3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
lapangan, baik dengan wawancara, pengamatan langsung di lapangan maupun pengisian kuisioner oleh responden. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dairi, Badan Pusat Statistik Sumatera utara, Kantor Badan
Penyuluhan Pertanian Kabupaten Dairi dan dinas terkait lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Secara umum alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Analisis desktiptif dilakukan dengan tujuan masing-masing.
Untuk tujuan penelitian 1, 4 dan 5 yaitu untuk menganalisis karakteristik petani palawija dan hortikultura, cara dan sumber pengadaan modal usahatani palawija
dan horikultura serta peran pemerintah dalam penguatan modal usahatani palawija dan hortikultura di daerah penelitian digunakan dengan metode analisis deskriptif.
Metode penelitian deskriptif menurut Supriana 2016 adalah salah satu cara penelitian dengan menggambarkan serta menginterpretasi suatu objek sesuai
dengan kenyataan yang ada, tanpa dilebih-lebihkan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis agar dapat ditarik
kesimpulan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar penelitian tercapai dan penarikan kesimpulan dapat
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk mengetahui tujuan 2 dan 3 yaitu menganalisis besar pengalokasian pendapatan yang diterima petani palawija dan hortikultura dan
kebutuhan permodalan petani palawija dan hortikultura digunakan analisis pendapatan. Menurut Soekartawi 2002 untuk menghitung penerimaan usahatani,
biaya dan pendapatan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
TR = Y. Py
Keterangan : TR
= Total Penerimaan Rp Y
= Produksi usahatani kg Py
= Harga jual produk Rp Selanjutnya untuk menghitung besarnya biaya produksi usahatani palawija dan
hortikultura dihitung dengan rumus :
TC = TFC + TVC
Keterangan : TC
= Total Biaya Total Cost Rp TFC
= Total biata tetap Total Fixed Cost Rp TVC = Total biaya variabel Total Variable Cost Rp
Terakhir untuk menghitung besarnya pendapatan bersih yang diterima petani akan dihitung menggunakan rumus :
ᴨ = TR – TC
Keterangan : ᴨ
= Pendapatan bersih Rp TR
= Total Penerimaan Total Revenue Rp TC
= Total Biaya Total Cost Rp
Universitas Sumatera Utara
Apabila TR TC maka petani palawija dan hortikultura memperoleh keuntungan dari usahatani yang dilakukan, apabila TR = TC maka petani palawija dan
hortikultura tidak mengalami keuntungan maupun kerugian dengan kata lain usahatani yang dilakukan oleh petani memperoleh hasil yang impas atas
penerimaan dan biaya yang dikeluarkan, sedangkan apabila TR TC maka petani palawija dan hortikultura mengalami kerugian dari usahatani yang dilakukan.
Dengan demikian diharapkan petani dapat memperoleh keuntungan. Hal ini dikarenakan dengan adanya keuntungan maka petani dapat melanjutkan
usahataninya kembali dan memperkecil petani dalam melakukan pinjaman untuk modal usahataninya.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional