kontribusinya memberikan sejumlah uang kepada ibunyaa untuk kemudian dipergunakan dalam memenuhi pangan keluarga tersebut, kebutuhan pembayaran listrik setiap bulan dan
pembayaran sewa rumah.
5.1.2. Informan Tambahan
A. Informan Tambahan I
Nama : Agustina
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 47 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Aren no.8
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah anggota Keluarga : 5
Kedudukan dalam keluarga : Ibu Lismayaningsih Informan tambahan pertama dalam penelitian ini adalah ibu agustina selaku ibu dari
Lismayaningsih. Ibu agustina memiliki 3 orang anak yaitu 2 laki-laki dan 1 perempuan yaitu Ningsih. Kedua putra ibu agustina sudah merantau dan tidak lagi tinggal bersama mereka.
Menurut keterangan ibu agustina anaknya sudah lama merantau ke Malaysia dan jarang sekali ada kabar.
Ibu agustina bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga yang berpenghasilan Rp 800.000 bulan. Kebetulan pada saat itu ayah ningsih sedang bekerja , jadi responden hanya
bisa bertemu dan memintai keterangan pada ibunya saja. Ayah ningsih bekerja sebagai kuli bangunan yang tidak tetap, biasanya belum tentu dalam 1 bulan ada pekerjaan. Penghasilan
ayah ningsih tidak tetap selain bekerja sebagai kuli ayah ningsih juga bekerja di panglong kayu membantu menggergaji dan memaku kayu untuk dijadikan kosen pintu. Penghasilan
yang didapat ayah ningsih biasanya Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 tergantung pekerjaannya. Untuk kebutuhan sehari hari saja bisa menghabiskan Rp 50.000 hari. Itu hanya untuk
membeli kebutuhan seperti membeli beras,peralatan mandi dan makanan sehari-hari. Jika dihitung untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Ningsih menghabiskan Rp 1.500.000bulan
dan itu belum termasuk kebutuhan lainnya seperti membayar listrik dan sewa rumah. Menurut ibu agustina penghasilan yang didapat Suaminya tidak bisa diharapkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena penghasilan yang didapat suaminya sangat Pas- pasan memaksa bu Agustina dan putrinya Ningsih turut bekerja demi memenuhi kebutuhan
keluarga. Dalam wawancara ibu agustina mengatakan : “ penghasilan ayahnya saja pas-pasan dan tidak tetap dek, mau ga mau saya sama
Ningsih harus bekerja, alhamdulilah setelah ningsih bekerja sebagai penjahit payet dia sudah tidak meminta uang sekolahnya lagi sama kami dan dia udah bisa nyumbang uang
gajinya untuk keluarga, jadi terbantu lah kami setelah ningsih bekerja.” Ningsih bekerja erat kaitanya dengan kondisi kemiskinan dan ketidakmampuan
keluarga ningsih yang sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Kondisi tersebutlah yang memaksa Ningsih untuk bekerja sepulang sekolah tanpa mengenal lelah demi memberikan
kontribusi berupa sejumlah uang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
B. Informan tambahan II
Nama : Fakhrurozy Lubis
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 36 Tahun
Agama : Islam
Suku : Mandailing
Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah No.7
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah anggota Keluarga : 5
Kedudukan dalam keluarga : Ayah dari Nabillah Putri Lubis Keinginan untuk bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah adalah kemauan
Nabillah sendiri, berawal dari tawaran seorang satpam penjaga sekolah yang dekat dari rumah nabillah menawarkan kepadanya, dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu
memenuhi kebutuhannya maka nabillah menerima tawaran pekerjaan tersebut. Bapak Fakhrurrozy merupakan seorang penjaga toilet dengan penghasilan yang
sangat pas-pasan. Dan ibu nabillah bekerja sebagai pembantu di semua rumah makan. Penghasilan ayah nabillah hanya Rp 1.500.000bulan dan ibu nabillah Rp 500.000bulan.
Dikarenakan ibu nabillag bekerja di sebuah rumah makan jadi setelah selesai membantu memasak ibu nya mendapatkan lauk pauk gratis dan itu untuk makanan keluarga mereka
sehari-hari.
Ayah nabillah memilik 3 orang anak dan ketiganya bersekolah. Nabillah duduk di bangku SMA kelas 1 sedangkan kedua adiknya duduk di bangku sekolah dasar. Kedua adik
nabillah yang masih bersekolah masih menjadi tanggungan ayah nabillah baik uang jajanya di sekolah maupun biaya pendidikan di sekolah. Dalam wawancara bapak nabillah mengatakan:
“syukurlah kedua adik nabillah bersekolah di SD Negeri jadi uang sekolah gratis , saya hanya menyediakan uang buku saja, untuk buku pelajaran dipinjam dari pihak sekolah,
hanya membayar buku LKS, paling hanya Rp 100.000 tahun. Kalau nabillah sudah bekerja jadi biaya pendidikanya tidak saya lagi yang bayar melainkan dia, lumayan merasa terbantu
saya jadinya.” Menurut ayahnya dengan gaji ayah dan ibunya yang pas-pasan sangat sulit untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membayar sewa rumah, uang listrik dan kebutuhan makanan. Setelah nabillah bekerja mereka merasa terbantu nabillah tidak membebani kedua
orang tuanya. Dalam wawancara dia mengatakan : “setelah nabillah bekerja saya sedikit terbantu karena dia sudah tidak menyusahkan
saya lagi, sudah tidak pernah meminta uang sama kami lagi , malah kadang dia kasih Rp 50.000bulan, walau sedikit ya bagi kami yang susah ini sangat berharga.”
