Beras Ketan Hitam Beras ketan hitam dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Antosianin

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beras Ketan Hitam Beras ketan hitam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monoctyledoneae Ordo : Poales Famili : PoaceaeGramineae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa Linn. var glutinosa Nama lokal : Beras ketan hitam Vaughan, dkk., 2013 Beras ketan hitam merupakan salah satu varietas beras berpigmen yang telah lama dikonsumsi oleh masyarakat indonesia sebagai bahan makanan. Hal ini dikarenakan beras ketan hitam sangat potensial sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif dan serat yang tinggi bagi kesehatan. Beras ketan hitam mempunyai warna ungu kehitaman, bila sudah dimasak warnanya benar- benar hitam pekat Nailufar, 2012. Beras ketan hitam sangat berbeda dibandingkan dengan beras hitam, baik rasa aroma maupun penampilan yang sangat spesifik. Bagian terbesar dari beras ketan hitam didominasi oleh pati 80-85. Butir beras ketan hitam tersusun atas aleuron, endosperm dan embrio. Dalam aleuron dan embrio terdapat komponen gizi yaitu vitamin thiamin, riboflavin dan niacin, lemak linoleat, oleat dan Universitas Sumatera Utara 7 palmitat, protein oryzenin dan mineral kalsium, magnesium, besi dan fosfor, sedangkan pada bagian endosperm hampir seluruhnya adalah pati Hanum, 2000. Dalam komposisi kimiawinya diketahui bahwa pati adalah karbohidrat penyusun utama pada beras ketan hitam. Pati adalah homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosida. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas, dimana fraksi terlarut adalah amilosa sedangkan fraksi yang tidak larut adalah amilopektin. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna dan tekstur nasi. Kadar amilosa di dalam beras ketan hitam hanya sekitar 1-2, sedangkan di dalam beras biasa berkisar antara 7-38. Pati ketan didominasi oleh amilopektin yang memiliki struktur kimia bercabang, sehingga jika ditanak ketan menjadi sangat lekat Winarno, 1986.

2.2 Antosianin

Antosianin berperan dalam memberikan pigmen merah, biru, ungu hingga kehitaman pada beberapa bunga, buah, sayuran dan serealia. Beberapa sumber antosianin terdapat pada buah mulberry, bluberry, cherry, blackberry, rosela, kulit dan sari anggur, strawberry dan lobak merah.Salah satu sumber antosianin yang juga merupakan sumber kekayaan alam di Indonesia selain buah dan sayuran adalah beras Oryza sativa Gosh dan Konishi, 2007. Saat ini dikenal beberapa jenis beras yang kaya akan antosianin, seperti beras ketan hitam Nailufar, dkk., 2012. Beras ketan hitam Oryza sativa.var.glutinosaLour Korn mempunyai zat warna antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Warna beras ketan hitam disebabkan oleh sel-sel pada kulit ari yang mengandung antosianin. Beberapa fungsi antosianin antara lain menghambat sel tumor, Universitas Sumatera Utara 8 meningkatkan kemampuan penglihatan mata, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta mampu mencegah obesitas dan diabetesNailufar, dkk., 2012. Antosianin juga memiliki aktivitas antioksidan karena merupakan senyawa fenolik yang dapat menangkal radikal bebas. Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas Lestari, 2013.Umumnya senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan primer, chelator dan scavenger terhadap superoksida anion Santoso, 2006.Selain dapat meredam radikal yang diinduksi oleh UV, flavonoid dapat memberikan efek perlindungan terhadap radiasi dengan bertindak kuat menyerap UV Raimundo, dkk., 2013. Kemampuan antioksidatif antosianin timbul dari reaktifitasnya yang tinggi sebagai pendonor hidrogen atau elektron, dan kemampuan radikal turunan polifenol untuk menstabilkan dan mendelokalisasi elektron tidak berpasangan, serta kemampuannya mengkhelat ion logam. Antosianin bersifat polar sehingga dapat dilarutkan pada pelarut polar seperti etanol, aceton dan air Gosh dan Konishi, 2007.

2.3 Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L.) Terhadap Nilai Sun Protection Factor Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenzone dan Oktil Metoksisinamat Secara in Vitro

2 75 90

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

2 25 87

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L.) Terhadap Nilai Sun Protection Factor Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenzone dan Oktil Metoksisinamat Secara in Vitro

2 21 90

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

0 0 16

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

0 0 2

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

1 3 4

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

0 2 15

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

0 2 5

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

0 0 23