Keadaan Penduduk Pengaruh Pt Riau Sakti United Plantations Terhadap Perkembangan Wilayah Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir-Riau (1985-2001)

32 Burung tadi digunakan sebagai penamaan lokasi oleh penduduk kepada para pendatang di Pulau Burung. Sehingga sampai sekarang Pulau Burung menjadi nama resmi dari lokasi yang menjadi lahan perkebunan kelapa hibrida saat ini dan merupakan satu bagian dengan daratan Sumatera.

2.3 Keadaan Penduduk

Sebuah desa terbentuk berawal dari perkumpulan beberapa komunitas keluarga yang terdiri dari beberapa individu yang memiliki keinginan untuk hidup bersama pada suatu wilayah. Wilayah mereka bermukim tersebut dapat berupa hutan dan areal lahan yang digunakan sebagai ladang dengan pola nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Akan tetapi, dengan pertambahan penduduk yang pesat tidaklah mudah untuk mengendalikannya dan sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Program kependudukan di Kecamatan Pulau Burung yaitu pengendalian kelahiran natalitas, penurunan tingkat kematian mortalitas bayi dan anak serta mempertinggi usia harapan hidup. Sebelum dibukanya perusahaan perkebunan kelapa hibrida di Pulau Burung, jumlah penduduk di daerah ini masih sangat sedikit dan mayoritas penduduknya adalah suku Melayu yang merupakan suku asli di Propinsi Riau. Hal ini dimungkinkan karena sebelum masuknya perkebunan di daerah ini, Pulau Burung masih merupakan daerah yang terisolasi dikarenakan jalur trnasportasi ke Pulau Burung masih belum memadai dan sangat jarang sekali. Seiring dengan perkembangan dan masuknya perkebunan PT Riau Sakti United Plantations ke Pulau Burung, perlahan namun pasti perkembangan jalur transportasi mulai berkembang dan masih Universitas Sumatera Utara 33 menggunakan sarana transportasi air. Hal ini dikarenakan struktur topografi Pulau Burung yang merupakan daerah sungai dan rawa-rawa sehingga cukup sulit untuk membangun jalan darat yang dapat menghubungkan langsung antara Pulau Burung dengan daerah-daerah terdekat maupun ke Ibukota Kabupaten dan Ibukota Propinsi. Dari hasil registrasi penduduk hingga akhir tahun 2001, jumlah penduduk di Kecamatan Pulau Burung berjumlah 16.781 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 5,01 per tahun dan tersebar di desa-desa yang berada di Kecamatan Pulau Burung. Adapun persebaran penduduk dilihat dari tempat tinggalnya adalah sekitar 60 dari jumlah penduduk yang ada di Pulau Burung atau 9.733 jiwa bertempat tinggal di lingkungan mess perumahan yang disediakan oleh pihak perusahaan dan sisanya sekitar 7.048 jiwa merupakan penduduk asli Pulau Burung yang tersebar merata di daerah-daerah di sekitar wilayah perkebunan. Suku-suku yang dapat dijumpai di Pulau Burung adalah Suku Jawa, Suku Batak, Suku Minang, Suku Banjar, Suku Melayu, Suku Bugis, dan beberapa suku-suku lainnya.

2.4 Mata Pencaharian Penduduk