Afiksasi Pembentukan Dan Penggunaan Kata Yang Menyatakan ‘Orang’ Dalam Kata Bahasa Jepang Melalui Proses Sufiksasi (Setsubigo) Setsubitenka De Nihongo No ‘Hito’ To Iu Kotoba No Sakusei To Shiyou

33 Kata yang terbentuk dari penggabungan naiyou keitaiso dengan setsuji disebut haseigo kata jadian 派 生 語 . Proses pembentukannya dapat dalam bentuk settouji + morfem isi atau morfem isi + setsubiji. 2. Fukugougo goseigo. Kata yang terbentuk sebagai hasil penggabungan beberapa morfem isi disebut dengan fukugougo atau gokeisei. 3. Karikomi shouryaku. Karikomi shouryaku merupakan akronim yang berupa suku kata silabis dari kosa kata lainnya. 4. Toujigo. Toujigo merupakan singkatan singkatan huruf pertama yang dituangkan dalam huruf alfabet romaji.

2.4 Afiksasi

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur 1 dasar atau bentuk dasar, 2 afiks, dan 3 makna gramatikal yang dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif Chaer, 2007:177. Sementara itu Muchtar 2006:35 berpendapat bahwa yang disebut afiksasi atau pengimbuhan adalah pembentukan kata dengan membubuhkan afiks imbuhan pada morfem dasar bak morfem bebas maupun morfem terikat. Afiks dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu awalan, sisipan, dan akhiran Samsuri, 1981:190. Menurut Verhaar 2008: 107, afiks ada empat macam yaitu: Universitas Sumatera Utara 34 1. Prefiks, yang diimbuhkan di sebelah kiri dasar dalam proses yang disebut prefiksasi. 2. Sufiks, yang diimbuhkan di sebelah kanan dasar dalam proses yang disebut sufiksasi. 3. Infiks, yang diimbuhkan dengan penyisipan di dalam dasar itu, dalam proses yang namanya infiksasi. 4. Konfiks, atau simulfiks, atau ambifiks, atau sirkumfiks, yang diimbuhkan untuk sebagian di sebelah kiri dasar dan untuk sebagian di sebelah kanannya, dalam proses yang dinamai konfiksasi, atau simulfiksasi, atau ambifikasi, atau sirkumfikasi. Verhaar 2008: 107 juga menyatakan bahwa afiks memiliki dua fungsi utama yaitu: 1. Fleksi, yaitu afiksasi yang membentuk alternan-alternan dari bentuk yang tetap merupakan kata, atau unsur leksikal yang sama. 2. Derivasi, yaitu afiksasi yang menurunkan kata atau unsur leksikal yang lain dari kata atau unsur leksikal tertentu. Istilah afiks dalam bahasa Jepang disebut dengan setsuji 接辞 . Adapun pengertian setsuji menurut Koizumi 1993:95 adalah: 接辞 文法的 関係 示 形態素 異形態 setsuji ha bunpouteki na kankei o shimesu suru keitaiso no ikeitai Yang artinya: setsuji adalah morfem berubah yang menunjukkan hubungan gramatikal. Universitas Sumatera Utara 35 Koizumi membagi setsuji berdasarkan bentuk 接辞 形式的分類 dan isi 接辞 内容的分類 . Berdasarkan bentuk, setsuji terbagi menjadi: 1. Settouji prefiks awalan, yaitu afiks yang diletakkan di depan gokan kata dasar. Contohnya pada kata 真 夏 manatsu yang merupakan bentukan dari morfem 真 - ma- sebagai settouji dan – 夏 -natsu sebagai gokan. Beberapa contoh settouji yang banyak digunakan adalah 大 dai 未 mi 無 mu 格 kaku, dan lain sebagainya. 2. Setsubiji sufiks akhiran, yaitu afiks yang diletakkan setelah gokan kata dasar. Contohnya pada kata 立 tatasareta yang merupakan bentukan dari tat sebagai gokan, -as- sebagai shieki setsubiji, -are- sebagai ukemi setsubiji, dan –ta sebagai kakou setsubiji. Beberapa contoh setsubiji yang banyak digunakan adalah –betsu , -jou , -chuu 中 , -teki 的 , dan lain sebagainya. 3. Setsuchuji infiks sisipan, yaitu afiks yang disisipkan di tengah gokan kata dasar. Contohnya pada kata 見 yang disisipkan setsuchuuji - え - menjadi 見え . Sedangkan setsuji yang dibagi berdasarkan isi adalah: Universitas Sumatera Utara 36 1. Hasei setsuji, yaitu setsuji yang dapat mengganti kelas kata dan dalam kelas kata yang sama dapat memberi sifat khusus. Hasei setsuji juga terbagi atas setsuji yang dapat mengganti kelas kata derivasi dan setsuji yang memberi sifat khusus dalam kelas kata infleksi. 2. Kussetsu setsuji, yaitu setsuji yang memberikan perubahan sistematis pada kata dalam kelas kata yang sama berdasarkan kategori gramatikal.

2.5. Afiksasi Bahasa Jepang Yang Menyatakan „orang‟