d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
e. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf 1
Undang-Undang Pajak Penghasilan. Waluyo, 2010 : 201
5. Dasar Pengenaan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tabel 3.1
Daftar Objek Pemotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 No
Jenis Penghasilan Tarif
Penerapan Sifat
1 Pegawai Tetap
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB - BJ + IP – PTKP
2 Penerima Pensiun Berkala
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB - BP – PTKP
3 Pegawai Tidak Tetap
a. Dibayarkan secara Bulanan
b. Tidak dibayarkan secara bulanan
- Apabila penghasilan sehari Rp 150.000,- sepanjang penghasilan
kumulatif dalam 1 satu bulan kalender melebihi Rp 1.320.000,-
- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1
satu bulan kalender melebihi Rp 1.320.000,- tetapi tidak melebihi
Rp 6.000.000 Pasal 17
UU PPh
5
5 PKP = PB - PTKP
Jumlah penghasilan Rp 150.000,-
sehari PKP = PB – IP –
PTKP untuk jumlah hari kerja yang
sebenarnya PTKP sehari ditetapkan
sebesar PTKP setahun sesuai
dengan statusnya dibagi dengan 360
54
Universitas Sumatera Utara
- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1
satu bulan kalender melebihi Rp 6.000.000,-
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB – PTKP
4 Imbalan kepada bukan pegawai
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan :
a.
Imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan
b. Imbalan yang bersifat
berkesinambungan - Memenuhi ketentuan
- Tidak memenuhi ketentuan Ketentuan PER-31PJ2009
Pasal 17 UU PPh
Pasal 17 UU PPh
50 dari penghasilan bruto
PKP = 50 x PB – PTKP
50 dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
5 Tenaga Ahli yang melakukan pekerjaan
bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri
Pasal 17 UU PPh
50 dari jumlah Penghasilan Bruto
6 Imbalan kepada peserta kegiatan, berupa
uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun Pasal 17
UU PPh PB
Kumulatif 7
Honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai tetap pada perusahaan yang sama
Pasal 17 UU PPh
PB Kumulatif
8 Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus,
atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
mantan pegawai Pasal 17
UU PPh PB
Kumulatif 9
Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus
sebagai pegawai, dari dana pensiun yang Pasal 17
UU PPh PB
Kumulatif 55
Universitas Sumatera Utara
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
10 Honorarium yang dananya dari keuangan negara daerah yang diterima oleh
pejabat negara, PNS, anggota TNIPOLRI kecuali golongan IId ke
bawah atau anggota POLRI dengan pangkat Pembantu Letnan Satu atau Ajun
Inspektur Tingkat I ke bawah 15
PB Final
11 Uang tebusan pensiun, uang THT atau JHT, uang pesangon.
a. Rp 25 jt s.d Rp 50 jt
b. Rp 50 jt s.d Rp 100 jt
c. Rp 100 jt s.d Rp 200 jt
d. Rp 200 jt
5 10
15 25
PB PB
PB PB
Final Final
Final Final
12 Penghasilan dari Pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Tenaga
Asing Expatriate yang telah berstatus WPDN
Ket : PKP : Penghasilan Kena Pajak
PB : Penghasilan Bruto BJ : Biaya Jabatan
IP : Iuran Pensiun BP : Biaya Pensiun
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB – BJ + BP - PTKP
Sumber : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
6. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP