia dan Singapura masih terdapat area yang belum mempunyai perjanjian perbatasan. Di
mana wilayah itu merupakan wilayah perbatasan tiga negara, yakni Indonesia, Singapura dan Malaysia. Pada sisi barat di perairan sebelah utara pulau Karimun
Besar terdapat wilayah berbatasan dengan Singapura yang jaraknya hanya 18 mil laut. Sementara di wilayah lainnya, di sisi timur perairan sebelah utara pulau
Bintan terdapat wilayah yang sama yang jaraknya 28,8 mil laut. Kedua wilayah ini belum mempunyai perjanjian batas laut.
Permasalahan muncul setelah Singapura dengan gencar melakukan reklamasi pantai di wilayahnya. Sehingga terjadi perubahan garis pantai ke arah
laut ke arah perairan Indonesia yang cukup besar. Bahkan dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa pulaunya menjadi daratan yang luas.
Untuk itu batas wilayah perairan Indonesia – Singapura yang belum ditetapkan
harus segera diselesaikan, karena bisa mengakibatkan masalah di masa mendatang. Singapura akan mengklaim batas lautnya berdasarkan Garis Pangkal
terbaru, dengan alasan Garis Pangkal lama sudah tidak dapat diidentifikasi. Namun dengan melalui perundingan yang menguras energi kedua negara,
akhirnya menyepakati perjanjian batas laut kedua negara yang mulai berlaku pada 30 Agustus 2010. Batas laut yang ditentukan adalah Pulau Nipa dan Pulau Tuas,
sepanjang 12,1 kilometer. Perundingan ini telah berlangsung sejak tahun 2005, dan kedua tim negosiasi telah berunding selama delapan kali. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
permasalahan berbatasan laut Indonesia dan Singapura pada titik tersebut tidak lagi menjadi polemik yang bisa menimbulkan konflik, namun demikian masih ada
beberapa titik perbatasan yang belum disepakati dan masih terbuka peluang terjadinya konflik kedua negara. Perbatasan Indonesia dan Singapura terbagi
menjadi tiga bagian yaitu bagian tengah disepakati tahun 1973, bagian Barat Pulau Nipa dengan Tuas, disepakati tahun 2009 dan bagian timur Timur 1,
Batam dengan Changi bandara dan Timur 2 antara Bintan.
81
Perjanjian yang disepakati di Jakarta pada tanggal 25 Mei 1973 menjelaskan bahwa
“berdasarkan prinsip sama jarak antara dua pulau yang berdekatan karena lebar laut antara kedua negara
kurang dari 24 mil laut”. Dengan adanya perjanjian batas ini tentu akan sangat membantu kita dalam mengamankan perairan Indonesia.
82
Sengketa yang terjadi karena Singapura ingin perluasan wilayah perairan lautnya di sekitar PedraBranca dengan melakukan pengakuan sepihak zone
ekonomi eksklusif ZEE Singapura ke arah timur sampai ke Laut Cina Selatan batas maritim RI dan Malaysia. Sengketa ini cukup rumit karena wilayah
tersebut melibatkan Singapura, Indonesia, Malaysia maka dalam pengakuan sepihak oleh Singapura itu dibutuhkan perundingan dengan Malaysia agar
Singapura tidak melanggar perjanjian yang telah disepakati. Sebagai negara kepulauan yang berwawasan nusantara, maka Indonesia harus menjaga keutuhan
81
Inriesalie, perbatasan Wilayah Negara Indonesia, http:inrisalie.blogspot.com201306perbatasan-wilayah-negara-indonesia.html, di akses pada
tanggal 29 Juni 2014 jam 17:46.
82
Eko Effendi, Perjanjian Batas Laut Indonesia dengan Singapura, http:fendy- oyee.blogspot.com201005perjanjian-batas-laut-barat-indonesia.html, di akses pada tanggal 22
Juni 2014 jam 15:09.
Universitas Sumatera Utara
wilayahnya. Pulau-pulau terluar biasanya adalah daerah terpencil, miskin bahkan tidak berpenduduk dan jauh dari perhatian Pemerintah.
83
Sengketa mengenai penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulaun Riau yang dilakukan oleh Singapura harus ditangani serius oleh pemerintah
Indonesia. Penambangan pasir tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada ekosistem pesisir pantai sehingga banyak para nelayan kita yang kehilangan mata
pencaharian. Lebih parahnya penambangan pasir laut yang dilakukan itu mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil di Indonesia karena telah ada kasus
tenggelamnya pulau Nipah. Jika hal ini dibiarkan saja maka diatakutkan terjadi perubahan batas laut dengan Singapura karena perubahan geografis di Indonesia.
