25
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengantar
Bab ini hanya membahas temuan penelitian, yaitu kategorisasi semantis dan pemetaan konseptual MCBS. Pembahasan mengenai kategorisasi MCBS bertumpu pada
kesamaan acuan dari kata-kata atau frasa yang membentuk metafora lalu ditentukan ranah sumber dan ranah sasarannya.
4.2 Kategorisasi MCBS
Kategori Metafora Cinta dalam Bahasa Simalungun memiliki delapan kategori, berikut contoh serta penjelasannya.
4.2.1 Kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH
Konsep CINTA dipahami oleh penutur bahasa Simalungun sebagai suatu zat cair dan tubuh manusia digunakan sebagai wadahnya. Dalam hal ini, cinta terletak di dalam
tubuh manusia. Kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH merupakan suatu kategori dasar yang terdapat juga pada emosi marah, gembira, takut, dan sedih.
Pada kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH, tubuh pengalam yang dikonseptualisasikan sebagai wadah untuk cinta mengalami beberapa proses internal
yang terjadi karena cinta ditafsirkan mengandung suatu daya.
8 Tiur mampartaridahkon baggal ni holongna.
3Tg AKT.luap.kan PART cinta.3Tg
‘Tiur meluapkan rasa cintanya.’
Universitas Sumatera Utara
26
9 Paruhuranhu igoki holongmu
perasaan.1Tg PREP.penuh.DEM cinta.2Tg. ‘Perasaanku dipenuhi oleh cintamu.’
Dalam bahasa Simalungun, kata mampartaridahkon ‘meluapkan’ pada contoh contoh 8, dan kata igoki ‘dipenuhi’ pada contoh 9, mengalami peningkatan skala
cairan dalam wadah. Pada kedua contoh itu terlihat adanya daya pada cinta yaitu bahwa pengalam berusaha menjaga kestabilan cairan dalam wadah, bisa dikatakan bahwa ini
merupakan usaha mental pengalam untuk mengendalikan perasaan cintanya. Untuk lebih jelas, metafora CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH memiliki dua subkategori,
yaitu CINTA sebagai PANAS dan CINTA sebagai API.
4.2.1.1 Subkategori CINTA sebagai PANAS CINTA sebagai PANAS dapat menggambarkan cairan suatu wadah tidak stabil
karena temperatur. Dalam kategori ini menunjukkan adanya tekanan internal dari emosi cinta, dimana proses internalnya pengalam gagal menjaga kestabilan perasaan cinta yang
sedang bergelora di dalam hatinya.
10 Ahu merasahon mohop ni holongmu. 1Tg AKT.rasa.kan hangat PART cinta.2Tg
‘Saya merasakan kehangatan dalam cintamu.’
Pada contoh 10 terjadi peralihan makna harfiah dari kata mohop ‘hangat’ pada frasa aek na mohop ‘air hangat’ dengan makna figuratif pada frasa mohop ni holongmu
Universitas Sumatera Utara
27
‘kehangatan dalam cintamu’. Terlihat jelas pengalam mengalami kegagalan dalam menjaga kestabilan perasaan cintanya.
4.2.1.2 Subkategori CINTA sebagai API Kategori ini hanya berfokus fungsi api pada suatu wadah, yang mengutamakan
cahaya yang bersinar atau api yang bisa padam atau redup untuk menyatakan keadaan cinta pengalam. Berikut contoh kategori CINTA sebagai API dalam bahasa Simalungun.
11 Sidea gatti martinggili halani tartutung apuy simburu. 3Jm sering bertengkar karena PAS.bakar api cemburu
‘Mereka sering bertengkar karena terbakar cemburu.’
12 Dokah lang pajumpah, holong nami gajag ma use. Lama tidak AKT.temu , cinta 1Jm berkobar kembali
‘Lama tidak bertemu, cinta kami berkobar kembali.’
13 Domma lima bulan marhasoman, tapi holonghu tor mittop. Sudah lima bulan AKT.teman , tapi cinta.1Tg telah redup
‘Sudah pacaran lima bulan, tapi cintaku telah redup.’
