1.4 Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.
dalam Suandy,2009 : 10 mengatakan bahwa Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. 2. Fungsi Pajak
2.1 Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara
Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Suandy,2009 :
13 2.2 Fungsi
Regulerend
Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik
di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.
Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut :
a. Pemberian insentif pajak misalnya : tax holiday, penyusutan
dipercepat dalam rangka meningkatkan investasi baik dalam negeri maupun investasi asing.
b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri. 36
Universitas Sumatera Utara
c. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk
produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk- produk dalam negeri. Suandy,2009 : 14
3. Jenis Pajak 3.1 Menurut Golongannya
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain. Pajak harus menjadi beban Wajib Pajak yang bersangkutan.
Contoh : Pajak Penghasilan yang dikenakan terhadap penghasilan yang dapat dikenakan secara berkala dan berulang-ulang dalam jangka
waktu tertentu baik masa pajak maupun tahun pajak. b.
Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai PPN terjadi karena terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa. Pajak ini dibayarkan oleh
produsen atau pihak yang menjual barang tetapi dapat dibebankan kepada konsumen baik secara eksplisit maupun implisit dimasukkan
dalam harga jual barang atau jasa. Suandy,2009 : 37
3.2 Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan
kondisi atau keadaan pribadi Wajib Pajak. Dalam menentukan 37
Universitas Sumatera Utara
pajaknya harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat
dengan keadaan materialnya.
Contoh : Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dengan memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak sesuai
dengan status perkawinan, jumlah tanggungan, dan banyaknya anak untuk menentukan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
sebagai pengurang jumlah penghasilannya dalam menghitung pajak terutang. Harta kekayaan yang dimiliki juga merupakan cerminan dari
penghasilan Wajib Pajak. b.
Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya saja baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak maupun tempat tinggal.
Contoh : PPN dan PPnBM serta PBB. Suandy,2009 : 39
3.3 Menurut Wewenang Pemungutannya