mewujudkan adanya keluarga dan memberikan keabsahan atau status kelahiran anak-anak mereka. Perkawinan tidak hanya mewujudkan hubungan antara mereka yang kawin saja
melibatkan hubungan- hubungan diantara kerabat-kerabat dari masing-masing pasangan. Sebagain akibat dari ikatan perkawinan yang sah akan terjadi suatu kelompok
kekerabatn yang disebut keluarga inti, yang terdiri dari seorang suami, seorang istri dan anak- anak yang utamanya belum kawindewasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Kalimantan Selatan, 1995 : 13
2.7.2. Fungsi Keluarga
1. Fungsi
Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
5. Fungsi
Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang
mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia
6. Fungsi
Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi
Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai
generasi selanjutnya
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga Wikipedia Bahasa Indonesia .
2.7.3. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antara pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi di dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan dalam keluarga sebagai berikut
I. Ayah
sebagai suami
dari istri
dan ayah dari anak
-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya. II.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. III.
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik ,
mental ,
sosial , dan spiritual.
2.8.Kesejahteraan Sosial
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, mendefenisikan bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan
sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan
berbagai upaya, program
dan kegiatan yang disebut “Usaha Kesejahteraan Sosial” baik yang dilaksanakan pemerintah, LSM maupun masyarakat.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang “Pokok Kesejahteraan Sosial” juga dirumuskan defenisi Kesejahteraan Sosial yaitu: “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun siprituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan kententraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga
Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila:”. Tujuan kesejahteraan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial, keuangan,
kesehatan dan rekreasi semua individu dalam masyarakat. Kesejahteraan sosial berupaya meningkatkan keberfungsian semua kelompok usia, tanpa memandang status sosial setiap
individu. Hal ini juga dapat diukur dari ukuran-ukuran seperti tingkat kehidupan, pemenuhan kebutuhan pokok, kualitas hidup dan pembangunan manusia.
2.9.Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kenyataan yang ada, kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik sering menuntut anak untuk turut serta dalam memikul beban ekonomi rumah tangga di kelurganya.
Usia yang belum sepantasnya memiliki tanggung jawab untuk bekerja dan memberikan kontribusi berupa uangsering membuat anak tidak merasakan masa kanak-kanaknya.
Pemenuhan ekonomi keluarga bukan merupakan tanggung jawab anak melainkan tanggung jawab orang tua. Saat ini bisa dilihat banyak anak yang ikut serta dalam membantu
perekonomian keluarga, hal ini disebabkan oleh rendahnya pendapatan yang diperoleh oleh kepala keluarga. Pada keluarga miskin ketika kelangsungan hidup keluarga terancam seluruh
anggota keluarga termasuk anak-anak dikerahkan untuk mencukupi kebutuhaan hidup keluarga
Waktu yang seharusnya digunakan anak untuk belajar di sekolah terganggu dikarenakan mereka harus bekerja membantu perekonomian keluarga. Bahkan diantara
mereka ada yang meninggalkan bangku sekolah dikarenakan kemiskinan keluarga sehingga mereka lebih memilih bekerja. Hal ini mengakibatkan proses pertumbuhan dan
perkembangan anak terganggu sehingga mengancam kualitas kehidupan dan masa depan anak.
Bagan alur pikir
2.10 Konsep penelitian