Metode Penentuan Daerah Sampel Metode Penentuan dan Penarikan Sampel

27 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Sampel

Daerah penelitian ditetapkan di Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yang artinya daerah penelitian ditentukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penulisan Singarimbun dan Sofian, 2008. Pemilihan metode purposive dilakukan dengan pertimbangan, pertama adalah daerah penelitian merupakan desa terluas di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi seperti yang terdapat pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah Dan Desa Tahun 2015 Desa Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan Pekarangan Lainnya Total Ha 1 2 3 4 5 6 Parbuluan I Parbuluan II Parbuluan III Parbuluan IV Parbuluan V ParbuluanVI Lae Hole Lae Hole I Lae Hole II Bangun Bangun I - - 20 - - - 200 81 - - 280 1340 1226 1720 1249 1420 1425 310 145 142 390 670 215 174 178 142 184 480 225 170 68 412 136 1448 1400 1882 1309 1396 1670 445 144 206 213 994 3003 2800 3800 2700 3000 3575 1180 540 416 1015 2030 Jumlah 581 10037 2384 11057 24059 Sumber: Badan Pusat Statistik 2016 Selain itu berdasarkan pra survey yang telah dilakukan, Desa Parbuluan III juga merupakan desa dengan lahan yang kurang dalam pemanfatannya dimana masih banyak terdapat lahan-lahan yang tidak diusahakan. Universitas Sumatera Utara

3.2 Metode Penentuan dan Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian Arikunto, 2006, sedangkan menurut Sudjana 1996 menyatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari dari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang membudidayakan tanaman sampingan yaitu palawija dan hortikultura yang terdapat di Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jumlah populasi petani dalam penelitian ini sebanyak 390 petani. Pada dasarnya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian Sutrisno, 2000. Menurut Arikunto 2006 sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini yang mewakili populasi yang terdiri dari seluruh petani palawija dan hortikultura. Penentuan sampel ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam Supriana 2016 berikut ini: dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = error tolerance atau persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan 12 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan: n = 58,94 = 60 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai sampel sebesar 60 petani palawija dan hortikultura sebagai responden yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu 390 petani. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ialah metode Cluster Sampling. Metode cluster sampling dilakukan apabila sumber data atau daerah penelitian sangat luas sehingga sehingga sampel perlu dibagi menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya sampel akan dipilih secara acak dari masing-masing kelompok Supriana, 2016. Dalam penelitian ini ditentukan cluster sampling berdasarkan kelompok luas lahan atau cluster luas lahan yang dimiliki oleh petani. Adapun cluster luas lahan dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu petani dengan luas lahan yang yang diusahakan sebesar 0,5 Ha berjumlah 125 petani , 0,5 – 1 Ha berjumlah 190 petani dan 1 Ha berjumlah 75 petani. Sampel yang akan dipilih berdasarkan cluster luas lahan akan dihitung dengan menggunakan teknik proposional stratified random sampling atau metode berstrata proposional seperti pada Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Pengambilan Sampel dengan Metode Berstrata Proposional No. Luas Lahan Ha Populasi Sampel 1. 2. 3. 0,5 0,5 – 1 1 75 190 125 125390 x 60 = 19 190390 x 60 = 29 75390 x 60 = 12 Jumlah 390 60 Universitas Sumatera Utara

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

4 83 95

Teknologi Budidaya Dan Produksi Usahatani Ubi Jalar (Studi kasus di desa Purba Sipinggan, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.)

0 33 81

Studi Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi Jalar (Ipomoea Batatas Poir) Sebagai Indikator Pada Titrasi Asam Basa

15 99 58

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 2 16

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 1

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 6

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 20

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 2

Analisis Kemampuan Permodalan Usahatani Palawija (Ubi Jalar, Kentang) dan Hortikultura (Kubis, Cabai, Jeruk) di Pedesaan (Studi Kasus: Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 0 78

LPSE Kabupaten Dairi SMPN 1 Parbuluan

0 0 1