Langkah Perhitungan Desain terhadap Geser pada Balok Tinggi. Panjang penyaluran tulangan .

40

2.11 Langkah Perhitungan Desain terhadap Geser pada Balok Tinggi.

Berikut ini adalah prosedur yang direkomendasikan untuk desain penulangan geser pada balok tinggi berdasarkan persyaratan ACI. Disini juga dicantumkan penulangan lentur untuk memikul tegangan akibat lentur: 1. Cek apakah balok tersebut dapat diklasifikasikan sebagai balok tinggi, yaitu ad 2,5 untuk beban terpusat atau lnd 5,0 untuk beban terdistribusi merata 2. Tentukan jarak penampang kritis s dari muka tumpuan : x = 0,5a untuk beban terpusat dan x = 0,15 ln untuk beban terdistribusi. Hitung gaya geser rencana V u pada penampang kritis, dan cek apakah besarnya kurang dari batas minimum ɸV n = V u yang diizinkan dengan menggunakan persamaan, jika tidak demikian perbesar ukuran penampang. 3. Hitung kapasitas tahanan geser V c beton sederhana dengan menggunakan persamaan. 4. Hitung V s jika V u ɸV c dan tentukan s c dan s h dengan menganggap dahulu ukuran tulangan geser pada arah vertikal maupun horizontal. 5. Selidiki apakah ukuran dan jarak maksimum dari langkah 4 memenuhi persamaan. Apabila tidak memenuhi, perbaiki dan cek kembali dengan menggunakan persamaan. 6. Pilihlah ukuran dan jarak yang layak dari penulangan geser dalam arah vertikal maupu n horizontal. 7. Desainlah penulangan lentur yang memenuhi persamaan apabila balok menerus. 8. Buatlah sketsa gambar distribusi tulangan lentur maupun tulangan geser. Universitas Sumatera Utara 41

2.12 Panjang penyaluran tulangan .

Panjang penyaluran tulangan diperlukan untuk meneruskan tegangan yang terjadi pada tulangan, misalnya penulangan momen negatif yang diteruskan dari tumpuan ke tengah bentang maupun penerusan tulangan berupa kait standar pada bagian ujung balok tinggi. Dalam menghitung penulangan tarik ataupun tekan di setiap struktur beton haruslah diberikan panjang penyaluran pada tiap sisi baik berupa panjang penyaluran tulangan, kait standar, angkur mekanik atau kombinasi dari itu. Kait tidak seharusnya digunakan pada penulangan yang mengalami tekan. Sedangkan nilai kuat beton dalam hal ini tidaklah melebihi 10000 psi atau sekitar 65 Mpa. Panjang penyaluran l d , dalam satuan ACI yaitu inchi, untuk tulangan deform dan kabel deform yang mengalami tarik dapat ditentukan sebagai berikut, tetapi l d tidaklah kurang 12 inchi. Tabel 4.1 Panjang penyaluran tulangan secara umum untuk tulangan deform atau kabel deform dituliskan dalam ACI 2002 Bagian 12.2.2 Tulangan No.6 dan lebih kecil dan kabel deform Tulangan No. 7 dan lebih besar Jarak bersih tulangan yang diteruskan tidak kurang dari d b , selimut penutup tidak kurang dari d b , dan sengkang atau tulangan tarik lewat l d tidak kurang dari syarat minimum atau Jarak bersih tulangan yang diteruskan atau disambung tidak kurang dari 2 d b dan selimut penutup tidak kurang dari d b . � � � ��� 25 �� ′ � � � � � � � ��� 20 �� ′ � � � � Universitas Sumatera Utara 42 Kasus lainnya � 3 � � ��� 50 �� ′ � � � � � 3 � � ��� 40 �� ′ � � � � ACI 2002 Bagian 12.2.3 untuk tulangan deform atau kabel deform, l d dapat diambil: � � = � 3 40 � � �� ′ � ��� � �+��� �� � � � � 2.14 Dimana nilai � �+� �� � � � diambil tidak lebih besar dari 2.5. Persamaan 12.2.2 dan persamaan 12.2.3 dalam ACI 2002 memberikan dua pendekatan. Dapat digunakan nilai l d berdasarkan nilai aktual dari � �+� �� � � � 12.2.3 atau menghitung l d berdasarkan dua pilihan nilai � �+� �� � � �. Sedangkan untuk kait standar, panjang penyaluran dalam inchi, untuk tulangan deform yang mengalami tarik dapat ditentukan. Yang dimaksudkan dengan kait standar disini sesuai dengan ACI 2002 Bagian 7.1. Untuk pengangkuran dengan kait standar dan pengangkuran mekanik dapat dilihat pada ACI 2002 Bagian 12.5 dan 12.6. Disebutkan untuk tulangan deform: � �ℎ = � 0.02 �� � � � ′ � � � � 2.15 Dengan � = 1.2 untuk tulangan epoxy-coated dan � = 1.3 untuk beton agregat ringan. Untuk kasus lainnya nilai keduanya dapat dinyatakan dengan 1.0. Universitas Sumatera Utara 43 Gambar 2.10 Detail pembengkokan tulangan pada kait standar Sumber : “ACI Building Code 2002 Bagian 12.5” Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang