33
intensitas warna yang dihasilkan semakin gelap Lampiran 7, dengan khas bau beras ketan hitam.
4.2 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.2.1 Pemeriksaan homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain, lalu diratakan. Sediaan dikatakan homogen jika
tidak ada butiran-butiran kasar Ditjen POM., 1979. Pada sediaan krim tabir surya yang diformulasikan tidak ditemukan adanya butiran kasar pada kaca objek
dari berbagai konsentrasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua sediaan krim tabir surya yang dihasilkan adalah homogen. Hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 59.
4.2.2 Penentuan tipe emulsi pada sediaan krim
Menurut Syamsuni 2006, dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi diantaranya dengandengan pengecatan atau pewarnaan misalnya emulsi ditambah
larutan metilen blue pada tipe emulsi ma, karena metilen blue dapat larut dalam air.Selain itu dengan pengenceran fase dimana setiap emulsi diencerkan dengan
fase eksternalnya. Berdasarkan hasil pengujian tipe emulsi baik dengan pengecatan ataupun pengenceran, menunjukkan semua sediaan krim tabir surya
yang dibuat adalah tipe minyak dalam air. Hal ini dikarenakan metilen blue dapat larut memberikan warna yang homogen, dan emulsi dapat diencerkan dengan air.
Hasil pengujian tipe emulsi dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 60.
4.2.3 Pengukuran pH sediaan krim
Pengukuran pH sediaan krim tabir surya diukur menggunakan pH meter dengan pengulangan sebanyak tiga kali pada setiap sediaan. Nilai pH penting
Universitas Sumatera Utara
34
untuk mengetahui tingkat keasaman dari suatu sediaan agar tidak mengiritasi kulit, sehingga pH sediaan suatu krim harus sesuai dengan pH kulit, yaitu antara
4,5- 6,5 Wasitaatmadja, 1997. Hasil pengukuran pH sediaan pada saat selesai
dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1
Data pengukuran pH sediaan krim tabir surya pada saat selesai dibuat
Formula pH
Rata-rata I
II III
F0 6,0
6,0 6,0
6,0 F1
6,0 6,0
6,0 6,0
F2 5,9
5,9 5,9
5,9 F3
5,8 5,8
5,8 5,8
Tabel 4.2 Data pengukuran pH sediaan krim tabir surya setelah penyimpanan
selama 12 minggu
Formula pH
Rata-rata I
II III
F0 5,6
5,6 5,6
5,6 F1
5.5 5,5
5,5 5,5
F2 5,4
5,4 5,4
5,4 F3
5,3 5,3
5,3 5,3
Keterangan : F0
: Blanko krim avobenzone 3+ OMC 7,5 F1
: Krim ekstrak etanol beras ketan hitam 1 + avobenzone 3+ OMC 7,5 F2
: Krim ekstrak etanol beras ketan hitam 3 + avobenzone 3+ OMC 7,5 F3
: Krim ekstrak etanol beras ketan hitam 5 + avobenzone 3+ OMC 7,5 Perubahan pH yang terjadi pada sediaan krim tabir surya yaitu seluruh
sediaan mengalami penurunan pH setelah penyimpanan selama 12 minggu. Semua sediaan menunjukkan derajat keasaman pH yang lebih rendah setelah
penyimpanan 12 minggu dibandingkan setelah pembuatan. Nilai pH sediaan masih sesuai dengan pH kulit, sehingga tidak beresiko menimbulkan reaksi
negatif pada kulit. Semakin jauh perbedaan antara pH kosmetik dengan pH
Universitas Sumatera Utara
35
fisiologis kulit, akan semakin rentan kosmetik itu menimbulkan iritasi pada kulit Tranggono dan Latifah , 2007.
4.2.4 Pengamatan stabilitas sediaan