Palawija Tinjauan Pustaka .1. Peranan Modal dalam Usahatani

Menurut Gilarso 1993, modal merupakan sarana atau bekal untuk melaksanakan usaha. Faktor modal memegang peranan penting yang dipertimbangkan petani sebelum melakukan usahatani Hermanto, 1992. Modal diperlukan terutama untuk pengadaan sarana produksi benih, pupuk dan pestisida, yang dirasakan petani semakin tinggi harganya.

2.1.2. Palawija

Palawija dapat diartikan sebagai tanaman kedua atau sekunder, maksud dari tanaman kedua atau sekunder ini adalah tanaman palawija merupakan tanaman hasil pertanian selain tanaman padi. Akan tetapi seiring perkembangan waktu, tanaman palawija sekarang dapat diartikan sebagai semua tanaman pertanian semusim yang dibudidayakan pada lahan kering. Misalnya kacang tanah, jagung, ketela pohon, kedelai, dan ubi jalar Pracaya, 1990. Danarti dan Sri 1999 menjelaskan bahwa istilah palawija sebetulnya diperuntukkan bagi tanaman pangan yang biasa ditanam di sawah pada saat musim kemarau. Pada saat itu, tanaman padi sawah tidak dapat tumbuh dengan baik karena airnya tidak mencukupi. Tanaman palawija adalah sejenis umbi-umbian, seperti singkong, jagung, kacang- kacanganan dan lain-lain. Palawija merupakan tanaman kedua yang tahan terhadap kekeringan Mashudi, 2007. Dalam pengertian sekarang, palawija berarti semua tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Yang termasuk tanaman palawija yaitu kacang tanah, jagung, ketela pohon, kedelai, dan ubi jalar. Pada saat ini para petani biasanya memanfaatkan lahan pertanian mereka Universitas Sumatera Utara untuk menanam tanaman palawija untuk mendapatkan hasil tambahan Djaenudin, 2003. Salah satu hasil tanaman palawija yang dapat menggantikan konsumsi pangan ialah ubi jalar dan kentang. Danarti dan Sri 1999 menjelaskan bahwa Ubi jalar atau ketela rambat Ipomoea batatas L. ini tidak sepopuler komoditi palawija lainnya. Namun, sangat penting bagi petani, karena beberapa keunggulannya. Keunggulan itu dikarenakan tanaman ini sangat mudah dan murah untuk dibudidayakan, tidak mudah terserang penyakit dan hama, penghasil karbohidrat dan daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran yang kaya vitamin A dan zat besi. Tanaman kentang Solanum tuberosum L. merupakan tanaman umbi-umbian yang tergolong berumur pendek dan termasuk tanaman semusim dengan umur tanaman 90-180 hari. Kentang juga merupakan salah satu tanaman pengganti pangan setelah padi, gandum dan jagung. Tanaman kentang dapat berproduksi dengan baik apabila ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 – 1.300 m dpl serta menghendaki suhu optimal 18 – 21 o C Rukmana, 1997. Bagi petani, membudidayakan tanaman palawija memiliki tiga keuntungan. Ketiganya adalah dari segi ekonomis, teknis, dan sosial. Keuntungan ekonomis diperoleh petani dari hasil usahataninya. Keuntungan teknis diperoleh karena dengan pembudidayaan palawija, maka siklus beberapa hama dan penyakit akan terputus. Sementara itu, beberapa tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau dapat meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan kemampuan tanaman tersebut untuk meningkat unsur N dari udara. Sedangkan Universitas Sumatera Utara keuntungan sosial dinikmati petani terutama pada saat musim kemarau panjang. Pada saat ini tanaman palawija dapat dijadikan makanan pengganti beras Danarti dan Sri, 1999.

2.1.3. Hortikultura

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

4 83 95

Teknologi Budidaya Dan Produksi Usahatani Ubi Jalar (Studi kasus di desa Purba Sipinggan, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.)

0 33 81

Studi Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi Jalar (Ipomoea Batatas Poir) Sebagai Indikator Pada Titrasi Asam Basa

15 99 58

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 2 16

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 1

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 6

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 20

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 2

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 78

LPSE Kabupaten Dairi SMPN 1 Parbuluan

0 0 1