26
2.2 Morfem
Untuk menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan, kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentuk-
bentuk lain. Kalau bentuk tersebut ternyata dapat hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk tersebut adalah sebuah morfem. Chaer,
2007:147 Samsuri 1981:170 menyatakan bahwa yang disebut dengan morfem
adalah komposit bentuk pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang.
Menurut Koizumi dalam Situmorang 2007:11, morfem adalah potongan yang terkecil dari kata yang mempunyai arti. Potongan kata atau morfem tersebut
ada yang dapat berdiri sendiri dan ada yang tidak atau berbentuk terikat pada morfem lain.
Dalam bahasa Jepang, istilah morfem disebut sebagai keitaisou 形態素
. Morfem keitaiso merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan
tidak dapat dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi. Misalnya, pada kata daigaku
大学 ‟universitas‟ terdiri dari dua huruf kanji yaitu
[ 大
-dai-] dan [ 学
gaku]. Banyak kosakata lainnya yang menggunakan kedua huruf tersebut, misalnya daijin
大臣 ‟menteri‟ , kakudai
拡大 „pembesaran‟ ,
gakukou 学校
„sekolah‟ , gakusei 学生
„mahasiswa‟, dan sebagainya. Secara makna, kata daigaku
大学 ‟universitas‟ terdiri dari dua satuan, yaitu [
大 -dai-]
dan [ 学
gaku], tetapi kedua satuan tersebut tidak dapat dipecahkan lagi menjadi
Universitas Sumatera Utara
27
satuan yang lebih kecil yang mengandung makna. Satuan terkecil [ 大
-dai-] yang secara leksikal bermakna „besar‟ dan [
学 gaku] yang secara leksikal bermakna
„belajarilmu‟, masing-masing merupakan satu morfem. Sutedi, 2008: 42-43
Jika kita teliti beberapa definisi di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa morfem itu:
1. Selalu harus mempunyai makna;
2. Tidak dapat dibagi lagi atas bagian-bagian yang lebih kecil karena makna
yang terkandung di dalamnya akan hilang; 3.
Bentuk yang terkecil itu selalu berulang dengan pengertian yang sama.
Sementara Chaer 2012:13-15 menyatakan bahwa pedoman untuk mengidentifikasi morfem adalah:
1. Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan
sebuah morfem. 2.
Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem yang berbeda.
3. Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama,
merupakan dua morfem yang berbeda. 4.
Bentuk-bentuk yang mirip berbeda sedikit tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk tersebut dapat djelaskan
secara fonologis. 5.
Bentuk yang hanya muncul dengan psangan satu-satunya adalah juga sebuah morfem.
Universitas Sumatera Utara
28
6. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila
memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang sama. 7.
Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar klausa, kalimat apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah juga
merupakan morfem yang sama. Menurut Chaer 2012:16, dalam kajian morfologi biasanya dibedakan
adanya beberapa morfem berdasarkan kriteria tertentu, seperti kriteria kebebasan, keutuhan, makna, dan sebagainya.
Berdasarkan kebebasannya, morfem dapat dibedakan menjadi morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang tanpa
keterikatannya dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung
dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Berdasarkan keutuhan bentuknya, dibedakan adanya morfem utuh dan
morfem terbagi. Morfem utuh secara fisik merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua morfem dasar, baik bebas maupun terikat, serta prefiks, infiks, dan sufiks
termasuk morfem utuh. Sedangkan yang dimaksud morfem terbagi adalah morfem yang fisiknya terbagi atau disisipi morfem lain.
Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata, dibedakan menjadi morfem dasar dan morfem afiks. Morfem dasar adalah morfem
yang dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Sedangkan yang tidak dapat menjadi dasar, melainkan hanya sebagai pembentuk disebut morfem afiks.
Universitas Sumatera Utara
29
Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya dibedakan adanya morfem segmental dan morfem suprasegmental atau morfem nonsegmental. Morfem
segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentaskan. Sedangkan morfem
suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi.
Berdasarkan kehadirannya, secara konkret dibedakan adanya morfem wujud dan morfem tanwujud. Yang dimaksud dengan morfem wujud adalah
morfem yang secara nyata ada, tetapi yang tanwujud kehadirannya tidak nyata. Berdasarkan ciri semantik dibedakan adanya morfem bermakna leksikal
dan morfem tak bermakna leksikal. Sebuah morfem disebut bermakna leksikal karena di dalam dirinya, secara inheren, telah memiliki makna. Semua morfem
dasar bebas termasuk morfem bermakna leksikal, sebaliknya morfem afiks termasuk morfem tak bermakna leksikal.
Sutedi 2008:44 juga turut menyatakan bahwa morfem dalam bahasa Jepang dapat dibagi menjadi jiyuu keitaiso morfem bebas
自 形 態 素
dan kousoku keitaiso morfem terikat
拘 束 形 態 素 . Jiyuu keitaiso merupakan
morfem yang dapat berdiri sendiri dan dapat dijadikan sebagai kata tunggal meskipun hanya terdiri dari satu morfem, sedangkan morfem yang tidak dapat
berdiri sendiri disebut kousoku keitaiso. Pemilahan lain morfem bahasa Jepang yaitu adanya naiyou keitaiso morfem isi
内 容 形 態 素 dan kinou keitaiso
morfem fungsi 機能形態素
. Naiyou keitaiso adalah morfem yang menunjukkan makna aslinya, seperti nomina, adverbia, dan gokan dari verba atau adjektiva,
Universitas Sumatera Utara
30
sedangkan kinou keitaiso adalah morfem yang menunjukkan fungsi gramatikalnya, seperti partikel, gobi dari verba atau adjektiva, kopula,dan morfem pengekspresi
kala atau jisei keitaiso. Koizumi dalam Situmorang 2007:11-12 membagi morfem sebagai
berikut: 1.
Morfem dasar 形態素
keitaiso 2.
Morfem terikat 結語形態
ketsugokeitai 3.
Morfem berubah 異形態
ikeitai 4.
Morfem bebas 自
形態 jiyuukeitai
Morfem dasar adalah bagian kata yang menjadi kata dasar dari perpaduan dua buah morfem atau lebih dalam proses morfologis. Morfem terikat adalah
morfem yang ditambah untuk merubah arti atau makna kata dasar. Morfem ini tidak mempunyai arti apabila berdiri sendri. Morfem berubah adalah morfem yang
bunyinya berubah apabila digabungkan dengan morfem lain dalam pembentukan kata. Baik morfem dasar maupun morfem terikat berubah bunyinya apabila
diikatkan satu sama lain. Morfem bebas adalah morfem yang tidak berubah bunyi walaupun ada proses morfologis.
2.3 Proses Morfemis