Faktor penyebab munculnya Tenaga Kerja Anak

dapat memecahkan masalah yang dihadapi biasanya anak-anak yang belum dewasa pun diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga Suyanto, 2000:14. 2. Teori transisi industrialisasi. Menurut Teori ini pada tahap awal industrialisasi membutuhkan pemupukan modal untuk meningkatkan produksi atau teknologi. Biasanya pada industriawan menekan biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu caranya yang biasa dilakukan adalah mempekerjakan wanita atau anak-anak, karena sebagai pencari nafkah sekunder kedua mereka biasanya bersedia dibayar dengan murah Suyanto, 2000:15.

2.3.1. Faktor penyebab munculnya Tenaga Kerja Anak

Faktor-faktor yang menjadi penyebab anak-anak bekerja dapat ditinjau dari dua sisi yaitu penawaran supply dan permintaan demand. Sisi penawaran ditunjukkan untuk melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat yang menyediakan tenaga anak-anak untuk bekerja, sedangkan sisi permintaan untuk menunjukkan faktor faktor yang mendukung pengusaha memutuskan untuk menggunakan pekerja anaka sebagai faktor produksi Usman dan Nachrowi , 2004 : 100 Berdasarkan sisi penawaran, menurut berbagai penelitian yang dilakukan didalam maupun diluar negeri, kemiskinan merupakan faktor utama yang membuat anak anak masuk ke pasar tenaga kerja. ILO dan UNICEF 1994 menyebutkan bahwakemiskinan merupakan akar permasalahan terdalam dan faktor utama anak-anak terjun ke dunia kerja. Bencana alam , buta huruf , ketidakberdayaan, kurangnya pilihan untuk bertahan hidup serta kemiskinan orang tua yang membuat semakin buruknya keadaan yang dihadapi keluarga sehingga mereka terpaksa meletakkan anaknya ke dunia kerja. Penjelasan tersebut dapat menjadi faktor faktor utama yang membuat anak anak masuk ke pasar kerja adalah sebagai berikut : a. Kemiskinan b. Pendidikan c. Perubagan proses produksi d. Ketidaktahuan orang tua tentang konvensi hak-hak anak dan undang-undang tentang anak sesuai dengan konvensi hak anak e. Faktor nilai budaya masyarakat 2.3.2 Dampak Anak Bekerja Dalam konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia disebutkan bahwa anak-anak pada hakikatnya berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan mereka seyogianya tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi secara dini. Namun demikian, akibat tekanan kemiskinan, kurangnya animo orang tua terhadap arti penting pendidikan, dan sejumlah faktor lain, maka secara sukarela maupun terpaksa anak menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga yang penting. Dari segi pendidikan, anak-anak yang bekerja disinyalir cenderung mudah putus sekolah, baik putus sekolah karena bekerja terlebih dahulu maupun putus sekolah dahulu kemudian bekerja. Bagi anak-anak, sekolah dan bekerja merupakan beban ganda yang sering kali dinilai terlalu berat, sehingga setelah ditambah tekanan ekonomi dan faktor lain yang sifatnya struktural, tak pelak mereka terpaksa memilih putus sekolah ditengah jalan. Secara empiris, banyak bukti menunjukkan bahwa keterlibatan anak-anak dalam aktivitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal yang terlalu dini cenderung rawan eksploitasi, terkadang berbahaya dan memngganggu perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak Gootear dan Kambur, 1994. Seperti dikatakan Stephen J. Wood UNICEF, isu sentral pekerja anak di Indonesia bukanm terletak pada pekerjaanya, tetapi pada pengaruh negatif akibat terlalu dini bekerja, termasuk kurangnya kesempatan anak-anak itu memperoleh pendidika Konvensi Edisi 2 September, 1997:3. Sementara itu menurut Maria Fransiska Subagyo 1986, kemelaratan diakui merupakan salah satu penyebab timbulnya kasus pelajar putus sekolah. Namun demikian, di luar itu faktor yang harus di perhatikan adalah cara keluarga mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, dan sikap atau aspirasi orang tua terhadap pendidikan Suyanto, 2013 : 123

2.3.3. Kesejahteraan Anak