sehingga  mengakibatkan  perekonomian  Indonesia  menjadi  tidak stabil.
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa pengujian,  yang terdiri dari:  analisis logistic regression dan analisis regresi
berganda  multiple  regression,  dan  uji  beda  t-test.  Sebelum  dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk
meyakinkan  bahwa  model  persamaan  regresi  benar-benar  fit  atau  dapat diterima.  Uji  asumsi  klasik  terdiri  dari:  uji  normalitas,  uji  multikolineritas,
uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasik disajikan pada bagian Lampiran 2.
1. Logistic Regression
Logistic  regression  digunakan  untuk  mengetahui  apakah terjadinya  variabel  dependen  dapat  diprediksi  dengan  variabel
independennya  Ghozali,  2006.  Logistic  regression  juga  dapat digunakan  untuk  menilai  apakah  model  yang  dihipotesiskan  fit
dengan  data  yang  ada.  Dari  hasil  analisis  logistic  regression  akan diketahui  beberapa  item  intellectual  capital  yang  dapat  diprediksi
oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam analisis logistic regression merupakan dummy variable. Tabel IV.10
menunjukkan hasil analisis logistic regression dengan metode enter.
Berdasarkan  Tabel  IV.10  menunjukkan  bahwa  model  yang dihipotesiskan  dalam  penelitian  dapat  diterima  dan  fit  dengan  data
yang  ada.  Model  dikatakan  kuat  jika  nilai  signifikansi  Hosmer  dan Lemeshow`s    0,05  Ghozali,  2006.  Hasil  uji    Hosmer  dan
Lemeshow`s  untuk  ketiga  item  intellectual  capital  disclosure,  yaitu franchising  agreement,  information  system,  dan  vocational
qualification menunjukkan nilai signifikansi diatas 0,05, dengan nilai masing-masing 0,986; 0,351; dan 0,097. Nilai tersebut membuktikan
bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini kuat.
Tabel IV.10 Hasil Logistic Reggression
Ukuran dan Variabel Item Intellectual Capital Disclosure
Franchising Agreement
Information Sytem
Vocational Qualification
Nagelkerke`s R Square ,347
,273 ,219
Hosmer and Lemeshow`s test ,986
,351 ,097
Prop_DK ,665
,081 ,229
Frek_DK ,890
,628 ,792
Frek_KA ,695
,346 ,524
LB_KA ,541
,326 ,884
KI ,706
,630 ,979
Type ,428
,680 ,764
Size ,033
,037 ,007
Signifikan pada 0,01 Signifikan pada 0,05
Signifikan  pada 0,1
Nilai  Nagelkerke`s  R  Square  dapat  diinterpetasikan  seperti nilai adjusted R square yang merupakan predictive value dari model.
Nilai Nagelkerke`s R Square dari item franchising agreement adalah 0,347 yang berarti item franchising agreement dapat dijelaskan oleh
variabel  independen  sebesar  34,7.  Item    information  system
memiliki predictive value sebesar 27,3, sedangkan item vocational qualification sebesar 21,9.
Berdasarkan hasil analisis ini, dapat diketahui bahwa variabel yang  dapat  memprediksi  adanya  intellectual  capital  disclosure
berupa  item  franchising  agreement  adalah  size.  Sedangkan  untuk pengungkapan  item  information  system  dapat  diprediksi  dengan
Prop_DK  dan  size  dan  pengungkapan  item  vocational  qualification dapat diprediksi dengan size.
2. Analisis Regresi Berganda