Kebijakan Mutu Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3

44 masyarakat sudah dibentuk dan akan terus berlanjut. Adapun bentuk dari program-program pendayagunaan masyarakat sekitar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tetap memperkuat kehidupan masyarakat, baik sosial, budaya, ekonomi, dan infrastruktur masyarakat sekitar, 2. Perusahaan membangun infrastruktur yang juga menguntungkan bagi masyarakat sekitar secara proporsional seperti jalan umum, jembatan penyeberangan, dan akses transportasi air, 3. Perusahaan mendukung dan melakukan pembangunan infrastruktur desa di luar area perusahaan, 4. Perusahaan juga ikut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mendirikan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang terbuka secara luas untuk semua lapisan, dan 5. Perusahaan memprioritaskan masyarakat sekitar untuk diberdayakan di perusahaan.

3.2.3 Kebijakan Mutu

Dalam hal kebijakan mutu, pihak perusahaan juga menerapkan kebijakan mutu yang relevan dengan tujuan dan harapan perusahaan. Adapun kebijakan mutu yang diterapkan di perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Berkomitmen menerapkan sistem manajemen sosial dan lingkungan melalui program perkebunan yang lestari secara berkelanjutan dan menjamin keefektifannya, 2. Berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kerja pada seluruh tingkat dan fungsi yang ada di dalam perusahaan, dan Universitas Sumatera Utara 45 3. Berkomitmen meningkatkan aspek kesehatan dan keselamatan kerja, patuh pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku baik lokal, nasional maupun internasional.

3.2.4 Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 adalah limbah yang sangat berbahaya, karena bersifat korosif, mudah terbakar, meledak, reaktif, beracun, dan radioaktif yang dapat mengakibatkan infeksi, iritasi, mutagenis, cedera, wabah penyakit, sampai berujung pada kematian. Walaupun peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah B3 sudah ada, akan tetapi peraturan tersebut hanya diterapkan di sektor industri dan pabrik saja. Padahal pencemaran limbah B3 tersebut tidak hanya terjadi dipabrik saja, pencemaran tersebut juga dapat dijumpai pada limbah-limbah rumah tangga dan biasanya limbah rumah tangga tersebut tidak dikelola dengan baik dan dibuang di lingkungan sekitar secara terbuka. Adapun kegiatan kerja di lingkungan PT Riau Sakti United Plantations yang menghasilkan limbah B3 dan perlu penanganan yang serius untuk pengolahannya adalah sebagai berikut 23 : 1. Oli Bekas Oli bekas adalah limbah yang mengandung logam berat yang sangat berbahaya yang apabila logam tersebut masuk ke dalam tubuh dan perlahan menumpuk sedikit demi sedikit akan mengakibatkan kerusakan ginjal, gangguan syaraf, penyakit kanker, dan lain sebagainya. Tingkat bahaya oli bekas jika dinyatakan dalam perbandingan dalah 1 liter oli bekas mampu mencemari 1 juta galon air, selain itu oli bekas juga mudah terbakar. 23 Dokumen Quality Manual, Sanitasi dan Pengolahan Limbah B3, hal 1. Universitas Sumatera Utara 46 2. Wadah Bekas Bahan Kimia Wadah bekas bahan kimia adalah suatu wadah yang telah bercampur dengan bahan kimia berbahaya. Salah satu contoh dari wadah bekas bahan kimia adalah wadah kemasan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi baik di perkebunan maupun di industri. Limbah daripada bahan ini sangatlah berbahaya karena mengandung racun yang dapat bercampur dengan udara, air, tanah, dan kontak langsung dengan tubuh bila tidak menggunakan pengaman. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa gangguan syaraf, iritasi, ISPA, dan merusak organ-organ vital tubuh. 3. Limbah Bekas Bola Lampu Limbah bekas bola lampu jenis fluoroescent lamp atau lampu hemat energi mengandung zat merkuri dan uap raksa yang tidak baik bagi kesehatan anak-anak maupun ibu hamil. 4. Limbah BateraiAccu Limbah bateraiaccu merupakan limbah yang mengandung zat mercuri, nikel, timbel, mangan, litihium, seng, dan juga menghasilkan asam sulfat yang sangat tinggi. Sehingga limbah ini dapat mengganggu kinerja otak dan syaraf dan tidak jarang dapat mengakibatkan gangguan jiwa hingga kematian. 5. Limbah Medis Limbah medis merupakan salah satu jenis limbah b3 yang lainnya, yang bila mencemari lingkungan dapat berakibat fatal, serangan dari berbagai penyakit berbahaya, hal ini dikarenakan limbah ini merupakan limbah bekas dari hasil pemakaian pengobatan pasien yang menghidap Universitas Sumatera Utara 47 penyakit. Contoh dari limbah ini adalah jarum suntik, botol infus, jarum suntik, dan wadah yang digunakan untuk pengobatan yang tidak terpakai. Pengolahan limbah-limbah tersebut baik diperkebunan maupun di industri diolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan agar tidak mencemari lingkungan sehingga ekosistem di lingkungan sekitar perusahaan tetap terjaga dan tidak mengganggun kegiatan produksi. Penanganan yang tepat dalam pengelolaan limbah beracun dan berbahaya sangatlah penting mengingat limbah dapat mengganggu kesehatan manusia, oleh karena itu pola sanitasi yang benar kepada penduduk dapat diterapkan guna menghimbau akan bahaya yang ditimbulkan oleh limbah yang dihasilkan. Selain itu perusahaan perkebunan yang berdiri sejak tahun 1985 ini terbagi dalam beberapa area ataupun afdeling yang masing-masing afdeling tersebut dikontrol oleh seorang manager wilayah yang bertanggung jawab kepada pihak manajemen perusahaan atas keberlangsungan kegiatan kerja di lapangan. Pada tiap-tiap area tersebut terdapat kampung- kampung produksi yang dihuni oleh tenaga-tenaga kerja dengan varian pekerjaan yang berbeda- beda. Untuk mengalokasikan hasil panen dari perkebunan, PT Riau Sakti United Plantations memiliki pabrik ataupun industri pengolahan hasil perkebunan sendiri. Industri yang masih merupakan bagian dari PT Pulau Sambu tersebut mulai didirikan pada tahun 1993 dengan badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas PT dengan nama PT Riau Sakti United Plantations- Industri atau lebih dikenal oleh masyarakat di Pulau Burung dengan sebutan CWP II. PT Riau Sakti United Plantations-Industri bergerak dibidang pengolahan hasil-hasil produksi dari perkebunan yang kemudian diolah menjadi beberapa bahan produksi siap pakai. Di antara Universitas Sumatera Utara 48 beberapa produk tersebut adalah santan kara, kopra, nanas kaleng, arang, dan beberapa produk industri lainnya yang siap untuk didistribusikan ke pasar. Oleh karena itu, di Pulau Burung terutama di Desa Pulau Burung perkebunan kelapa hibrida, nanas, dan kelapa sawit dikelola oleh PT Riau Sakti United Plantations-Perkebunan dan PT Riau Sakti United Plantations-Industri yang masih berada di bawah naungan PT Pulau Sambu.

3.3 Penyediaan Lahan