3.4.1. Pengujian Keseragaman Data
Beberapa hal yang berhubungan dengan pengujian keseragaman data. Secara teoritis apa yang dilakukan dalam pengujian ini adalah berdasarkan teori-
teori statistik tentang peta control yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik atau tempat kerja lain.
Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas seragam tidaknya data. Sekelompok data dikatakan seragam bila berada di antara kedua
batas control yaitu in control dan out of control. Data in control adalah data yang berada pada batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Sedangkan data out of
control adalah data yang berada di luar batas kontrol atas dan batas kontrol bawah.
Dalam penggunaan peta kontrol, data yang diharapkan dari hasil pengamatan akan ditetapkan dalam sebuah peta kontrol yang memiliki batasan
kontrol sebagai berikut : 1.
Batas Kontrol Atas BKA = X
� + k S 2.
Batas Kontrol Bawah BKB = X
� -k S
3.4.2. Pengujian Kecukupan Data
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan.
2 2
2
∑ ∑
∑
− =
t t
t N
s z
N
Keterangan:
z : Tingkat ketelitian
s : Tingkat kepercayaan
N : Jumlah data awal
N’ : Jumlah data minimal yang diperlukan
t : Waktu pengukuran
Jika N’ ≥ N maka data dikatakan cukup.
Setelah uji keseragaman data dan uji kecukupan data dipenuhi maka dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu standar. Waktu
siklus dihitung dengan merata-ratakan waktu yang diperoleh dalam pengukuran. Waktu normal diperoleh dengan mempertimbangkan
rating factor operator.Rumus :
WtxRf WN
= Waktu standar diperoleh dengan mempertimbangkan allowance operator.
All WNx
WS −
= 100
100
Keterangan: WN : Waktu Normal
Wt : Waktu siklus WS : Waktu Standar
All : Allowance
3.4.3. Rating Factor dan Allowance
Penilaian perlu dilakukan karena berdasarkan itu dapat dilakukan penyesuaian, dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan
penyesuaian. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu
yang sewajarnya atau normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal maka harga p akan lebih besar dari 1 p1 dan sebaliknya jika
operator bekerja di bawah normal maka harga p akan lebih kecil dari 1 p1, dan andaikan pengukur berpendapat bahwa operator bekerja secara wajar maka harga
p akan sama dengan 1 p=1. Beberapa sistem untuk memberikan rating yang umumnya diaplikasikan
dalam aktivitas pengukuran kerja, antara lain Niebel, 2003: 1.
Skill dan Effort Rating Skill didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan.
Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat tertentu saja, tingkat yang merupakan kemampuan maksimal yang dapat
diberikan pekerja yang bersangkutan. Keterampilan juga dapat menurun, yaitu bila terlampau lama tidak menangani pekerjaan tersebut atau karena
sebab-sebab lain seperti karena kesehatan yang terganggu, rasa fatique yang berlebihan, pengaruh lingkungan social dan sebagainya.