Kata tartutung ‘terbakar’ pada contoh 11, kata gajag ‘berkobar’ pada contoh 12, dan kata mittop ‘reduppadam’ pada contoh 13, memiliki medan makna yang
sama, karena api dapat membakar, berkobar. Api juga dapat reduppadam sejalan dengan berkurangnya perasaan cinta dalam hati pengalam, yang disebabkan kejenuhan dan
kebosanan seseorang terhadap pasangan.
Universitas Sumatera Utara
28
4.2.2 Kategori CINTA sebagai BINATANG BUAS
Pada metafora BINATANG BUAS, sipemburu mengalami pertarungan dengan binatang buas. Sipemburu mengeluarkan tenaganya untuk menangkap binatang buas dan
binatang buas berupaya melepaskan diri dari usaha penangkapan sipemburu. Dalam pengertian ini, sipemburu menganggap binatang buas adalah “lawan” yang harus
ditundukkan, dan binatang buas menganggap sipemburu adalah “lawan” yang harus dihindari.
Pertarungan dari si pemburu dan binatang buas bertujuan mengendalikan
perasaan cintanya. Pengalam berusaha mempertahankan cinta dengan menangkap binatang buas, sedangkan binatang buas yang dipahami sebagai cinta berusaha
meloloskan diri dengan melawan pengalam. Dalam pertarungan akan ada kalah dan menang, pihak yang berhasil menguasai dengan baik dinyatakan sebagai pemenang.
Contoh kategori CINTA sebagai BINATANG BUAS sebagai berikut.
14 Hubungan on tarancam sirang. Hubungan PART PAS.ancam putus
‘Hubungan ini terancam putus.’ 15 Bana tartakkap halani mardua holong.
3Tg PAS.tangkap karena selingkuh ‘Dia tertangkap karena selingkuh.’
Binatang buas mengancam keselamatan manusia. Maka, orang-orang membuat perangkap untuk menangkap dan menjerat binatang buas tersebut, seperti kata tarancam
‘terancam’ pada contoh 14 dan kata tartakkap ‘tertangkkap’ pada contoh 15.
Universitas Sumatera Utara
29
Pengalam merasa butuh pertarungan untuk mempertahankan hubungan cintanya dengan pasangan, meskipun ada dua kemungkinan yaitu kalah atau menang.
4.2.3 Kategori CINTA sebagai DAYA
Metafora DAYA pada ranah CINTA memiliki daya emosional pada cinta dan daya rasional pada pengalam. Metafora CINTA sebagai DAYA dibagi atas dua
subkategori, yaitu 1 CINTA sebagai DAYA FISIK dan 2 CINTA sebagai DAYA ALAMI.
4.2.3.1 Subkategori CINTA sebagai DAYA FISIK Daya fisik ialah fenomena fisik, daya tarik tubuh, kontak fisik yang kasar di
antara tubuh, dan sejenisnya Rajeg, 2009: 9. Yang artinya daya fisik pada ranah CINTA meliputi faktor internal yaitu perubahan mekanis yang terjadi di dalam tubuh,
dan faktor eksternal yaitu perubahan mekanis yang terjadi di luar tubuh. Beberapa contoh metafora CINTA sebagai DAYA FISIK dalam bahasa Angkola.
16 Ahu merasahon dosaran holong. 1Tg AKT.rasa getaran cinta
‘Saya merasakan getaran cinta.’
17 Ahu tarpikat tumang tu boru ai. 1Tg PAS.pikat sangat PREP perempuan DEM
‘Saya sangat terpikat dengan gadis itu.’
Universitas Sumatera Utara
30
Dengan contoh di atas dapat dikatakan bahwa perasaan cinta berhubungan dengan getaran di dalam tubuh atau keterpikatan terhadap pesona lawan jenis. Pada
kalimat di atas terlihat pada kata dosaran ‘getaran’ pada 16 dan kata tarpikat ‘terpikat’ pada 17.
4.2.3.2 Subkategori CINTA sebagai DAYA ALAMI Rajeg 2009: 8 berpendapat bahwa citra daya alami umumnya hadir pada
konseptualisasi emosi yang kuat. Cinta dipahami sebagai pelaku alamiah yang mengerahkan dayanya kepada orang-orang yang dipengaruhi cinta. Konsep DAYA
ALAMI seperti banjir, badai, atau angina dapat dijadikan contoh dalam menjalin hubungan. Berikut contohnya dalam bahasa Simalungun.
