55
lebar efektif strut tergantung dari panjang pelat landasan dan tinggi kelompok tulangan tarik, dan Gambar 3.6 c memperlihatkan lebar efektif penjangkaran
strut tekan yang dipengaruhi oleh pelat landasan dan strut yang lain.
3.7 Batang Tekan dan Tarik pada Balok Tinggi.
American Concrete Institute ACI-Code menjelaskan bahwa suatu balok dinyatakan sebagai balok tinggi deep beam dalam perancangan lentur bila rasio
bentang bersih balok dibandingkan dengan tinggi balok l
n
d ≤ 1,25 untuk balok
atas dua tumpuan dan l
n
d ≤ 2,5 untuk balok di atas beberapa tumpuan.
Selanjutnya balok juga dinyatakan sebagai balok tinggi dalam perancangan geser bila l
n
d ≤ 5,0 dan balok tersebut dibebani dari permukaan atas serta ditumpu pada
sisi bawah balok. Permasalahan muncul bila dihadapi suatu keadaan dimana suatu balok dengan l
n
d ≤ 6 yang dibebani beban terpusat sejarak d dari salah satu
tumpuan. Di sini terlihat pada sisi bentang geser yang pendek sejarak d tadi dinyatakan sebagai balok tinggi dan pada sisi lainnya dinyatakan sebagai balok
biasa bukan sebagai deep beam. Kedua pernyataan tersebut cukup menimbulkan kebimbangan. Untuk menghindari permasalah tersebut, MacGregor 1988
mendefenisikan suatu balok dinyatakan sebagai balok tinggi bila sebagian besar beban yang dipikul dapat diteruskan atau dihubungkan langsung ke tumpuan-
tumpuannya melalui batang tekan compression strut. Penggunaan ACI Code khususnya bab 11.8 perlu dicermati karena rumusannya didasarkan pada rumusan
empiris. Dari berbagai percobaan ditemukan bahwa rasio kapasitas geser hasil percobaan dibandingkan dengan kapasitas geser menurut rumusan empiris dari
peraturan adalah 1,14 sampai 2,26 kali untuk balok tinggi atas dua tumpuan bentang tunggal, jadi peraturan tersebut adalah konservatif. Selanjutnya untuk
Universitas Sumatera Utara
56
balok tinggi atas beberapa tumpuan rasionya menurun dari 1,39 sampai 0,48 dimana lebih dari separuhnya menunjukkan rasio 1,00. Sebagai alternatif
kadangkala balok tinggi dianalisis berdasarkan analisi tegangan dengan menggunakan “elastic continum finite element method” dan ternyata menurut
pengamatan Rogowsky dan MacGregor 1986 tidak memberikan perbandingan yang memuaskan karena metode ini tidak berlaku setelah balok mengalami
peretakan, dan sebagai penyelesaiannya dianjurkan menggunakan Strut and Tie model.
Pada struktur balok tinggi yang dikategorikan sebagai D-region, balok tinggi diidealisasikan sebagai suatu rangkaian batang-batang tarik tie,batang-
batang tekan strut, beban-beban kerja dan tumpuan-tumpuan yang saling berhubungan melalui titik-titik simpul nodes sehingga terbentuk suatu rangka
batang. Telah diungkapkan di depan bahwa dalam membangun model pada D-
region adalah lebih sederhana bila dilakukan melalui bantuan gambaran trajektori tegangan utama, seperti ditunjukkan melalui gambar berbagai bentuk distribusi
tegangan dan trajektori tegangan utama pada bab sebelumnya.
3.8 Metoda Perambahan Beban Load Path Method.