Tenaga Kerja Pengaruh Pt Riau Sakti United Plantations Terhadap Perkembangan Wilayah Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir-Riau (1985-2001)

72 1. Kerjasama dengan Disnaker Kabupaten  pelaporan tenaga kerja dari mulai masuk dan dalam urusan K3 Kesehatan Keselamatan Kerja dan memenuhi regulasi. 2. Kerjasama dengan PT Jamsostek  untuk urusan penyetoran iuran Jamsostek seluruh tenaga kerja dan urusan dokumentasi jamsostek seluruh tenaga kerja. 3. Dirjen Pajak  penyetoran pajak penghasilan dan dokumentasinya. 4. Kerjasama dengan KLHBLH Kementerian Lingkungan HidupBadan Lingkungan Hidup  dalam upaya melestarikan lingkungan. 5. Kerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Pulau Burung  dalam mengoptimalkan kesehatan masyarakat. 6. Kantor Pelayanan Bea Cukai Kabupaten  untuk lalu lintas barang keluar dan masuk. 7. Kerjasama dengan Badan Perijinan  mengurus dan memperpanjang ijin-ijin yang diperlukan. 8. Kerjasama dengan Dispenda  pajak dan retribusi daerah. 9. Kerjasama dengan Kantor Imigrasi  untuk lalu lintas orang-orang asing. 10. Kerjasama dengan Syahbandar  lalu lintas alat angkut air. 11. Kerjasama dengan Karantina Pelabuhan Departemen Kesehatan  untuk memastikan pemenuhan spesifikasi persyaratan kesehatan barang keluar.

4.4 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika Universitas Sumatera Utara 73 penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja 36 . Jenis-jenis tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: 1 Berdasarkan Penduduknya a Tenaga kerja, yaitu seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. b Bukan tenaga kerja, yaitu mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja meskipun ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia lanjut usia dan anak-anak. 2 Berdasarkan batas kerja a Angkatan kerja, yaitu mereka dengan usia produktif antara 15-64 tahun, yang sudah memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. 36 http:id.wikipedia.orgwikiTenaga_kerja, diakses tanggal 19 Desember 2013. Universitas Sumatera Utara 74 b Bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang berusia 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya. Contoh dari bukan angkatan kerja adalah: anak sekolah, ibu rumah tangga, dan pengangguran sukarela. 3 Berdasarkan kualitasnya a Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. b Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu dengan pengalaman kerja yang diperoleh secara berulang-ulang. c Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu mereka yang bekerja dengan mengandalkan tenaga saja, seperti buruh kasar. Peranan perkebunan dalam perkembangan sejarah Indonesia sendiri memiliki peranan yang cukup penting. Keberadaan suatu perkebunan baik itu dalam skala kecil maupun skala besar seperti sebuah perusahaan tentu saja mampu menyerap tenaga kerja sehingga mampu menekan angka pengangguran penduduk itu sendiri. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat perkembangan sebuah wilayah tidak terlepas dari sumber penghasilan yang terdapat di wilayah tersebut. Seperti halnya di Pulau Burung, pendirian perusahaan perkebunan kelapa hibrida semula bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada penduduk serta memberikan ruang kepada para petani transmigran dari Pulau Jawa untuk mengolah lahan kosong yang diupayakan ooleh pihak perusahaan sebagai wujud dalam menekan angka pengangguran tersebut. Secara historis, tenaga kerja yang pertama sekali didatangkan langsung oleh PT Riau Sakti United Plantations berasal dari Pulau Jawa. Para tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perkebunan kelapa hibrida milik PT Riau Sakti United Plantations terdaftar dalam program Universitas Sumatera Utara 75 transmigrasi yang pada saat itu merupakan program pemerintahan masa orde baru. Tenaga kerja yang akan diberangkatkan ke perkebunan pertama sekali berjumlah sekitar 100 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Biaya perjalanan sampai ke tempat tujuan mereka akan bekerja ditanggung oleh pihak penyelenggara yaitu PT Riau Sakti United Pantations. Dalam perkembangannya, PT Riau Sakti United Plantations mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang luas untuk menunjang kegiatan produksi sebagai sebuah perusahaan padat karya. Tenaga kerja yang dipekerjakan di PT Riau Sakti United Plantations sangat beraneka ragam mengingat skala produksi serta pengelolaan manajemen perushaan yang cukup luas. Hampir sebagian besar penduduk di Pulau Burung merupakan tenaga kerja yang bekerja di bawah naungan PT Riau Sakti United Plantations. Untuk PT Riau Sakti United Plantations-Industry jumlah tenaga kerja yang bekerja di pabrik sekitar 4.453 orang. Adapun tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja PT Riau Sakti United Plantations-Industry dan Outsourcing yang ada di wilayah pabrik. Outsourcing tersebut merupakan milik tokoh-tokoh masyarakat Pulau Burung dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan biasanya yang direkut dan dipekerjakan adalah penduduk lokal. Untuk PT Riau Sakti United Plantations-Perkebunan, jumlah tenaga kerja yang bekerja di perkebunan sekitar 1.800 orang. Secara keseluruhan tenaga kerja tersebut berada di bawah naungan PT Riau Sakti United Plantations dengan perjanjian kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan sesuai dengan Peraturan Undang-Undang Ketenaga Kerjaan dan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara 76 BAB V PENGARUH PT RIAU SAKTI UNITED PLANTATIONS DI PULAU BURUNG SAMPAI DENGAN TAHUN 2001

5.1 Bidang Ekonomi Penduduk