18 Holonghu lang boi tarhorom bei. Cinta.1Tg NEG bisa PAS.bendung lagi
‘Cintaku tidak bisa terbendung lagi.’ 19 Hubungan nasida iambati gok abat.
Hubungan 3jm dilanda masalah besar ‘Hubungan mereka dilanda masalah besar.’
Kata tarhorom ‘terbendung’pada 18 dan kata iambati ‘dilanda’ pada 19, memiliki hubungan erat dengan DAYA ALAMI. Seperti pada 18 hubungan yang sulit
untuk dibendung dalam banjir, dan seperti pada 19 percintaan yang sedang mengalami masalah dalam angina.
Universitas Sumatera Utara
31
4.2.4 Kategori CINTA sebagai PASIEN
Pada metafora PASIEN adalah orang yang menderita sakit, pasien harus dirawat dirumah sakit secara intensif untuk mendapatkan perawatan. Beberapa ekspresi metaforis
dalam kategori CINTA sebagai PASIEN.
20 Hubungan hita lang martondui. Hubungan 1Jm tidak sehat
‘Hubungan kami tidak sehat.’
21 Borit uhurhu halani ia mardua holong. Sakit hati.1Tg karena 3Tg selingkuh
‘Sakit hatiku harena dia selingkuh.’
22 Uhurhu lape malum bani pambahenan ia. hati.1Tg belum sembuh oleh sikap 3Tg
‘Hatiku belum sembuh oleh sikapnya.’
Kata lang martondui ‘tidak sehat’ pada contoh 16, kata borit ‘sakit’ pada contoh 17, dan lape malum ‘belum sembuh’ pada contoh 18 memiliki konsep yang
sama yakni sebagai pasien.
4.2.5 Kategori CINTA sebagai PERJALANAN
Lakoff dan Johnson 1980 mengatakan salah satu metafora konvensional yang paling umum untuk cinta meliputi pemahaman terhadap satu ranah pengalaman, yaitu
CINTA, berdasarkan ranah pengalaman yang berbeda, yaitu PERJALANAN. Berikut contoh dari metafora CINTA sebagai PERJALANAN dalam bahasa Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
32
23 Hanami siap manlangkah hu marhajabuan. 1Jm siap AKT.langkah PREP rumah tangga
‘kami siap melangkah ke jenjang pernikahan.’
24 Domma sonaha daoh hubungan nassiam? Sudah PAS.berapa jauh hubungan 2Jm
‘Sudah seberapa jauh hubungan kalian?’
Pada kata manlangkah “melangkah’ pada contoh 19 dan kata daoh ‘jauh’ pada contoh 20, memiliki medan makna yang sama yaitu perjalanan. Menjalin hubungan
dengan pasangan dianggap suatu perjalanan sampai ke pernikahan, seperti kapal yang berlayar di tengah lautan.
25 Hubungan hanami domma munop satahun na salpu. hubungan 1Jm sudah kandas PAS.tahun yang lalu
‘Hubungan kami sudah kandas setahun yang lalu.’
26 Holonghu domma i ujungni langkahu. cinta.1Tg telah PREP ujung jalan
‘Cintaku telah di ujung jalan.’
Kata munop ‘kandas’ pada contoh 20 dan ujungni langkahu ‘ujung jalan’ pada contoh 21. Dalam menempuh perjalanan kapal sering mengalami hambatan, begitu
juga hubungan percintaan walapun sudah lama sering berakhir dengan perselisihan, akibatnya hubungan tersebut tidak dapat berlanjut ke jenjang pernikahan ataupun
bercerai seperti pada kata
Universitas Sumatera Utara
33
4.2.6 Kategori CINTA sebagai PERANG
Konsep perang dipahami sebagai konflik fisik. Dalam hal ini ada dua pihak yang saling berperang untuk meraih kekuasaan. Di dalam menyerang, pengalam kadang-
kadang membutuhkan bantuan seseorang untuk merancang rencana dan strategi yang matang. Seandainya rencana tidak tepat akan berakibat kekalahan maka pengalam akan
menerima penolakan cinta. Contoh metafora CINTA sebagai PERANG dalam bahasa Simalungun.
