Kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH

25

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengantar

Bab ini hanya membahas temuan penelitian, yaitu kategorisasi semantis dan pemetaan konseptual MCBS. Pembahasan mengenai kategorisasi MCBS bertumpu pada kesamaan acuan dari kata-kata atau frasa yang membentuk metafora lalu ditentukan ranah sumber dan ranah sasarannya.

4.2 Kategorisasi MCBS

Kategori Metafora Cinta dalam Bahasa Simalungun memiliki delapan kategori, berikut contoh serta penjelasannya.

4.2.1 Kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH

Konsep CINTA dipahami oleh penutur bahasa Simalungun sebagai suatu zat cair dan tubuh manusia digunakan sebagai wadahnya. Dalam hal ini, cinta terletak di dalam tubuh manusia. Kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH merupakan suatu kategori dasar yang terdapat juga pada emosi marah, gembira, takut, dan sedih. Pada kategori CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH, tubuh pengalam yang dikonseptualisasikan sebagai wadah untuk cinta mengalami beberapa proses internal yang terjadi karena cinta ditafsirkan mengandung suatu daya. 8 Tiur mampartaridahkon baggal ni holongna. 3Tg AKT.luap.kan PART cinta.3Tg ‘Tiur meluapkan rasa cintanya.’ Universitas Sumatera Utara 26 9 Paruhuranhu igoki holongmu perasaan.1Tg PREP.penuh.DEM cinta.2Tg. ‘Perasaanku dipenuhi oleh cintamu.’ Dalam bahasa Simalungun, kata mampartaridahkon ‘meluapkan’ pada contoh contoh 8, dan kata igoki ‘dipenuhi’ pada contoh 9, mengalami peningkatan skala cairan dalam wadah. Pada kedua contoh itu terlihat adanya daya pada cinta yaitu bahwa pengalam berusaha menjaga kestabilan cairan dalam wadah, bisa dikatakan bahwa ini merupakan usaha mental pengalam untuk mengendalikan perasaan cintanya. Untuk lebih jelas, metafora CINTA sebagai CAIRAN DALAM WADAH memiliki dua subkategori, yaitu CINTA sebagai PANAS dan CINTA sebagai API. 4.2.1.1 Subkategori CINTA sebagai PANAS CINTA sebagai PANAS dapat menggambarkan cairan suatu wadah tidak stabil karena temperatur. Dalam kategori ini menunjukkan adanya tekanan internal dari emosi cinta, dimana proses internalnya pengalam gagal menjaga kestabilan perasaan cinta yang sedang bergelora di dalam hatinya. 10 Ahu merasahon mohop ni holongmu. 1Tg AKT.rasa.kan hangat PART cinta.2Tg ‘Saya merasakan kehangatan dalam cintamu.’ Pada contoh 10 terjadi peralihan makna harfiah dari kata mohop ‘hangat’ pada frasa aek na mohop ‘air hangat’ dengan makna figuratif pada frasa mohop ni holongmu Universitas Sumatera Utara 27 ‘kehangatan dalam cintamu’. Terlihat jelas pengalam mengalami kegagalan dalam menjaga kestabilan perasaan cintanya. 4.2.1.2 Subkategori CINTA sebagai API Kategori ini hanya berfokus fungsi api pada suatu wadah, yang mengutamakan cahaya yang bersinar atau api yang bisa padam atau redup untuk menyatakan keadaan cinta pengalam. Berikut contoh kategori CINTA sebagai API dalam bahasa Simalungun. 11 Sidea gatti martinggili halani tartutung apuy simburu. 3Jm sering bertengkar karena PAS.bakar api cemburu ‘Mereka sering bertengkar karena terbakar cemburu.’ 12 Dokah lang pajumpah, holong nami gajag ma use. Lama tidak AKT.temu , cinta 1Jm berkobar kembali ‘Lama tidak bertemu, cinta kami berkobar kembali.’ 13 Domma lima bulan marhasoman, tapi holonghu tor mittop. Sudah lima bulan AKT.teman , tapi cinta.1Tg telah redup ‘Sudah pacaran lima bulan, tapi cintaku telah redup.’ Kata tartutung ‘terbakar’ pada contoh 11, kata gajag ‘berkobar’ pada contoh 12, dan kata mittop ‘reduppadam’ pada contoh 13, memiliki medan makna yang sama, karena api dapat membakar, berkobar. Api juga dapat reduppadam sejalan dengan berkurangnya perasaan cinta dalam hati pengalam, yang disebabkan kejenuhan dan kebosanan seseorang terhadap pasangan. Universitas Sumatera Utara 28

4.2.2 Kategori CINTA sebagai BINATANG BUAS