D. SARAN
Secara umum terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan menyangkut permasalahan pulau-pulau kecil terluar sebagai suatu wilayah perbatasan, yaitu
aspek hukum dan aspek pengelolaan. Aspek hukum menyangkut bagaimana batas-batas Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki dasar hukum yang
jelas dan kuat. Dasar hukum tersebut dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan maupun ratifikasi dari perjanjian-perjanjian.
Sedangkan aspek pengelolaan menyangkut bagaimana wilayah perbatasan negara
83
M.jaelani, Pulau-Pulau Terluar Dan Batas Nkri, http:www.geomatika.its.a c.idlang idarchives774, di akses pada tanggal 7 Juli 2014 jam 15:00.
Universitas Sumatera Utara
dikelola dengan suatu kebijakan yang jelas dan terarah.Pengembangan kegiatan ekonomi di Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, cukup penting.
84
Dua aspek tersebut bersifat saling menguatkan sehingga tidak dapat dipisahpisahkan dalam pelaksanaannya. Tanpa adanya dasar hukum yang kuat
terhadap pulau-pulau kecil terluar, pengelolaan yang dilakukan dapat menjadi sia- sia, karena dasar hukum yang lemah terhadap kepemilikan pulau-pulau tersebut
dapat menjadi peluang bagi negara yang berbatasan untuk menyengketakannya. Hal ini yang terjadi pada kasus Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Dasar
kepemilikan yang lemah menghasilkan kekalahan bagi Indonesia dalam sengketa perebutan kedua pulau tersebut. Begitu pula sebaliknya, dasar hukum yang kuat
mengenai kepemilikan pulau-pulau kecil terluar tidak akan berarti apa-apa tanpa ditindaklanjuti dengan pengelolaan yang berkesinambungan. Karena tanpa adanya
tindakan pengelolaan, berarti potensi-potensi yang dimiliki pulau-pulau kecil terluar tidak dapat tergali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Dari pengakuan prajurit Marinir, Nipa dapat dikatakan surga tropis karena setiap hari ratusan kapal besar lalu-lalang di dekatnya.
85
Oleh karena itu, penguatan terhadap kedua aspek tersebut harus dilakukan secara bersamaan di bawah satu payung kebijakan. Pulau Nipa memiliki posisi
yang strategis dalam kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar. Dengan adanya kondisi yang menjadikan Pulau Nipa sebagai pulau terluar Indonesia yang
84
Harmen, Pulau Perbatasan RI-Singapura Kian Hilang, Belajar Dari Reklamasi Pulau Nipah, http:www.wilayahperbatasan.compulau-pulau-perbatasan-ri-singapura-kian-hilang-
belajar-dari-reklamasi-pulau-nipah, di akses pada tanggal 9 Juli 2014 jam 14:00.
85
Steven Pailah, Pulau-pulau RawanSengketa Maritim ,http:stevenpailah.blogsp ot.com2 00807 pulau-pulau-rawan-sengketa-maritil.html, di akses pada tanggal 11 bulan 7 tahun 2014
jam 12:00
Universitas Sumatera Utara
strategis, opsi untuk menjadikan Pulau Nipa sebagai tempat kegiatan ekonomi sangatlah menguntungkan. pemerintah pusat berencana membangun beberapa
usaha di Pulau Nipah.
86
Sekarang sudah ada beberapa instansi yang ingin menjadikan Pulau Nipa sebagai sumber pemasukan ekonomi yang baru bagi
Indonesia. di atas pulau 44 hektare ha itu, seluas 15 ha untuk pertahanan, dan 12 ha untuk bangunan fasilitas labuh kapal. Selain labuh jangkar, juga akan
dikembangkan usaha yang berkaitan dengan itu, yaitu pengisian bahan bakar dan penjualan air. Bahan bakar akan dipasok dari Depo Pertamina Pulau Sambu
sedangkan air dari Pulau Karimun Besar. Diperkirakan kebutuhan bahan bakar untuk usaha itu sebanyak 6 juta liter. Sedang air bersih sebanyak 2,5 juta liter.