27 Ahu domma pamatei paruhuranhu hubani. 1Tg sudah AKT.bunuh perasaan.1Tg pada3Tg
‘Saya sudah membunuh perasaanku padanya.’
28 Bana mambalos cintaki. 3Tg AKT.balas cinta1Tg
‘Dia membalas cintaku.’
Dalam kata pamatei ‘membunuh’ pada contoh 23 dan kata mambalos ‘membalas’ pada contoh 24, memiliki tujuan dendam sehingga pengalam mempunyai
sasaran untuk membalas dendam. Keduanya sama-sama mengalami pertarungan untuk menaklukkan musuh.
29 Ahu domma mambuat paruhuranna. 1Tg sudah AKT.rebut hati.3Tg
‘Saya telah merebut hatinya.’
Universitas Sumatera Utara
34
30 Holongna manusuk pusu-pusuhu. Cinta.3Tg AKT.tusuk jantung.1Tg
‘Cintanya menusuk jantungku.’
Ekspresi metafora CINTA sebagai PERANG juga terlihat pada contoh diatas. Pada kata mambuat ‘merebut’ dan kata manusuk ‘menusuk’, terlihat cara pengalam dalam
meyerang objek cinta. Jika dibandingkan antara metafora CINTA sebagai PERANG dan metafora CINTA sebagai BINATANG BUAS, keduanya memiliki kemiripan, yaitu sama-
sama melobatkan pertarungan.
4.2.7 Kategori CINTA sebagai BENDA
Suatu benda mempunyai bentuk dan manfaat yang berbeda-beda. Orang akan menjaga benda yang dirasanya berbentuk unik dan sangat bermanfat untuknya, benda
tersebut akan dijaga dan dirawat dengan baik. Namun jika bendanya sudah tua dan tidak lagi berguna maka benda akan disimpan atau dibuang. Itu berarti pengalam harus bisa
mengelola dan menjaga dengan baik objek cinta. Metafora CINTA sebagai BENDA dibagi atas dua subkategori, yaitu 1 CINTA sebagai KOMODITAS BERHARGA, 2
CINTA sebagai BANGUNAN.
4.2.7.1 Subkategori CINTA sebagai KOMODITAS BERHARGA Konsep KOMODITAS BERHARGA sama halnya dengan orang yang sudah
mendapatkan suatu benda yang diiinginkan sehingga perlu dirawat dan dijaga. Cinta juga harus dirawat dan di lindungi, supaya pasangannya tidak bosan, merasa tidak dihargai,
dan hubungan tetap berlangsung ke jenjang pernikahan.
Universitas Sumatera Utara
35
Beberapa contoh dalam bahasa Simalungun.
31 Ham maharga tumang hubakku. 2Tg AKT.harga sangat untuk.1Tg
‘Kamu sangat berharga untukku.’
32 Bana lalap mandarami holongna na mago. 3Tg terus AKT.cari cinta.3tg yang hilang
‘Dia terus mencari cintanya yang hilang.’
33 Bana mapabuni paruhuranna. 3Tg AKT.simpan hati.3Tg
‘Dia menyimpan perasaannya.’
Kata maharga ‘berharga’ pada 27, kata mandarami ‘mencari’ pada 28, dan kata mapabuni ‘menyimpan’ pada 29. Ekspresi contoh-contoh ini sangat lazim
terdengar, bahkan dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan baik dan sangat konvensional. Ekspresi ini sering digunakan penutur bahasa Simalungun dalam
membicarakan tentang orang yang dicintai.
4.2.7.2 Subkategori CINTA sebagai BANGUNAN Konsep BANGUNAN memiliki arti struktur buatan manusia yang terdiri atas
dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Maksud dan tujuan pembuatan bangunan adalah untuk mengetahui secara jelas bagaimana cara
merencanakan, melaksanakan pembuatan bangunan dan memperbaikinya agar bangunan itu kuat, awet, sehat, dan nyaman ketika digunakan. Bangunan yang sudah selesai dan
Universitas Sumatera Utara
36
siap ditempati akan diresmikan sesuai dengan tradisi budaya yang berlaku. Berikut contoh-contoh ekspresi metafora CINTA sebagai BANGUNAN.
