pelayuan, pengeringan, ataupun pembengkakan yang berair, diikuti pembusukan dan voluminous dan bulky yang artinya memakan ruang ataupun tempat yang
besar sedangkan nilai atau harganya murah dikarenakan jarak yang harus ditempuh untuk memasarkan produknya tentunya membutuhkan biaya untuk
pengepakan dan bongkar muat. Berdasarkan karakteristik produk tanaman palawija dan hortikultura diatas, dapat
disimpulkan bahwa tanaman palawija dan hortikultura membutuhkan perlakuan yang intensif dan modal yang diperlukan juga tergolong intensif. Dimana
kebutuhan modal akan tanaman sampingan akan dibutuhkan kembali setelah proses produksi berakhir panen.
2.3 Kerangka Pemikiran
Menurut Von Bohm Bawerk, modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat.
Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang
disebut modal masyarakat atau modal sosial. Jadi modal adalah hasil atau produk atau kekayaan yang digunakan untuk memperoleh hasil selanjutnya.
Modal merupakan syarat mutlak dalam suatu usaha, demikian pula dengan usahatani. Modal dalam usahatani diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik
berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu secara langsung atau tak langsung dalam suatu proses produksi.
Setiap petani memiliki karakteristik yang berbeda dalam kemampuan permodalan usahatanianya, begitu juga dengan para petani palawija dan hortikultura. Karakter-
Universitas Sumatera Utara
karakter tersebut dapat membedakan tipe perilaku petani pada situasi tertentu. Adapun karakteristik yang berhubungan dengan kemampuan permodalan petani
untuk usahataninya yaitu luas lahan, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, tenure dan tingkat kosmopolitan petani.
Dalam mengusahakan usahatani, petani palawija dan hortikultura selalu berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya yakni modal dan faktor produksi lain
seefisien mungkin. Usahatani pada dasarnya merupakan usaha untuk meningkatkan produksi pertanian yang berkualitas dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.. Produk palawija yang telah panen selanjutnya akan dijual. Penjualan tersebut akan
memberikan manfaat berupa pendapatan untuk petani. Pendapatan yang diterima petani dapat dialokasikan untuk konsumsi. Konsumsi adalah kegiatan membeli
barang atau jasa untuk memuaskan keinginan. Konsumsi dapat berupa konsumsi rumah tangga dan modal usahatani selanjutnya bahkan tabungan apabila
mencukupi. Tabungan adalah sisa dari hasil pendapatan yang telah dikeluarkan untuk konsumsi atau bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi.
Berdasarkan sumbernya, modal dalam usahatani berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri ialah modal yang dikeluarkan petani itu sendiri
yang berasal dari tabungan atau sisa dari hasil usahatani sebelumnya. Sedangkan modal pinjaman ialah modal yang dikeluarkan oleh petani yang bukan berasal dari
tabungan atau hasil usahataninya. Modal pinjaman yang dapat diperoleh petani berasal dari dua sumber yaitu kredit formal dan kredit non formal.
Universitas Sumatera Utara
Dalam memperoleh sumber modal terutama modal pinjaman, petani palawija tentu menghadapi masalah-masalah. Masalah-masalah yang dihadapi oleh petani
palawija dapat mempengaruhi keberlangsungan usahatani yang akan diusahakan. Oleh larena itu diperlukan upaya-upaya dalam pengadaan dan penguatan modal
bagi petani. Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Hubungan Petani
Usahatani Palawija
dan Hortikultura
Kredit Non Formal •
Pedagang •
Pelepas Uang •
Lain-lain Modal Sendiri
Produk
Karakteristik Sosial dan Ekonomi
• Tenure
• Tingkat Kosmopolitan
• Pendapatan
Sumber Modal
Modal
Modal Pijaman Kredit Formal
• Bank
• Koperasi
• CU
Pendapatan
Konsumsi •
Pangan •
Non Pangan Tabungan
Hutang
Universitas Sumatera Utara
2.5 Hipotesis Penelitian