Indikator Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang dalam posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status sumardi, 2001 : 21. Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja 2000 adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo 2001 juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di masyarakat, karena kurangnya lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai problema sosial serta frustasi di kalangan masyarakat. Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan sarana pendidikan, makin bertambahnya jumlah anak putus sekolah, sementara di pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan keterampilan. Demikian juga sistem pendidikann tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Ahmadi, 1997 : 128

2.5.1. Indikator Sosial Ekonomi

Seperti penjelasan pada sebelumnya bahwa masyarakat dapat digolongkan kedalam sosial ekonomi rendah, sosial ekonomi sedang dan ekonomi tinggi, berdasarkan hal tersebut, Indikator sosial ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Pendapatan Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang ditemui dalam masyarakat yang matrealistis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi seseorang yang memiliki kekayaan, Badan Pusat Statistik mencirikan pendapatan dalam kategori sebagai berikut: a. Pendapatan berupa uang yaitu : • Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang • Dari hasil usaha sendiri berupa hasil bersih dari usaha sendiri dan penjualan dari kerajinan rumah • Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah • Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial b. Pendapatan berupa barang yaitu : • Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi • Barang yang diproduksi dan dikonfirmasi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati. Badan Pusat Statistik 2008 menggolongkan penduduk ke dalam 4 golongan yaitu : a. Golongan berpendapatan rendah , rata-rata pendapatanya kurang dari Rp 1.500.000,00 bulan setiap kepala rumah tangga. b. Golongan berpendapatan sedang, rata rata pendapatan antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000,00bulan setiap kepala rumah tangga. c. Golongan berpendapatan tinggi, rata – rata pendapatan Rp 2.500.000,00 – Rp 3.500.000,00 bulan setiap kepala rumah tangga. d. Golongan berpendapatan sangat tinggi , rata rata pendapatan lebih dari Rp 3.500.000,00 bulan setiap kepala keluarga. 2. Pendidikan Pada Undang – Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan, pendidikan memiliki pengertian usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan , pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan salah satu indikator penting dalam sosial ekonomi. Jika suatu wilayah menunjukkan grafik naik pada pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa SDM di daerah tersebut sudah memasuki kemajuan sosial ekonomi Kemdikbud, 2011. 3. Kesehatan Pengertian kesehatan menurut WHO tahun 1949 adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit dan kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleeh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan ini memiliki pengertian bahwa setiap individu yang menjadi anggota masyarakat memiliki hak dan juga kewajiban untuk mendapatkan kesehatan dan hidup sehat. 4. Sandang dan Pangan Sandang adalah pakaian manusia. Walaupun manusia bisa hidup tanpa pakaian, sandang tetap merupakan kebutuhan primer manusia. Ini karena manusia makhluk sosial yang dalam hidupnya memiliki norma-norma. Pangan adalah sumber makanan dan minuman bagi manusia dan merupakan kebutuhan primer. Pangan juga meliputi pekerjaan dan hal-hal yang dilakukan dengan tujuan menghasilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup dalam masyarakat dan membutuhkan pekerjaan untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2.6.Kemiskinan 2.6.1. Pengertian Kemiskinan Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan tumbuhnya nilai nilai sosialn yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapaknya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarkat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga mereka mampu untuk mengatakan apakah mereka kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis masyarakat ditentukan secara tegas. Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak terlalu memerhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul betul menderita karena kemiskinan. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakain atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti jakarta ; seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi atau mobil sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi sosial-ekonomi seseorang yaitu apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian persoalan mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata. Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi, tetapi gagal dalam mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer sehingga timbul tuna karya, tuna susila, dan lain sebagainya. Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakat tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakat di bidang ekonomi. Kepincangan tersebut akan menjalar ke bidang-bidang lainya, misalnya, pada kehidupan keluarga yang tertimpa kemiskinan tersebut Soekanto, 2012:322

2.6.2. Jenis-Jenis Kemiskinan