34 Kaluargana domma seda. Keluarga.3Tg sudah hancur
‘Keluarganya sudah hancur.’
35 Hita padeari hubungan on. 1Jm perbaiki hubungan DEM
‘Kita perbaiki hubungan ini.’
36 Nasida mangingati sada taun marup. 3Jm memperingati NOM tahun AKT.sama
‘Mereka memperingati satu tahun bersama.’
Pada contoh-contoh diatas, konsep bangunan dicirikan oleh pemakaian kata seda ‘hancur’ pada 30, kata padeari ‘perbaiki’ pada 31, kata memperingati ‘memperingati’
pada 32. Ciri-ciri semantik ini bukti kuat bahwa CINTA sebagai BANGUNAN.
4.2.8 Kategori CINTA sebagai KESATUAN
Konsep KESATUAN diambil dari kata satu yang berarti tunggal. Seperti dua pecinta yang dipertemukan menjadi satu kesatuan untuk mencapai cita-cita dan tujuan
bersama. Dalam bahasa Simalungun terdapat beberapa ekspresi metaforis konseptual kesatuan. Misalnya,
Universitas Sumatera Utara
37
37 Hanami lang daot marsirang. 1Jm NEG akan PAS.pisah
‘Kami tidak akan terpisah.’
38 Dalahihu aima bolahan uhurhu. Lelaki.1Tg adalah belahan jiwa.1Tg
‘Suamiku adalah belahan jiwaku.’
39 Nasida mandalani hubungan dua taun. 3Jm AKT.jalin hubungan NOM taun
‘Mereka menjalin hubungan dua tahun.’
Kata marsirang ‘terpisah’ pada 27, kata bolahan uhur ‘belahan jiwa’ pada 28, kata mandalani ‘menjalin’ pada 29 adalah pelengkap dua pecinta yang mengacu pada
metafora KESATUAN sebagai suatu cara dalam mengonseptualisasikan cinta.
4.3 Pemetaan Konseptual MCBS
Pemetaan pada MCBS diawali dari ranah sumber ke ranah sasaran dengan membandingkan ciri-ciri semantik yang sama. Ranah sumber memuat konsep konkret
dan ranah sasaran memuat CINTA. Dalam pemetaan MCBS, makna figuratif terletak pada ranah sumber dan makna harfiah pada ranah sasaran.
Terkait dengan MCBS, ada lima skema citra dasar yang terlibat, yaitu skema WADAH, skema DAYA, skema SUMBER-JALUR-TUJUAN, skema RUANG, dan
skema HUBUNGAN.
Universitas Sumatera Utara
38
4.3.1 Skema WADAH Skema WADAH secara khas menerangkan pemetaan metafora konseptual
CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH dan kedua subkategorinya, yakni CINTA sebagai PANAS dan CINTA sebagai API.
Untuk metafora CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH dan CINTA sebagai PANAS dapat dibuat lebih sederhana, yaitu CINTA sebagai CAIRAN PANAS DALAM
WADAH, karena wadah dapat menghantarkan panas ke zat cair dalam suatu wadah. Berikut contoh bahasa Simalungun.
40 Holonghu manggobu-gobu hubana. Cinta.1Tg AKT.luap kepada.3Tg
‘Cintaku meluap-luap kepadanya.’ Pada ekspresi metaforis di atas manggobu-gobu ‘meluap-luap’ mengandung ciri-
ciri semantis tekanan internal pada wadah, cairan panas, dan tingkat panas cairan. Tekanan internal pada wadah menggambarkan usaha mental pengalam dalam mencari
cinta.
Tabel 4.1 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Cairan Panas dalam Wadah
Ranah Sumber CAIRAN PANAS DALAM WADAH
Ranah Sasaran CINTA
Cairan panas dalam wadah Cinta
Wadah fisik Tubuh pengalam
Tekanan internal pada wadah Tekanan internal pada tubuh
Penyebab panas cairan Penyebab cinta
Tingkat panas cairan Intensitas cinta
Metafora CINTA sebagai API, skenarionya menggambarkan apa yang terjadi terlalu hebat hingga mampu mengendalikan pengalam. Diibaratkan jika cinta terlalu
Universitas Sumatera Utara
39
hebat korespondensi dengan terbakarnya wadah pada ranah sumber dapat membuat orang yang sedang menjalin cinta dapat meledak.
