Para guru – guru pengajar bahasa Mandarin disarankan juga dalam proses belajar mengajar lebih dalam menjelaskan tentang cara membacakan aksara han, tidak hanya fokus
terhadap percakapan serta berbicara dan mendengar. Dengan demikian pembelajar bahasa Mandarin, mampu membacakan aksara han yang baik dan benar baik lisan maupun tulisan
dalam bahasa cina. Peneliti juga berharap skripsi ini dapat menjadi referensi atau acuan dalam penelitian
selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Sastra Cina USU.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto suharsimi. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek , Edisi revisi IV.
Erna Widyawa 2011 : “Penggunaan Hanyu Pinyin sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam
Pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA NEGERI 6 SURAKARTA”.
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Secara umum, konsep dapat diartikan sebagai suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu. Karena sifatnya yang abstrak dan umum, maka konsep merupakan suatu hal
yang besifat yang mental. Representasi sesuatu itu terjadi dalam pikiran. Sebuah konsep mempunyai rujukan pada kenyataan. Ada juga yang mengartikan bahwa,pengertian konsep
adalah suatu medium yang menghubungkan subjek penahu dan objek yang diketahui, pikiran,dan kenyataan.
2.1 Konsep
Menurut Bahri 2008:30 pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam
bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata lambang bahasa. 2.1.1 Kemampuan membaca
Anak dapat berbahasa melalui beberapa tahap.Secara umum proses perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukkan ciri-
ciri tersendiri. Menurut GunturAhmad Susanto 2011: 75 menyatakan bahwa tahap perkembangan bahasa anak sebagai berikut:
a. Tahap I pralinguistik, yaitu antara 0-1 tahun. Tahun ini terdiri dari: 1 Tahap meraba-1 pralinguistik pertama. Tahap ini dimulai dari anak
lahir sampai anak usia enam bulan, pada masa ini anak sudah mulai tertawa, menangis, dan menjerit.
2 Tahap meraba-2 pralinguistik kedua. Pada tahap ini anak mulai menggunakan kata, tetapi masih kata yang belum ada maknanya dari
bulan ke-6 hingga 1 tahun. b. Tahap II; linguistik. Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu:
1 Tahap-1 holafrastik 1tahun, pada tahap ini anak mulai menyatakan makna keseluruhan kalimat dalam satuan kata. Perbendaharaan kata
yang dimiliki anak kurang lebih 50 kosa kata. 2 Tahap-2; frase 1-2, pada tahap ini anak dapat mengucapkan dua kata,
perbendaharaan anak anak sampai dengan rentang 50-100 kosa kata. c. Tahap III; pengembangan tata bahasa, yaitu anak prasekolah dasar 3, 4, 5
tahun. Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat. Dilihat dari aspek perkembangan tata bahasa seperti: S-P-O, anak dapat memperpanjang kata
menjadi suatu kalimat. d. Tahap IV tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun. Tahap ini
kemampuan anak sudah lebih sempurna, anak sudah dapat menggabungkan kelimat sederhana dan kalimat kompleks.