87
Yang perlu di lakukan oleh bangsa Indonesia sekarang adalah memberikan bukti nyata kepada bangsa Indonesia bahwa pemerintah bukan hanya bisa
berbicara. Tetapi juga mampu melakukan tugas-tugas mereka untuk memajukan bangsa Indonesia kedepannya. Pemberitaan gencar berbagai media massa
menurutnya patut ditanggapi secara serius oleh pemerintah, tak cukup hanya dengan menghentikan kegiatan ekspor pasir laut semata tanpa penyelematan
terhadap pulau tersebut.
88
Karena sampai pada hari ini sudah banyak sekali masukan terhadap perencanaan pembangunan pulau nipa. Tetapi pada kenyatannya, Pulau Nipa juga
86
Adrean, Pulau Nipah Dijamin SBY Sanggup Layani Kapal 50 Ribu GT,
http:www.lensaindonesia.com20120602pulau-nipah-dijamin-sby-sanggup-layani-kapal-50- ribu-gt.html, di akses pada tanggal 1 juli 2014 jam 05:00
87
Kompasiana, Pulau
Nipah Terdepan
Mengamankan dan
Menguntungkan, http:hankam.kompasiana.com20120603pulau-nipah-terdepan-mengamankan-dan-
menguntungkan-461958.html, di akses pada tanggal 11 juli 2014 jam 14:00
88
Pelita, Tenggelam Nya Pulau Nipa, Ancaman kedaulatan RI politik Dan Kamanan, http:www.pelita.or.idbaca.php?id=20115, di akses pada tanggal 3 juli 2014 jam 14:25.
Universitas Sumatera Utara
masih belum teralu mendapat perhatian. Jangankan untuk membangun suatu kawasan ekonomi untuk mendapat pemasukan bagi negara ini, bahkan kehidupan
petugas jaga di pulau nipa juga masih sangat sulit. Padahal kehadiran militer indonesia di wilayah perbatasan Indonesia sangatlah penting.
89
Hanya untuk sekedar mendapatkan air bersih saja, mereka harus menampung air hujan.
Meskipun Pemerintah telah membangun Pos AL yang dilengkapi menara pengawas dan bunker pertahanan, pembangunan dermaga TNI AL di sisi Utara
dari zona Utara, jalan penghubung serta sarana penunjang lainnya seperti penerangan, jalan lingkungan dan instalasi listrik, hal itu belum mencukupi
90
Pengembangan hukum harus mampu menghidupkan kegiatan ekonomi secara produktif dan mendorong akses masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan mampu mendayagunakan potensi ekonomi dan sumberdaya pesisir dan lautan secara optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian dan
keberlanjutan lingkungan.
91
Secara kasar, pengelolaan wilayah perbatasan itu baru bisa muncul setelah batasnya di tetapkan.
92
Jadi, pemerintah indonesia juga harus bertindak cepat dalam menangani masalah pulau terluar. Karena ini adalah kesempatan emas kita,
89
Wisnu Agung, Perbatasan Indonesia Bermasalah dengan 5 Negara,
http:www.tempo.coreadnews20130226078463789Perbatasan-Indonesia-Bermasalah- dengan-5-Negara, di akses pada tanggal 2 Juli 2014, jam 03:00.
90
Adminkepri, PU Bangun Dua Embung Di Pulau Nipah Senilai Rp6,8 Miliar, http:batam.bisnis.commread20130328219400pu-bangun-dua-embung-di-pulau-nipah-senilai-
rp68-miliar, di akses pada tanggal 10 Juli 2014 jam 06:30.
91
JDIH, Pengimplementasian Konvensi Hukum Laut Internasional UNCLOS 1982 ke dalam Sistem Hukum Nasional, Pengimplementasian Konvensi Hukum Laut Internasional UNCLOS
1982 ke dalam Sistem Hukum Nasional, di akses pada tanggal 12 Juli 2014 jam 03:00.
92
Tabloid Diplomasi, Diplomasi perbatasan, http:www.tabloiddiplomasi.orgprevious- isuue160-oktober-20111237-diplomasi-perbatasan.html, di akses pada tanggal 11 Juli 2014 jam
08:00.
Universitas Sumatera Utara
kita harus menggunakan apa yang kita punya dengan semaksimal mungkin. Untuk kemajuan Indonesia, dan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
15
BAB II STATUS KEPEMILIKAN PULAU NIPA MENURUT HUKUM LAUT
INTERNASIONAL
A. Sejarah Pulau Nipa