f. Lama pembebanan dan besar penurunandimuat dalam tabel jadwal loading
test.
2.5. Daya dukung pondasi
Dari 2 jenis pengujian dilapangan yaitu SPT dan loading test digunakan untuk menganalisis daya dukung ultimit dan penurunan yang terjadi jika tiang dibebani.
2.5.1 Daya dukung tiang data SPT
Dari data SPT dapat dihitung daya dukung ultimit dengan menggunakan beberapa Metode Semi Empiris. Pada penulisan tesis ini daya dukung ultimit dihitung
dengan menggunakan Metode Reese Wright 1977. a. Metode Reese Wright 1977
1. Daya dukung ultimit Q
ult
= Q
p
+ Q
s
2.2
2. Daya dukung ujung endbearing Q
p
= q
p
x A
p
2.3
Dimana, Q
p
A = Daya dukung ultimit ujung tiang ton
p
= Luas penampang pondasi bored pilem
2
q
p
= Tahanan ujung persatuan luas tonm
2
Universitas Sumatera Utara
Tanah kohesif : Q
p
= 9 c
u
2.4
Dimana, C
u
= kohesi tanahtonm
2
Tanah nonkohesif :
Gambar 2.4 Daya dukung ujung bored pile pasiran Reese Wright, 1977
Untuk N 60 maka q
p
= 7N tonm
2
400 tonm
2
Untuk N 60 maka q 2.5
p
= 400 tonm
2
Dimana, N 2.6
SPT
= Nilai rata-rata SPT
1. Daya dukung selimut skin friction Q
s
= f
s
Dimana, Q . L. P
2.7
s
= Daya dukung ultimit selimut tiang ton
Universitas Sumatera Utara
f
s
= Gesekan selimut tiangtonm
2
L = Panjang tiang m
P = Keliling penampang tiang m
Tanah kohesif: f
s
= α x c
u
2.8
Dimana, α = Faktor adhesi α = 0,55 untuk C
u
C 200
u
= Kohesi tanahtonm
2
Tanah non kohesif:
Gambar 2.5 Tahanan geser selimut bored pile pasiran Reese Wright, 1977
Untuk N 53 maka f = 0,32 N
SPT
Untuk 53 N 2.9
SPT
langsung dengan N 100 maka f = diperoleh dari korelasi
SPT
pada Gambar 2.5 2.10
Universitas Sumatera Utara
Dimana, N = nilai rata-rata SPT
Daya dukung ijin Q
all
Q
all
F Q
ult
= 2.9
Dimana, Q
ult
Q = Daya dukung ultimit ton
all
F = Faktor keamanan untuk jenis tanah pasir adalah 3 = Daya dukung izin tiang ton
2.5.2 Daya dukung data compression loading test tiang tunggal
Dari data compression loading testpada pondasi tiang tunggal dapat hitung daya dukung ultimit pondasi tiang dengan berbagai metodeperhitungan. Pada
penulisan tesis ini metode yang digunakan adalah Metode Mazurkiewicz 1972, Metode Butler Hoy 1977, dan Metode De Beer 1976.
a. Metode Mazurkiewicz 1972 Daya dukung ultimit
Metode ini diasumsikan bahwa dengan daya dukung ultimit didapat dari beban yang berpotongan, diantaranya beban yang searah sumbu tiang
untuk dihubungkan beban dengan titik-titik dari posisi garis terhadap sudut 45° pada beban sumbu yang berbatasan dengan beban Prakash Sharma,
1990. Prosedur untuk menentukan beban ultimit menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
- Plot kurva beban–penurunan.
Universitas Sumatera Utara
- Pilih sejumlah penurunan dan gambarkan garis verikal yang memotong
kurva. Kemudian gambar garis horizontal dari titik perpotongan ini pada kurva sampai memotong sumbu beban.
- Dari perpotongan masing-masing kurva, gambar garis 45° sampai
memotong garis beban selanjutnya. -
Perpotongan ini jatuh kira-kira pada garis lurus. Titik yang didapat oleh perpotongan dari perpanjangan garis ini pada sumbu vertikal beban adalah
beban ultimit.
Metode ini mengasumsikan bahwa kurva beban-penurunan berupa parabolik. Nilai beban keruntuhan yang didapat dari metoda ini seharusnya mendekati 80 dari
kenyataan.Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 2.6:
Gambar 2.6 Hubungan beban-penurunan Metode Mazurkiewicz 1972. Daya dukung dukung ijin
Q
all
F Q
ult
= 2.10
Universitas Sumatera Utara
Dimana, Q
all
Pada Metode Butler Hoy 1977 kegagalan beban saat beban terjadi perpotongan dua buah garis tangen, terhadap grafik hubungan beban-
penurunan. Garis tangen pertama merupakan garis lurus awal yang diasumsikan sebagai suatu garis tekanan elastis. Untuk garis tangen kedua
diperoleh dan dibatasi pada suatu kemiringan sebesar 0,05”ton pada kurva beban-penurunan. Pada umumnya, grafik beban-penurunan saat garis
digambarkan lurus merupakan bagian pencerminan yang benar terhadap garis elastis. Pengamatan ini didasarkan pada Fellenius 1980.
= Daya dukung ijin tiang F = Faktor aman tiang tanpa pembesaran dibagian bawah 2
b. Metode Butler Hoy 1977 Daya dukung ultimit
Gambar 2.7 Hubungan beban-penurunan Metode Butler Hoy 1977 Daya dukung dukung ijin
Q
all
F Q
ult
= 2.11
Universitas Sumatera Utara
Dimana, Q
all
1. Menentukan data penurunan.
=Daya dukung ijin tiang F = Faktor aman tiang tanpa pembesaran dibagian
bawah adalah 2
c. Metode De Beer 1976 Daya dukung ultimit
De Beer 1968 menggunakan pola linearitas yang logaritmis dengan merencanakan beban-penurunan data di dalam suatu diagram double-
logarithmic. Jika beban-penurunan log-log diplot menunjukkan kemiringan yang berbeda dari satu garis yang menghubungkan data sebelumnya dengan
data di depannya dan demikian seterusnya hingga beban yang terakhir dicapai. Dua perkiraan akan terlihat tumpang tindih, seperti pada Gambar 2.8.
Tahapan-tahapan untuk menghitung daya dukung ultimit dengan Metode De Beer 1976 adalah:
2. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan dalam skala logaritmik.
3. Dari grafik tersebut dapat dilihat dua garis lurus yang berpotongan.
4. Titik perpotongan dari kedua garis tersebut merupakan beban runtuh.
Gambar 2.8Hubungan beban-penurunan Metode De Beer 1976
Universitas Sumatera Utara
Daya dukung ijin tiang Q
all
F Q
ult
= 2.12
Dimana, Q
all
F = Faktor aman tiang tanpa pembesaran dibagian bawah adalah 2 = Daya dukung ijin tiang
2.5.3 Daya dukung tiang kelompok