28
4.2.2 Kategori CINTA sebagai BINATANG BUAS
Pada metafora BINATANG BUAS, sipemburu mengalami pertarungan dengan binatang buas. Sipemburu mengeluarkan tenaganya untuk menangkap binatang buas dan
binatang buas berupaya melepaskan diri dari usaha penangkapan sipemburu. Dalam pengertian ini, sipemburu menganggap binatang buas adalah “lawan” yang harus
ditundukkan, dan binatang buas menganggap sipemburu adalah “lawan” yang harus dihindari.
Pertarungan dari si pemburu dan binatang buas bertujuan mengendalikan
perasaan cintanya. Pengalam berusaha mempertahankan cinta dengan menangkap binatang buas, sedangkan binatang buas yang dipahami sebagai cinta berusaha
meloloskan diri dengan melawan pengalam. Dalam pertarungan akan ada kalah dan menang, pihak yang berhasil menguasai dengan baik dinyatakan sebagai pemenang.
Contoh kategori CINTA sebagai BINATANG BUAS sebagai berikut.
14 Hubungan on tarancam sirang. Hubungan PART PAS.ancam putus
‘Hubungan ini terancam putus.’ 15 Bana tartakkap halani mardua holong.
3Tg PAS.tangkap karena selingkuh ‘Dia tertangkap karena selingkuh.’
Binatang buas mengancam keselamatan manusia. Maka, orang-orang membuat perangkap untuk menangkap dan menjerat binatang buas tersebut, seperti kata tarancam
‘terancam’ pada contoh 14 dan kata tartakkap ‘tertangkkap’ pada contoh 15.
Universitas Sumatera Utara
29
Pengalam merasa butuh pertarungan untuk mempertahankan hubungan cintanya dengan pasangan, meskipun ada dua kemungkinan yaitu kalah atau menang.
4.2.3 Kategori CINTA sebagai DAYA
Metafora DAYA pada ranah CINTA memiliki daya emosional pada cinta dan daya rasional pada pengalam. Metafora CINTA sebagai DAYA dibagi atas dua
subkategori, yaitu 1 CINTA sebagai DAYA FISIK dan 2 CINTA sebagai DAYA ALAMI.
4.2.3.1 Subkategori CINTA sebagai DAYA FISIK Daya fisik ialah fenomena fisik, daya tarik tubuh, kontak fisik yang kasar di
antara tubuh, dan sejenisnya Rajeg, 2009: 9. Yang artinya daya fisik pada ranah CINTA meliputi faktor internal yaitu perubahan mekanis yang terjadi di dalam tubuh,
dan faktor eksternal yaitu perubahan mekanis yang terjadi di luar tubuh. Beberapa contoh metafora CINTA sebagai DAYA FISIK dalam bahasa Angkola.
16 Ahu merasahon dosaran holong. 1Tg AKT.rasa getaran cinta
‘Saya merasakan getaran cinta.’
17 Ahu tarpikat tumang tu boru ai. 1Tg PAS.pikat sangat PREP perempuan DEM
‘Saya sangat terpikat dengan gadis itu.’
Universitas Sumatera Utara
30
Dengan contoh di atas dapat dikatakan bahwa perasaan cinta berhubungan dengan getaran di dalam tubuh atau keterpikatan terhadap pesona lawan jenis. Pada
kalimat di atas terlihat pada kata dosaran ‘getaran’ pada 16 dan kata tarpikat ‘terpikat’ pada 17.
4.2.3.2 Subkategori CINTA sebagai DAYA ALAMI Rajeg 2009: 8 berpendapat bahwa citra daya alami umumnya hadir pada
konseptualisasi emosi yang kuat. Cinta dipahami sebagai pelaku alamiah yang mengerahkan dayanya kepada orang-orang yang dipengaruhi cinta. Konsep DAYA
ALAMI seperti banjir, badai, atau angina dapat dijadikan contoh dalam menjalin hubungan. Berikut contohnya dalam bahasa Simalungun.
18 Holonghu lang boi tarhorom bei. Cinta.1Tg NEG bisa PAS.bendung lagi
‘Cintaku tidak bisa terbendung lagi.’ 19 Hubungan nasida iambati gok abat.
Hubungan 3jm dilanda masalah besar ‘Hubungan mereka dilanda masalah besar.’
Kata tarhorom ‘terbendung’pada 18 dan kata iambati ‘dilanda’ pada 19, memiliki hubungan erat dengan DAYA ALAMI. Seperti pada 18 hubungan yang sulit
untuk dibendung dalam banjir, dan seperti pada 19 percintaan yang sedang mengalami masalah dalam angina.
Universitas Sumatera Utara
31
4.2.4 Kategori CINTA sebagai PASIEN