50
3.5 Batang Tarik-Tie
Pada beton struktur batang tarik dapat berupa satu atau kumpulan baja tulangan biasa atau dapat juga berupa satu atau kumpulan beton prategang yang
dijangkar dengan baik. Selanjutnya bila diasumsikan tulangan akan mengalami pelelehan pada keadaan batas ultimate limit state, maka gaya tarik maksimum
pada batang tarik-Tie tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: T
u
≤ ɸ A
s
f
y
3.4 atau
T
u
≤ ɸ A
s
f
y
+ ɸ A
ps
f
pu
3.5 dimana:
T
u
= gaya tarik batas terfaktor. A
s
= luas baja tulangan biasa. A
ps
= luas baja tendon prategang. f
y
= kuat tarik baja tulangan biasa. f
pu
= kuat tarik tendon prategang ɸ = faktor reduksi.
Karena Strut-and-Tie model diberlakukan pada beton struktur dalam keadaan batas, maka pada kondisi layan serviceability limit state lebar retak
pada batang tarik perlu diperiksa, yaitu melalui pembatasan lebar retak atau melalui pembatasan tegangan baja yang lebih rendah.
3.6 Node.
Titik simpulnode merupakan titik tangkap dari tiga batang atau lebih dari strut-and-tie dengan berbagai kombinasi yang secara umum dapat dibag dalam
Universitas Sumatera Utara
51
empat jenis sambungan pertemuan, yaitu CCC-node, CCT-node, CTT-node dan TTT-node:
a. CCC-node “hydrostatic element” dimana node element menyalurkan gaya C
1
dari pelat jangkar dan gaya C
2
dari pelat landasan bearing plate ke medan tekan C
3
yang berbentuk botol. b.
CCT-node, dimana strut diagonal dan reaksi vertikal perletakan diimbangi oleh batang tarik berupa tulangan yang dijangkarkan ke tepi luar melalui pelat
jangkar. c.
CTT-node dimana strut ditumpu oleh lekatan kedua tulangan dan oleh tegangan radial dari tulangan yang dibengkokkan.
d. TTT-node, dimana gaya yang terjadi pada nodal adalah gaya tarik.
Universitas Sumatera Utara
52
Gambar 3.4: Gambar dari empat jenis sambungan pertemuan, dimana a CCC- node, b CCT-node, c CTT-node, d TTT-node.
Universitas Sumatera Utara
53
Gambar 3.5: CCT-node dengan berbagai jenis lapisan tulangan.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 3.6: Gambar pengaruh penjangkaran pada luas penampang efektif dari strut.
Sumber:”Model Penunjang dan Pengikat Strut and Tie Model pada Perancangan Struktur Beton” oleh Dr.Ing. Harianto Hardjasaputra dan Ir. Steffie
Tumilar, M. Eng., MBA. Perhitungan luas efektif strut tekan harus mempertimbangkan luas
penampang beton dan perletakan yang tersedia serta kondisi penjangkaran pada ujung-ujung strut, karena kondisi penjangkaran ini akan mempengaruhi luas
efektif penampang strut tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.6 oleh Schailch 1987 dan juga oleh Collins dan Mitchell 1991 pada Gambar 3.6
Pada Gambar 3.6 a, lebar strut dipengaruhi oleh kekakuan batang tarik tulangan yang dijangkardiangkur oleh sengkang. Gambar 3.6 b memperlihatkan
Universitas Sumatera Utara
55
lebar efektif strut tergantung dari panjang pelat landasan dan tinggi kelompok tulangan tarik, dan Gambar 3.6 c memperlihatkan lebar efektif penjangkaran
strut tekan yang dipengaruhi oleh pelat landasan dan strut yang lain.
3.7 Batang Tekan dan Tarik pada Balok Tinggi.