3 Atau Orang Pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
b. Warisan
Warisan menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri apabila warisan yang ditinggalkan oleh Subjek Pajak Dalam Negeri tersebut belum
terbagi, dan menggantikan kewajiban pewaris, sampai dengan warisan tersebut dibagi. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak, yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak pengganti dimaksudkan agar
pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
c. Badan
Kewajiban pajak subjektif badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dimulai pada saat badan tersebut
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia.
Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha, meliputi : 1
Perseroan Terbatas PT, 2
Perseroan Komanditer CV, 42
Universitas Sumatera Utara
3 Perseroan Lainnya PT Persero,
4 Badan Usaha Milik Negara BUMN,
5 Badan Usaha Milik Daerah BUMD,
6 Firma, Kongsi, Persekutuan, Perkumpulan,
7 Koperasi,
8 Dana Pensiun,
9 Yayasan,
10 Organisasi Masa atau Organisasi sejenis,
11 Organisasi politik,
12 Lembaga,
13 BUT,
14 Kontrak Investasi Kolektif, dan
15 Badan Lainnya.
6.2 Subjek Pajak Luar Negeri.
Subjek Pajak Luar Negeri adalah orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia yang dapat
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, baik melalui ataupun tanpa melalui Bentuk Usaha Tetap.
Subjek Pajak Luar Negeri dapat dibedakan menjadi :
a. Orang Pribadi Tidak Melalui BUT
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau yang berada tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan atau
43
Universitas Sumatera Utara
tidak bertempat tinggal di Indonesia yang menjalankan usaha atau tidak melakukan kegiatan usaha di Indonesia baik dengan atau tanpa
BUT. Orang pribadi yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di luar Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia, baik melalui ataupun tanpa melalui BUT.
b. Badan Tidak Melalui BUT
Badan sebagai subjek pajak luar negeri adalah badan yang bertempat kedudukan di luar Indonesia yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia, baik melalui ataupun tanpa melalui BUT.
c. Badan Usaha Tetap BUT
Badan Usaha Tetap adalah suatu tempat dimana seluruh atau sebagian usaha dari suatu perusahaan dijalankan oleh subjek pajak luar
negeri. BUT adalah suatu sarana bagi non-resident tax payer untuk melaksanakan bisnis di negara lain, yang berupa agen, perwakilan
dagang, cabang atau anak perusahaan. BUT dapat berupa orang pribadi atau badan usaha. Suandy,2009 : 45
44
Universitas Sumatera Utara
B. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 1 Dasar Hukum dan Defenisi Pajak Penghasilan Pasal 21
1.1 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
541KMK.032000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
184PMK.032007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran
Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak,
serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31PJ2009
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57PJ2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
2126.
45
Universitas Sumatera Utara