Tabel 4.2 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Api
Ranah Sumber API
Ranah Sasaran CINTA
Api dalam wadah Cinta
Wadah fisik Tubuh pengalam
Tekanan internal pada wadah Tekanan internal pada tubuh
Penyebab api Penyebab cinta
Ledakan pada wadah Cinta yang tak terkendali
4.3.2 Skema DAYA Skema Daya menerangkan tiga kategori metafora, yakni CINTA sebagai DAYA,
CINTA sebagai BINATANG BUAS, dan CINTA sebagai PASIEN. Metafora konseptual CINTA sebagai DAYA merupakan upaya mengendalikan
cinta. Cinta sebagai daya berusaha agar pengalam memberikan dayanya, tetapi pengalam bertahan menjaga cintanya di bawah kendali, yang terjadi adalah suatu upaya
pengendalian cinta. Berikut contohnya dalam bahasa Simalungun.
41 Jengesna mambahen ahu tarcongang. Cantik.3Tg AKT.buat 1Tg PAS.pesona
‘Kecantikannya membuat aku terpesona.’
Cinta dapat dikonseptualisasikan sebagai daya eksternal yang memengaruhi pengalam seperti pada tarcongang ‘terpesona’, menerangkan tingkat pengaruh daya fisik
yang berkorespondensi dengan intensitas cinta.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.3 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Daya Fisik
Ranah Sumber DAYA FISIK
Ranah Sasaran CINTA
Ruang fisik Tubuh pengalam
Daya fisik Cinta
Kekuatan daya fisik Kekuatan cinta
Tingkat pengaruh daya fisik Intensitas cinta
Penyebab daya fisik Penyebab cinta
Metafora DAYA ALAMI memiliki entitas yang kuat seperti angin, badai, banjir, dan lain-lain. Pada metafora DAYA ALAMI, kekuatan daya alami menyatakan
hilangnya kendali, dan bukan menyatakan intensitas cinta
Tabel 4.4 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Daya Alami
Ranah Sumber DAYA ALAMI
Ranah Sasaran CINTA
Ruang alami Tubuh pengalam
Daya alami Cinta
Tingkat pengaruh daya alami Intensitas cinta
Penyebab daya alami Penyebab cinta
Kekuatan daya alami Hilangnya kendali
Metafora BINATANG BUAS berhubungan dengan hilangnya kendali atas cinta pada diri pengalam. BINATANG BUAS adalah cinta yang membutuhkan daya untuk
dapat mengendalikan diri.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.5 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Binatang Buas
Ranah Sumber BINATANG BUAS
Ranah Sasaran CINTA
ruang fisik tubuh pengaJam
binatang buas Cinta
kekuatan binatang buas intensitas cinta
penyebab serangan binatang buas penyebab cinta
penangkapan binatang buas pengendalian cinta
lolosnya binatang buas hilangnya kendali
Metafora PASIEN menyatakan hubungan yang sedang sakit, sehingga membutuhkan seseorang untuk menjaga dan merawat sampai sehat. Pengalam merasa
ada yang perlu dirawat dari hubungannya supaya bisa bertahan.
Tabel 4.6 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Pasien
Ranah Sumber PASIEN
Ranah Sasaran CINTA
Ruang fisik Tubuh pengalam
Pasien pada ruang Cinta
Munculnya tenagaenergy Kemajuan hubungan
Hilangnya energy Kemunduran hubungan
Penyebab sakit Penyebab cinta
4.3.3 Skema SUMBER-JALUR-TUJUAN Skema SUMBER-JALUR-TUJUAN menjelaskan pemetaan metafora konseptual
CINTA sebagai PERJALANAN. Siregar 2013: 96 mengatakan manusia dapat berpindah dari satu tempat sumber ke tempat lain tujuan sepanjang urutan tempat yang terus-
menerus jalur. Berikut contohnya dalam bahasa Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
42
42 Parhasomanan hanami domma mardalan tolu taun. Pertemanan 3Jm sudah AKT.jalan NOM tahun
‘Hubungan mereka sudah berjalan tiga tahun.’
