Pemodelan pada daerah D dan B. Batang Tekan-Strut.

46 Sumber:”Model Penunjang dan Pengikat Strut and Tie Model pada Perancangan Struktur Beton” oleh Dr.Ing. Harianto Hardjasaputra dan Ir. Steffie Tumilar, M. Eng., MBA.

3.3 Pemodelan pada daerah D dan B.

Strut and tie model adalah suatu engineering model yang mendasarkan pada asumsi bahwa aliran gaya-gaya dalam struktur beton dan terutama pada daerah yang mengalami distorsi dapat didekati sebagai suatu rangka batang yang terdiri dari Strut batang tekan atau penunjang dan Tie batang tarik atau pengikat. Dapat disimpulkan bahwa Strut and Tie merupakan resultante dari medan tegangan stress field, dimana pada Strut yang bekerja adalah betonnya, sedangkan pada Tie yang bekerja adalah tulangan baja terpasang. Dengan demikian suatu sistem struktur beton dapat dinyatakan sebagai suatu sistem rangka batang yang terdiri dari batang-batang tekan dan batang-batang tarik, yang dikenal sebagai Strut and Tie model atau model Penunjang dan Pengikat. Namun, kelemahan daripada Strut-and-Tie Model juga dapat diakibatkan oleh kebebasan perencana dalam memilih model rangka. Tidak ada solusi model yang benar atau salah, tetapi lebih kepada yang baik atau buruk. Tidak ada panduan khusus yang membatasi dalam pemilihan model, sehingga solusi yang baik dapat ditandai dengan keefektifan model dan terpenuhinya syarat-syarat batas.

3.4 Batang Tekan-Strut.

Penyaluran gaya tekan dipengaruhi oleh beton yang dibebani, oleh karena itu dimensi strut dan kuat tekan beton merupakan unsur yang sangat penting Universitas Sumatera Utara 47 dalam menganalisis strut yang bersangkutan. Kolom yang dibebani beban-normal adalah sebagai suatu contoh batang tekan yang sederhana dimana tegangan tekan dapat terdistribusi merata hampir pada seluruh penampang kolom. Jika beban yang sama tersebut bekerja pada suatu dinding, maka beban-normal tersebut akan terdistribusi pada suatu lebar tertentu pada dinding tersebut dan lebar distribusinya akan berlainan pada setiap penampang dinding sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2.: Distribusi beban-normal pada struktur kolom dan dinding. Sumber:”Model Penunjang dan Pengikat Strut and Tie Model pada Perancangan Struktur Beton” oleh Dr.Ing. Harianto Hardjasaputra dan Ir. Steffie Tumilar, M. Eng., MBA. Jika diumpamakan beban-normal N menyebar dengan sudut � setinggi 0,4 h dan selanjutnya merata setinggi 0,2 h, maka gaya tekan pada strut AB adalah C =N AB dan gaya tarik pada tie BB 1 adalah T=N BB1 , sehingga selanjutnya dapat ditulis: � = � cos � 3.1 Universitas Sumatera Utara 48 dan � = � tan � 3.2 selanjutnya bila diasumsikan tan � = 0,6, maka gaya tekan C dan gaya tarik T dapat ditentukan. Perlu diketahui bahwa nilai tan � = 0,6 merupakan suatu pendekatan dan tidak mutlak, beberapa peneliti lain menggunakan kemiringan 2:1 sebagai pendekatannya. Gaya tarik T yang relatif kecil dapat dipikul oleh beton dan bila T relatif besar atau seandainya diasumsikan beton akan retak akibat gaya T tersebut, maka gaya T tersebut dipikul oleh tulangan yang dipasang tegak lurus sumbu A-A tersebut tulangan horizontal. Dapat ditambahkan bahwa untuk keadaan batas, besaran N u tergantung pada kuat tekan beton dan dimensi landasan dari beban kerja, yaitu yang terletak pada sisi atas atau sisi bawah dari dinding. Untuk mencegah terjadinya kerusakan beton pada landasan, maka N u perlu dibatasi, yaitu: N u ≤ ɸ f’ c A b 3.3 dimana: N u = gaya normal batas terfaktor. ɸ = faktor reduksi kekuatan. f’ c = kuat tekan beton. A b = luas landasan dari beban normal. Distribusi gaya tekan akibat beban normal untuk berbagai lokasi perletakanlandasan dapat juga dilihat pada Gambar 3.3 . Gambaran ini sangat membantu dalam pembentukan Strut and Tie model. Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 3.3: Distribusi gaya tekan akibat beban normal dengan berbagai lokasi perletakan. Sumber:”Model Penunjang dan Pengikat Strut and Tie Model pada Perancangan Struktur Beton” oleh Dr.Ing. Harianto Hardjasaputra dan Ir. Steffie Tumilar, M. Eng., MBA. Universitas Sumatera Utara 50

3.5 Batang Tarik-Tie