28
3.6. Pembuatan Sediaan Krim Tabir Surya
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Dipisahkan bahan menjadi dua kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari vaselin, asam
stearat, gliseril monostearat, setil alkohol dan avobenzone dilebur diatas penangas air dengan suhu 70-75ºC. Setelah melebur, ditambahkan oktil metoksisinamat dan
butil hidroksi toluen. Fase air yang terdiri dari larutan nipagin, propilen glikol, natrium edetat, trietanol amin dan aquades dipanaskan pada suhu 70-75ºC. Fase
minyak yang telah melebur dimasukkan ke dalam lumpang panas, kemudian ditambahkan secara perlahan lahan fase air ke dalamnya dengan pengadukan yang
konstan sampai diperoleh massa krim. Setelah terbentuk massa krim dan suhu agak menurun dimasukkan ekstrak etanol beras ketan hitam, dan diaduk hingga
terbentuk krim yang homogen.
3.7 Pengamatan Stabilitas Fisik Sediaan Krim
3.7.1 Pengamatan stabilitas sediaan krimsecara organoleptis
Analisis organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan blanko dan sediaan dengan ekstrak beras ketan
hitam Oryza sativa.var. glutinosa Lour Korn selama waktu penyimpanan. Pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau tersebut dilakukan setiap minggu
selama penyimpanan 12 minggu pada suhu kamar.
3.7.2 Pengukuran pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral pH
7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue.
Universitas Sumatera Utara
29
Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling, kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003. Sediaan krim
diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter selama 12 minggu.
3.7.3 Pemeriksaan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM., 1979.
3.7.4 Pemeriksaan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit metilen blue kedalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut
adalah tipe minyak dalam air Ditjen POM., 1985. Selain itu pemeriksaan tipe emulsi dapat dilakukan dengan pengenceran fase. Emulsi tipe minyak dalam air
dapat diencerkan dengan air, dan tipe air dalam minyak dapat diencerkan dengan minyak Syamsuni, 2006.
3.7.5 Pengujian iritasi krim terhadap kulit sukarelawan
Pengujian iritasi krim terhadap kulit sukarelawan dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada kulit lengan bawah bagian dalam selama 2 hari
berturut-turut Wasitaatmadja,1997.Sukarelawan yang dijadikan panel pada uji iritasi berjumlah 6 orang dengan kriteria sebagai berikut Ditjen POM., 1985:
1. Wanita berbadan sehat
2. Usia antara 20-30 tahun
3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi
Universitas Sumatera Utara
30
4. Kulit sehat, tidak iritasi, dan tidak ada kelainan kulit
5. Bersedia menjadi sukarelawan untuk uji iritasi
Sukarelawan adalah orang terdekat dan sering berada disekitar pengujian sehingga lebih mudah diawasi dan diamati jika ada reaksi yan terjadi pada kulit
yang sedang diuji Ditjen POM., 1985.
3.8 Penentuan Nilai Sun Protection Factor SPF Sediaan Krim