Secara sistematis terlihat pada ranah perjalanan bertalian dengan ranah cinta. Metafora PERJALANAN merupakan khusus dari metafora yang lebih umum hidup
dengan maksud tertentu sebagai perjalanan dan maksud sebagai tujuan.
Tabel 4.7 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Perjalanan
Ranah Sumber PERJALANAN
Ranah Sasaran CINTA
Pejalan Pecinta
Tempat perjalanan Cinta
Tujuan perjalanan Tujuan hubungan
Jarak yang ditempuh Kemajuan dalam hubungan
Rintangan dalam perjalanan Kendala dalam hubungan
4.3.4 Skema RUANG Skema RUANG menjelaskan dua pemetaan, yaitu CINTA sebagai PERANG dan
CINTA sebagai BENDA. Konsep perang merupakan menang dan kalah, berusaha, mempertahankan. Dalam percintaan, orang akan berjuang untuk mendapatkan cinta
sejatinya. Walaupun harus menyerang dan bertahan dengan menggunakan cara verbal. Jika berhasil meraih cintanya, maka ia dianggap sebagai pemenang.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 4.8 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Perang
Ranah Sumber PERANG
Ranah Sasaran CINTA
Orang yang berperang Pecinta
Sasaran perang Objek Cinta
Tujuan perang Tujuan hubungan
Kemenangan perang Cinta
Lama Perang Kendala dalam hubungan
Skema BENDA berhubungan dengan RUANG. Ruang adalah tempat peletakan benda, tempat untuk menata benda.
Table 4.9 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Benda
Ranah Sumber BENDA
Ranah Sasaran CINTA
ruang fisik tubuh pengalam
benda pada ruang Cinta
manfaat benda kekuatan cinta
penjagaan benda pengendalian cinta
pengabaian benda hilangnya kendali
4.3.5 Skema HUBUNGAN Skema HUBUNGAN adalah dasar dari pemetaan metafora CINTA sebagai
KESATUAN. Berikut ini contoh bahasa Simalungun.
43 Ahu pakon bana saroha. 1Jm dan 3Tg sehati
‘Aku dan dia sehati.’
Universitas Sumatera Utara
44
Konsep KESATUAN disandingkan dengan konsep ‘tali’, pengalam memerlukan ikatan untuk menyatukan perasaan, terlihat pada kata saroha ‘sehati’. Jika cinta tidak
menyatu maka dapat dikatakan penolakan cinta atau yang sering dikatakan bertepuk sebelah tangan.
Table 4.10 Pemetaan Konseptual Cinta sebagai Kesatuan
Ranah Sumber KESATUAN
Ranah Sasaran CINTA
Dua entitas Dua orang yang bercinta
Penyatuan dua entitas Penyatuan pecinta
Pemisahan dua entitas Penolakan cinta
Universitas Sumatera Utara
45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Kategorisasi metafora cinta dalam bahasa Simalungun dibentuk oleh delapan
kategori semantis, yaitu 1 CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH, 2 CINTA sebagai BINATANG BUAS, 3 CINTA sebagai DAYA, 4 CINTA sebagai PASIEN, 5
CINTA sebagai PERJALANAN, 6 CINTA sebagai PERANG, 7 CINTA sebagai BENDA, 8 CINTA sebagai KESATUAN.
Kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH terdiri atas dua subkategori, yaitu Subkategori CINTA sebagai PANAS dan Subkategori CINTA sebagai
API. Kategori CINTA sebagai DAYA terdiri dari dua subkategori, yaitu Subkategori CINTA sebagai DAYA FISIK dan Subkategori CINTA sebagai DAYA ALAMI. Kategori
CINTA sebagai BENDA terdiri dari dua subkategori, yaitu Subkategori CINTA sebagai KOMODITAS BERHARGA dan Subkategori CINTA sebagai BANGUNAN.
Pemetaan konseptual metafora cinta dalam bahasa Simalungun memiliki lima skema, yaitu, Skema WADAH, Skema RUANG, Skema SUMBER-JALUR-TUJUAN,
Skema DAYA, Skema HUBUNGAN
Universitas Sumatera Utara