intellectual capital di Indonesia ternyata masih rendah Wardhani, 2009, hanya sebesar 34,50. Di sisi lain, penelitian mengenai praktik intellectual
capital disclosure dalam annual report perusahaan publik menarik dilakukan dalam konteks Indonesia Purnomosidhi, 2006. Riset ini
dilakukan untuk mengungkap dan menjawab kesenjangan antara praktik intellectual capital disclosure dengan permintaan dari narrow financial
stakeholders di Indonesia. Maka, judul penelitian ini adalah “Praktik Intellectual Capital Disclosure dan Permintaan Narrow Financial Based
Stakeholders di Indonesia ”.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini membahas mengenai praktik intellectual capital disclosure di Indonesia, dengan perumusan masalah:
1. Bagaimanakah permintaan intellectual capital disclosure menurut
narrow financial based stakeholders? 2.
Bagaimanakah praktik intellectual capital disclosure di Indonesia? 3.
Apakah terdapat information gap antara praktik intellectual capital disclosure dalam annual report supply dengan permintaan
intellectual capital disclosure menurut narrow financial based stakeholders demand di Indonesia?
4. Apakah mekanisme corporate governance proporsi komisaris
independen, frekuensi rapat dewan komisaris, frekuensi rapat komite audit, latar belakang pendidikan komite audit, dan kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap praktik intellectual capital disclosure di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui permintaan intellectual capital disclosure menurut
narrow financial based stakeholders. 2.
Mengetahui praktik intellectual capital disclosure di Indonesia melalui penawaran yang diberikan oleh perusahaan dalam annual
report. 3.
Menemukan bukti empiris adanya information gap antara permintaan intellectual capital disclosure menurut narrow financial
based stakeholders demand dengan penawaran intellectual capital disclosure dalam annual report supply.
4. Menemukan bukti empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate
governance proporsi komisaris independen, frekuensi rapat dewan komisaris, frekuensi rapat komite audit, latar belakang pendidikan
komite audit, dan kepemilikan institusional terhadap praktik intellectual capital disclosure di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi bagi pengembangan penelitian selanjutnya, secara khusus berkaitan
dengan tingkat pengungkapan intellectual capital terutama dalam konteks Indonesia. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya penelitian
mengenai intellectual capital di Indonesia. 2.
Implikasi Praktis a.
Pihak regulator Bagi BAPEPAM, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti empiris mengenai keefektifan regulasi yang telah diterbitkan sebagai dasar peningkatan intellectual capital
disclosure di Indonesia. b.
Pihak investor dan kreditor Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi para
investor, kreditor, maupun stakeholders untuk mengetahui tingkat intellectual capital disclosure perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk
bahan pertimbangan
rasional dalam
pengambilan keputusan investasi yang baik dan terutama dalam menilai kinerja perusahaan.
c. Pihak perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman lebih jauh kepada manajemen mengenai efektivitas operasional perusahaan dalam
penerapan intellectual capital disclosure, sehingga manajemen perusahaan dapat mengoptimalkan fungsi dan peranannya dalam
meningkatkan nilai maupun competitive advantage perusahaan di mata stakeholders.
E. Sistematika Penelitian