Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga Kontribusi anak dalam kebutuhan pendidikan

Keluraha Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan salah satu daerah padat pemukiman di Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Perjuangan ini banyak terdapat industri-industri kecil. Masih banyak masalah-masalah kemiskinan yang terjadi di kelurahan ini. Kondisi kemiskinan dan pekerjaan orang tua dengan pendapatan yang rendah memaksa anak untuk bekerja membantu orang tua dan merupakan kewajiban dan tanggung jawab anak bila ingin tetap hidup. Keadaan ekonomi orang tua walaupun sudah bekerja keras belum mampu untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya sehari-hari. Keadaan inilah yang memaksa anak-anak untuk memberikan kontribusi kepada orang tua berupa uang hasil dari anak bekerja. Hanya satu tujuan anak-anak tersebut bekerja yaitu mendapatkan uang. Dapat dilihat deskripsi kehidupan 4 anak yang bekerja dengan profesi kerja yang berbeda beda dalam memberikan kontribusi kepada keluarganya.

5.2.1. Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga

Pangan merupakan modal utama dalam keberlangsungan hidup keluarga. Pada penelitian ini ke empat informan berkontribusi dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Hal ini diperkuat oleh pengakuan dari ibu Agustina Lismayaningsih : “Uang yang dikasih ningsih biasanya ibu belikan beras , ningsih yang menanggung kebutuhan beras kami satu bulan dek” Hal senada juga dituturkan oleh bapak ikhsan selaku orang tua adit yang mengatakan “ Iya dek , uang yang dikasih adit bapak pake untuk beli beras, karena gaji adit kan bulanan jadi setiap bulan setelah dia gajian langsung dibelinya beras, jadi bisa untuk makanan keluarga kami satu bulan” Namun responden Nabillah Putri Lubis yang memberikan uang tidak banyak kepada orang tuanya hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan dalam satu hari itu saja. Bapak FakhrurozyNabillah mengatakan “ Ya kalau nabillah kasih uang hasil kerjanya sama kami syukur , memang dikasihnya tidak banyak, biasanya uangnya digunakan ibunya untuk membeli bahan makanan dan lauk pauk untuk dimasak dan dimakan bersama.” Dapat kita lihat dari hasil wawancara tersebut ke 4 informan dalam penelitian ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya , meskipun kontribusi anak belum maksimal untuk membelikan makanan 4 sehat 5 sempurna , akan tetapi kontribusi yang diberikan anak sudah cukup membantu dalam pengadaan pangan keluarga

5.2.2. Kontribusi anak dalam kebutuhan pendidikan

Semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan merupakan kewajiban orangtua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tersebut. Untuk mendapatkan pendidikan yang layak pastinya memerlukan biaya hal ini tentu menjadi beban bagi orangtua yang memiliki pendapatan yang pas – pasan. Anak yang bekerja disini berperan berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh pengakuan dari bapak Fakhrurozy lubis, orang tua dari Nabillah yang mengatakan : “ ya saya merasa sangat terbantu karena dia sudah bisa membiayai pendidikan sekolahnya sendiri, selama dia bekerja seluruh kebutuhan pendidikanya ga pernah dia minta lagi sama kami”. Hal senada juga dikatan bapak Ikhsan selaku Informan Tambahan, ayah dari Adit : “ kalau untuk biaya sekolah dia udah bisa bayar sendiri, ditambah lagi untuk jajan sekolah dan kebutuhan sekolah lainya adit sudah bisa membayar sendiri” Berbeda dengan Reza yang sudah memutuskan untuk tidak bersekolah lagi namun masih berkontribusi dalam membantu biaya pendidikan adik-adiknya. Ayah Reza bapak Iskandar mengatakan : “kadang si reza juga suka menitip uang untuk membayar biaya pendidikan adiknya, adiknya baru masuk SD memang uang sekolah tidak bayar namun untuk uang buku reza lah yang membayarnya” Dari kutipan hasil wawancara tersebut , informan utama berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Tiga informan utama membiayai pendidikan mereka sendiri namun untuk informan utama yang tidak bersekolah lagio tetap berkontribusi untuk biaya pendidikan adiknya.

5.2.3. kontribusi dalam peningkatan pendapatan keluarga