8
Ranah ialah elemen atau unsur, ranah terdiri atas ranah sumber dan ranah sasaran. Ranah sumber adalah jenis ranah yang lebih konkret, sedangkan ranah sasaran adalah
jenis ranah yang lebih abstrak K vecses, 2006: 117. Ranah sumber yang lebih
kongkrit digunakan manusia untuk memahami konsep abstrak dalam ranah sasaran. Makna yang dikaji dalam penelitian ini adalah makna konotatif. Chaer 1993
memberikan pengertian bahwa makna konotatif ialah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau
ditimbulkan pada pembicara penulis dan pendengar pembaca
2.2 Landasan Teori
Dalam penelitian ini diterapkan teori Metafora Konseptual. Lakoff 1987 memperkenalkan metafora konseptual yang berpandangan bahwa kognisi merupakan
hasil dari konstruksi mental, dan metafora adalah penyamaan yang bersifat lintas ranah konseptual di dalam sistem konseptual yang memiliki hakikat dan struktur metafora.
Metafora bukanlah perilaku bahasa saja tetapi juga persoalan pikiran karena pada prinsipnya penalaran abstrak merupakan kasus khusus penalaran berdasarkan atas citra.
Penalaran berdasarkan atas citra bersifat asasi dan penalaran metaforis abstrak. Mengikuti pandangan semantik kognitif, metaforisasi dilihat sebagai prinsip
analogikal dan melibatkan konseptualisasi satu unsur struktur konseptual melalui struktur konseptual yang lain yang terjadi antar-ranah konseptual yang sama, yang menata sistem
konseptual sehari-hari penutur bahasa simalungun, termasuk konsep yang paling abstrak yang terdapat di balik penggunaan bahasa simalungun. Lakoff 1996 dalam Croft dan
Cruse, 2004:194 mengatakan bahwa setiap konsep dari ranah sumber mengacu pada
Universitas Sumatera Utara
9
makna ekspresi literal dan dapat dipakai untuk mendeskripsikan konsep pada ranah sasaran tentang kalimat tersebut. Maka, metafora konseptual adalah pemetaan konseptual
di antara dua ranah. Pemetaan bersifat asimetris, yaitu struktur konseptual tertuju pada ranah sasaran, bukan pada ranah sumber. Metafora dianggap sebagai bagian terpadu dari
bahasa dan pikiran dalam dunia nyata. Lakoff dan Johnson 1980: 3 menyatakan bahwa metafora yang meresap dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam bahasa tetapi dalam pikiran dan tindakan. Metafora diperoleh dan dimengerti secara kognitif oleh manusia berdasarkan
pengalaman hidup sehari-hari yang diungkapkan melalui bahasa mereka. Cara seseorang berpikir dan bertindak sehari-hari sebenarnya bersifat metaforis.
Selanjutnya, Lakoff dan Johnson 1980: 5 berpendapat bahwa inti dari metafora adalah memahami dan mengalami salah satu jenis hal dalam hal lain. Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa sesorang dapat memahami sesuatu hal melalui proses pemahamannya akan hal lain yang telah dikenal dan dipahami
sebelummya dari pengalamannya sehari-hari. Metafora mengorganisasi hubungan antar objek dan menciptakan pemahaman
mengenai objek tertentu melalui pemahaman mengenai objek lain. Dengan kata lain, ranah sumber digunakan manusia untuk memahami konsep abstrak dalam ranah sasaran.
Sebagai contoh, DESIRE IS FIRE HASRAT ADALAH API menurut Lakoff dan Johnson 1980, penggunaan huruf kapital digunakan untuk menunjukkan ranah sumber
dan ranah sasaran. Konsep DESIRE HASRAT merupakan ranah sasaran atau topic dan FIRE API sebagai vehicle atau ranah sumber. Jadi, dapat dipahami bahwa DESIRE
HASRAT memiliki ciri dan sifat seperti API, yaitu, panas, bergelora, dan membakar.
Universitas Sumatera Utara
10
Jika seseorang memiliki hasrat berarti dalam dirinya terdapat suasana hati yang menggelora.
Metafora adalah bahasa nonliteral atau figuratif yang mengungkapkan perbandingan antara dua hal secara implisit
Knowles dan Moon 2006: 5 dalam Aisah 2010. Knowles dan Moon menyatakan bahwa ada dua jenis metafora. Pertama, metafora
kreatif adalah metafora yang digunakan penulis atau penutur untuk mengekspresikan ide dan perasaannya ke dalam sebuah tulisan sehingga tulisan tersebut menjadi mudah
dipahami oleh pembaca. Metafora ini menampilkan suatu ungkapan yang baru berdasarkan realitas yang ada dan biasanya terdapat di dalam karya sastra. Kedua,
metafora konvensional adalah metafora yang sudah tidak lagi bersifat baru dan jenis metafora ini telah kehilangan cirinya sebagai sebuah metafora, karena metafora ini sering
digunakan dan kemudian dimasukkan ke dalam kosakata sehari-hari. Misalnya untuk menunjukkan emosi marah anger digunakan ungkapan He exploded kemarahannya
meledak. Metafora konvensional juga sering disebut dengan metafora mati atau dead metaphor Knowles dan Moon 2006: 6 dalam Aisah 2010.
Dalam metafora ini, metafora CINTA dianalisis dengan menggunakan skema- citra. Johnson 1987 dalam Saeed, 1997: 308 mengusulkan skema-citra sebagai suatu
level struktur kognitif yang lebih primitif yang mendasari metafora dan menyajikan hubungan sistematis antara pengalaman badani dan ranh kognitif yang lebih tinggi
seperti bahasa.
Universitas Sumatera Utara
11
2.3 Tinjauan Pustaka