BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebanyak 21 mahasiswa 25,9 menderita anemia defisiensi besi.
2. Mahasiswa yang menderita anemia defisiensi besi yaitu sebanyak 6
mahasiswa memiliki konsumsi besi yang cukup dan 15 mahasiswa memiliki konsumsi besi yang tidak cukup.
3. Sebanyak 60 mahasiswa 74,1 tidak menderita anemia defisiensi besi.
4. Mahasiswa yang tidak menderita anemia defisiensi besi yaitu sebanyak 6
mahasiswa memiliki konsumsi besi yang cukup dan 54 mahasiswa memiliki konsumsi besi yang tidak cukup.
5. Mahasiswa yang menderita anemia defisiensi besi dan memiliki konsumsi
besi yang tidak cukup erat kaitannya dengan pola makan yang buruk. 6.
Ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan terjadinya anemia defisiensi besi p = 0,039.
7. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan anemia
defisiensi besi p = 0,338. 8.
Pola makan yang buruk terkait dengan jumlah konsumsi besi per hari yang tidak cukup merupakan faktor risiko terjadinya anemia defisiensi
besi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013 Tahun 2013.
6.2. SARAN
Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini maka dapat diajukan beberapa saran yang mungkin
dapat bermanfaat. Adapun saran tersebut, yaitu : 1.
Dari hasil penelitian ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara pola makan dengan anemia defisiensi besi. Disarankan agar setiap
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa mengkonsumsi besi secara optimal dan dapat menyusun menu makan harian secara baik agar menu harian dapat berganti untuk
mendapatkan asupan besi yang lebih baik. 2.
Diharapkan agar mahasiswa lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri karena jumlah asupan besi yang kurang dalam tubuh dapat mempengaruhi
produktivitas harian diantaranya sulit berkonsentrasi saat belajar. 3.
Diharapkan pada penelitian berikutnya, peneliti dapat mewawancarai dan menggali pola makan responden secara lebih dalam dan akurat agar
mendapat hasil yang lebih signifikan. 4.
Penelitian berikutnya diharapkan peneliti dapat mengatasi kelemahan- kelemahan pada penelitian seperti ini seperti dengan memposisikan diri
peneliti sebagai teman responden agar responden dapat lebih terbuka saat wawancara pola makan, menggunakan design case control agar ada
kelompok pembanding untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, menggunakan food model untuk mendapatkan hasil yang lebih valid
karena ada beberapa responden yang tidak mampu mendeskripsikan porsi makan per harinya dan juga responden lupa dengan apa saja yang telah
dikonsumsi selama 24 jam.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA