pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
10 Honorarium yang dananya dari keuangan negara daerah yang diterima oleh
pejabat negara, PNS, anggota TNIPOLRI kecuali golongan IId ke
bawah atau anggota POLRI dengan pangkat Pembantu Letnan Satu atau Ajun
Inspektur Tingkat I ke bawah 15
PB Final
11 Uang tebusan pensiun, uang THT atau JHT, uang pesangon.
a. Rp 25 jt s.d Rp 50 jt
b. Rp 50 jt s.d Rp 100 jt
c. Rp 100 jt s.d Rp 200 jt
d. Rp 200 jt
5 10
15 25
PB PB
PB PB
Final Final
Final Final
12 Penghasilan dari Pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Tenaga
Asing Expatriate yang telah berstatus WPDN
Ket : PKP : Penghasilan Kena Pajak
PB : Penghasilan Bruto BJ : Biaya Jabatan
IP : Iuran Pensiun BP : Biaya Pensiun
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB – BJ + BP - PTKP
Sumber : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
6. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak atau PTKP adalah pengurangan pajak terutama untuk penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. Besaran PTKP
ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai berikut : 56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak
No Keterangan
PTKP Setahun
1 Diri Wajib Pajak Orang Pribadi
Rp 15.840.000,- 2
Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin Rp 1.320.000,-
3 Tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami Rp 15.840.000,-
4 Tambahan untuk setiap anggota keturunan
sedarah semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang ditanggung
sepenuhnya, maksimal 3 tiga orang untuk setiap keluarga
Rp 1.320.000,-
Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 31PJ2009 7. Tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan
Tabel 3.3 Tarif Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5
Di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- 15
Di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,- 25
Di atas Rp 500.000.000,- 30
Tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP untuk Pajak Penghasilan Pasal 21
20 lebih tinggi dari
tarif normal
Sumber : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 Ayat 1 8. Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21
Bendaharawan Pemerintah sebagai pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap wajib menyetorkan Pajak Penghasilan
Pasal 21 yang telah dipotong ke Bank Persepsi atau ke Kantor Pos paling 57
Universitas Sumatera Utara
lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Apabila Bendaharawan Pemerintah terlambat menyetor dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2 perbulan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184PMK.032007, Pasal 2, Angka 10
9. Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 setiap bulan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya. Apabila dalam bulan
bersangkutan tidak terdapat pemotongan PPh Pasal 21, Bendaharawan tetap wajib melaporkan SPT Masa tersebut ke KPP. Apabila kewajiban tersebut
tidak dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai Pasal 7 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebesar Rp 100.000,-. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009, Pasal 3, Ayat 3, Huruf a
10. Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan 21 10.1