77
Pada awal sebelum masuknya perkebunan kelapa hibrida, Pulau Burung dapat dikatakan sebagai sebuah daerah yang tertinggal dari segi perekonomian dibandingkan dengan daerah-
daerah di sekitarnya. Tidak ada pembangunan, infrastruktur yang minim, serta lapangan pekerjaan yang jarang. Seiring dengan perkembangan perkebunan kelapa hibrida di Pulau
Burung, perkembangan infrastruktur pun semakin membaik. Dengan perkembangan infrastruktur yang semakin baik tentu diikuti dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik pula.
Hal ini ditandai dengan mulai berdirinya pasar serta pertokoan sebagai pusat perdagangan di Pulau Burung.
5.2 Bidang Demografi
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti tulisan. Secara sederhana, demografi dapat diartikan sebagai
catatan atau tulisan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah demografi sendiri pertama kali dipakai oleh seorang ahli yaitu Achille Guillard 1885. Menurut Philip M. Hauser dan Duddley
Duncan, demografi adalah ilmu yangg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan serta persebaran penduduk yang mendiami suatu wilayah tersebut. Persoalan
mengenai migrasi penduduk dari suatu wilayah ke wilayah yang baru seringkali dikaitkan dengan beberapa faktor antara lain, keadaan geografis sebuah wilayah, sosial, ekonomi, politik,
ekologi, dan beberapa aspek kehidupan yang lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda dalam perkembangan kehidupan masyarakat
dan mempengaruhi tujuan masyarakat tersebut untuk melakukan migrasi ke wilayah yang baru.
Universitas Sumatera Utara
78
Sebagai contoh, semakin tinggi tingkat perekonomian dan kesejahteraan suatu wilayah maka akan semakin tinggi minat masyarakat untuk melakukan migrasi ke wilayah tersebut.
Terkadang perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain secara spontan diakibatkan oleh peluang untuk mencari pekerjaan yang lebih baik yang lebih terbuka
dibandingkan dengan yang ada di kampung halaman mereka sebagai bagian dari tujuan memepertahankan kehidupan mereka.
Seperti halnya di Pulau Burung, sebelum dibukanya perkebunan kelapa hibrida daerah ini bisa dibilang sangat terisolir dari daerah luar dan hanya sedikit penduduk yang bermukim di
Pulau Burung. Seiring dengan perkembangan perkebunan kelapa hibrida tersebut kesempatan kerja yang luas diberikan oleh pihak perusahaan kepada penduduk menyebabkan pertumbuhan
penduduk di Pulau Burung dapat dikatakan tidak sehat. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Pulau Burung diperkirakan berjumlah 16.781 orang dengan tingkat pertumbuhan penduduk 5,01 per
tahunnya
38
. Penduduk di Kecamatan Pulau Burung dapat diklasifikasikan pada kategori masyarakat
heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, dan budaya. Keanekaragaman penduduk ini berkaitan dengan program pemerintah dengan sistem
transmigrasi, suku Jawa yang merupakan bagian utama dari program transmigrasi tersebut menempati daerah-daerah perkebunan, selain itu juga terdapat beberapa suku lainnya yang
terdorong untuk bermigrasi ke Pulau Burung dikarenakan kesempatan untuk memperbaiki kesejahteraan hidup mereka yang cukup besar. Suku-suku tersebut adalah suku Batak Tapanuli,
Simalungun, Mandailing, dan Karo, suku Minang yang terkenal dengan perdagangannya, suku
38
Wawancara, Ujang, Pulau Burung, tanggal 26 Nopember 2013.
Universitas Sumatera Utara
79
Banjar yang berasal dari daerah Hulu Tembilahan, Etnis Tionghoa yang merupakan pelopor pertokoan yang terdapat di Pulau Burung, dan beberapa suku lainnya. Khusus untuk etnis
Tionghoa, sebagian besar penduduk dari etnis ini bermata pencaharian sebagai pedagang, baik dalam skala kecil maupun sebagai pedagang besar di Pulau Burung.
5.3 Bidang Kesehatan