namun petani peminjam harus menyempatkan diri untuk membantu pekerjaan di lahan milik petani peminjam yang telah disepakati sebelumnya.
5.5 Peran Pemerintah Dalam Penguatan Modal Usahatani
Pemerintah memegang peranan penting yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha khususnya petani. Dengan adanya peran pemerintah melalui subsidi sarana
produksi seperti bibit, pupuk dan alsintan diharapkan dapat mempermudah petani dalam melakukan usahataninya dan memperkecil modal serta biaya yang harus
dikeluarkan oleh petani. Berdasarkan wawancara langsung dengan petani, hampir seluruh petani sampel tidak merasakan adanya peran pemerintah dalam penguatan
modal usahatani yang merekan lakukan. Apabila ada, peran pemerintah hanya berupa subsidi pupuk yang disalurkan ke kios pupuk resmi milik pemerintah di
Desa Parbuluan III. Pada umumnya subsidi pupuk diutamakan untuk para anggota kelompok tani di
Desa Parbuluan III. Adapun jenis dan harga pupuk yang disubsidi oleh pemerintah terdapat pada tabel 5.15 berkut ini:
Tabel 5.15 Data Jenis dan Harga Pupuk Bersubsidi di Desa Parbuluan III, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi
No. Jenis Pupuk Harga
Rp kg Harga
Rp karung
1 Phonska
2.300 115.000
2 Petroganik
500 20.000
3 Urea
1.800 90.000
4 ZA
1.400 70.000
5 SP – 36
2.000 100.000
Sumber: Kios Pupuk Resmi Desa Parbuluan III Berdasarkan Tabel 5.15 dapat diketahui bahwa harga pupuk yang diberikan
pemerintah berada setengah di bawah harga normal pupuk. Dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
subsidi pupuk diharapkan dapat meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk melaksanakan usahatani yang mereka lakukan. Namun hal ini
juga belum cukup bagi petani untuk membantu usahataninya. Hal ini jelas dikarenakan bukan hanya input produksi pupuk yang dibutuhkan untuk
melakukan usahatani sehingga peran pemerintah melalui subsidi pupuk kepada petani kurang membantu beban biaya yang mereka korbankan mengingat harga
jual produk pertanian yang juga fluktiatif.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.
Karakteristik sosial dan ekonomi petani sampel meliputi tenure, tingkat kosmopolitan petani dan pendapatan. Tenure status kepemilikan lahan petani
merupakan lahan milik sendiri yang bersifat tanah ulayat. Keterbukaan petani terhadap akses modal yang ada dikategorikan cukup baik dan dikategorikan
rendah dengan akses modal yang disediakan pemerintah. Total pendapatan petani berasal dari sektor pertanian dan sektor non pertanian dimana
kontribusi sektor pertanian lebih besar dibandingkan non pertanian dengan jumlah pendapatan total sebesar Rp. 13.729.200 per tahun atau setara dengan
90,7 dari total pendapatan. 2.
Kebutuhan modal terbesar dibutuhkan untuk usahatani hortikultura yaitu sebesar Rp. 21.769.100 per tahun atau Rp. 1.814.000 per bulan. Sedangkan
kebutuhan permodalan usahatani palawija sebesar Rp. 15.445.400 per tahun atau Rp. 1.287.000 per bulan.
3. Pengalokasian pendapatan untuk modal usahatani selanjutnya beragam.
Sebanyak 29 petani tidak mampu mengalokasikan dana dan sisanya 31 petani hanya mampu mengalokasikan dana kurang dari 25 dari hasil
pendapatannya untuk modal ushatani selanjutnya. 4.
Sumber pengadaan modal oleh petani sampel yang berasal dari CU sebesar 28,3 dari total keseluruhan, dari toke 25 , koperasi 21,7 , dari teman
15 , Bank 8,3 , serta berasal dari modal sendiri sebesar 1,7 .
Universitas Sumatera Utara
5. Peran pemerintah dalam penguatan modal usahatani di Desa Parbuluan III
hanya berupa subsidi pupuk yang disalurkan ke kios pupuk resmi milik pemerintah dengan harga jual dibawah setengah harga normal.
6.2 Saran