Uji pembebanan langsung Static load test Uji beban vertikal compression loading test Tujuan compression loading test

Loading test pada Medan Focal Point dilakukan pada pondasi tiang tunggal. Dimana pemberian beban dilakukan pada pengujian200 dari beban kerja. Beban diberikan secara bertahap 0, 25, 50, 75, 100, 150, 175, 200 pada setiap penambahan beban dan penurunan tiang yang terjadi pada saat pembebanan dicatat untuk interprestasi lebih lanjut. Pondasi tiang yang digunakan untuk loading test adalah tiang yang letaknya dekat dengan soil investigation. Pada Medan Focal Point ada dua tiang yang digunakan untuk loading test tiang yaitu titik BP-91 dengan titik terdekat SPTyaitu BH-03 dan titik BP-108 dengan titik terdekat SPT yaitu BH-02. Pada penulisan tesis ini loading test yang dianalisis adalah titik BP-91 dengan titik SPT BH-03.

2.4.1 Uji pembebanan langsung Static load test

Loading test terdiri dari 2 jenis metode pembebanan yaitu static load testdan dynamic load test. Jenis loading test yang digunakan padaMedan Focal Point adalah static load test atau biasa disebut juga dengan kentledge system. Adapun static load test terdiri dari beberapa jenis pembebanan yaitu: uji beban vertikal compression loading test, uji beban tarik tension loading test dan uji beban horizontal lateral loading test. Jenis pembebanan yang digunakan Medan Focal Point adalah uji beban vertikal atauaxial static compression.

2.4.2 Uji beban vertikal compression loading test

Compression loading test digunakan untuk mengetahui daya dukung ultimit tiang ketika menerima gaya aksial. Dimana loading test yang dilakukan pada Medan Focal Point dilakukan sesuai prosedur ASTM D 1143-81. Pembebanan siklik dengan Universitas Sumatera Utara 4 siklus loading-unloading. Beban test maksimum adalah 200 design load. Untuk mengukur penurunan tiang digunakan 4 buah Dial Gauge yang diletakkan disekitar tiang dan bertumpu pada reference beam yang bebas dari pengaruh penurunan tanah akibat beban pada tiang Acset Indonesia, 2011. Rencana pembebanan 200 design load yaitu 300 ton dilakukan dengan 4 cycle sebagai berikut: Cycle I : 0 - 25 - 50 - 25 - 0 Cycle II : 0 - 50 - 75 - 100 - 75 - 50 - 0 Cycle III :0 - 50 - 75 - 100 - 125 - 150 - 125 - 100 - 50 - 50 - 0 Cycle IV : 0 - 50 - 75 - 100 - 150 - 150 - 175 - 200 - 175 - 150 - 100 - 75 - 50 - 0. Gambar 2.3 Compression loading test ASTM D1143-81

2.4.3 Tujuan compression loading test

Tujuan compression loading test adalah: Universitas Sumatera Utara a. Untuk mengetahui hubungan antara beban dan penurunan pondasi akibat beban rencana. b. Untuk menguji bawah pondasi tiang yang diharapkan mampu mendukung beban rencana dan dapat membuktikan bahwa dalam pelaksanaan tidak terjadi kegagalan. c. Untuk menentukan daya dukung ultimit nyata real ultimate bearing capacity sebagai kontrol dari hasil perhitungan berdasarkan formula statis maupun dinamis dan untuk mengetahui kemampuan elastisitas dari tanah, mutu beton dan mutu besi beton. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan percobaan compression loading test adalah: a. Selang waktu pemasangan tiang dengan pengujian untuk hal ini belum ada peraturan yang tegas dalam pengujian ini. b. Untuk tiang beton “cast in place” tentu saja percobaan dapat dilakukan setelah beton mengeras 28 hari disamping mungkin ada persyaratan lainnya. c. Untuk tiang pancang ada beberapa pendapat mengenai kapan tiang dapat ditest menurut terzaghi tiang yang diletakkan diatas lapisan yang permeable misalya berpasir, maka percobaan dapat dilakukan 3 tiga hari setelah pemancangan pada tiang yang dimasukkan dalam lapisan lanau atau lempung maka percobaan ini hendaknya dilakukan setelah pemancangan berumur 1 satu bulan. Universitas Sumatera Utara d. Perlu diperhatikan berapa panjang tiang tersisa dipermukaan tanah, pada prinsipnya penonjolan ini harus sependek mungkin untuk menghindari kemungkinan terjadinya tekuk, untuk loading test yang dilakukan didarat, maka sisa tiang tidak boleh lebih dari 1 m, sedangkan pada lokasi berair diatas dasar sungai muka tanah dapat lebih dari 1 m dengan catatan harus ada kontrol tekuk.

2.4.4 Slow maintened

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Daya Dukung antara Hasil Loading Test Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal dari Jembatan Fly Over Amplas dengan Metode Elemen Hingga

4 67 172

Analisis Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Diameter 600 mm dengan Metode Empiris, Uji Beban Statis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Medan Focal Point

0 1 32

Analisis Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Diameter 600 mm dengan Metode Empiris, Uji Beban Statis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Medan Focal Point

0 0 2

Analisis Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Diameter 600 mm dengan Metode Empiris, Uji Beban Statis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Medan Focal Point

0 0 6

Analisis Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Diameter 600 mm dengan Metode Empiris, Uji Beban Statis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Medan Focal Point

1 2 78

Analisis Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Diameter 600 mm dengan Metode Empiris, Uji Beban Statis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Medan Focal Point

1 2 2

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DIAMETER 0.8 METER MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA PROYEK

0 4 16

Analisis Daya Dukung Ultimit dan Penurunan pada Compression Loading Test Bored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter dengan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan - Analisis Daya Dukung Ultimit dan Penurunan pada Compression Loading Test Bored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter dengan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)

0 0 38

ANALISIS DAYA DUKUNG ULTIMIT DAN PENURUNAN PADA COMPRESSION LOADING TEST BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER DENGAN METODE SEMI EMPIRIS DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA (STUDY KASUS MEDAN FOCAL POINT) TESIS

0 0 22