Sedikitnya banyaknya nabillah berkontribusi dalam membantu perekonomian keluarganya dengan memberikan sejumlah uang kepada ibunya. Pendapatan yang didapat
nabillah digunakan untuk membiayai pendidikannya dan kebutuhanya sendiri tanpa harus membebani orang tua lagi.
C. Informan tambahan III
Nama : Muhammad Ikhsan Siregar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 53 Tahun
Agama : Islam
Suku : Mandailing
Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG jamik no.66
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah anggota Keluarga : 5
Kedudukan dalam keluarga : ayah dari M. Fadhlan Aditya Informan tambahan ketiga dalam penelitian ini adalah bapak M.ikhsan Siregar selaku
ayah dari Adit. Pekerjaan bapak Ikhsan yaitu sebagai kuli bangunan dan istrinya berjualan warung kecil-kecilan. Penghasilan yang didapat bapak ikhsan tidak tetap perbulanya
tergantung adanya proyek atau tidak. Jika ada proyek bapak ikhsan mendapatkan penghasilan Rp 80.000hari dan itu belum tentu setiap bulannya ada proyek pembangunan. Jika tidak ada
pekerjaan hanya warung dari usaha istrinya lah yang diharapkan untuk menghidupin keluarga.
Bapak Ikhsan memiliki tiga orang anak, yang satu duduk di bangku SMP dan yang satunya lagi SD kelas 6. Bapak ikhsan mengaku sangat berat membayar biaya pendidikan
ketiga puteranya sekaligus. Dalam wawancara dia mengatakan : “berat lah dek harus mencari uang kesana kemari kalau ga ada proyek buat sekolah
mereka, apalagi yang SMP, uang bukunya bisa sampai Rp 700.000tahun, kalau yang SD semua gratis paling bayar LKS saja, untunglah si adit udah kerja , kalau belum makin pusing
saya membayar biaya pendidikan si adit apalagi dia di SMA favorite jebol , banyak kali
pngeluaranya, uang buku aja sampe 1 jutaan, saya bersyukur adit bisa membayar kebutuhan sekolahnya sendiri”.
Setiap bulannyabapak Ikhsan harus mempersiapkan uang untuk membayar listrik dan sewa rumah. Hal ini terasa sangat berat menurut bapak Ikhsan dikarenakan gajinya yang pas-
pasan. Setelah adit bekerja bapak Ikhsan bersyukur karena adit turut berkontribusi dalam membantu keluarga. Setiap adit gajian dia mengatakan adit selalu memberikan orang tuanya
uang Rp 200.000 – Rp 300.0000 per bulanya. Dalam wawancara bapak Ikhsan mengatakan “ setiap dia gajian dia selalu menyisihkan uang gajinya untuk keluarga, saya sangat
bersyukur dia sudah tidak membebani saya ditambah lagi dia ikut menyumbang untuk kebutuhan di keluarga ini, biasanya uang yang dikasihnya kami pergunakan untuk membayar
sewa rumah atau membayar uang listrik” Dilihat dari kondisi tersebut , Adit sedikit banyaknya berkontribusi dalam hal
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya berupa pemberian sejumlah uang kepada orang tuanya. Pendapatan yang di koordinasikan antara pendapatan anak , ibu dan ayah ini
sedikitnya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dalam kebutuhanya, meskipun bisa dibilang jauh dari kata cukup
D. Informan Tambahan IV
Nama : Zahri Iskandar Hasibuan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Mandailing
Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.66
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah anggota Keluarga : 4
Kedudukan dalam keluarga : Ayah dari Fahmi Reza Pratama Keinginan untuk bekerja dijalanan adalah inisiatif dari Reza sendiri, berawal dari
melihat teman yang sangat mudah mencari uang dijalanan, dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhannya maka Reza berhenti dari sekolah SMP
yang dijalaninya belum genap satu tahun. Bapak Iskandar selaku orang tua dari reza , setelah mengetahui anaknya putus sekolah
pada awalnya marah, namun mengingat Reza juga bukan anak yang pintar dan malas untuk bersekolah ditambah lagi dia berusaha meyakinkan dengan memberi sejumlah uang untuk
membantu perekonomian keluarga, maka keluarga tersebut merasa terbantu. Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak Iskandar :
“ Saya bekerja sebagai sopir angkot, jadi penghasilan ga tentu kalau banyak sewa ada kadang pun ga ada sewa, istri saya pun tidak bekerja , jadi reza lah yang membantu
memberikan uang sama kami, lumayan kami bisa manfaatkan membeli beras, bayar listrik kadang bayar sewa rumah”
Sedikit banyaknya Reza berkontribusi dalam pemenuhan sosial ekonomi keluarganya. Kontribusinya dapat dilihat dari sejumlah uang yang diberikan kepada orang tuanya yang
kemudian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari
5.2. Analisi Kontribusi Anak Dalam Ekonomi Keluarga