diperoleh dan waktu ini dicapai berdasarkan setiap departemen. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu:
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal Yang termasuk didalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum
sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun
kejenuhan dalam sewaktu bekerja 2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique.
Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan delay. Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar
kekuasaankendali pekerja.
3.4.4. Perhitungan Waktu Baku
Waktu baku adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja normal untuk bekerja secara wajar dalam sistem kerja yang terbaik untuk saat itu. Pekerja
normal berarti pekerja dengan kemampuan rata-rata dibanding dengan pekerja lainnya dengan beban kerja yang sejenis. Bekerja secara normal artinya ada atau
tidak adanya pengamatan, pekerja tersebut tetap bekerja seperti biasanya irama kerjanya tetap. Sistem kerja terbaik dalam hal ini artinya bahwa metode kerja dan
lingkungan kerjanya sudah terstandarisasi. Niebel, 2003
Penetapan waktu baku bertujuan untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan pekerja dengan kemampuan diatas rata-rata untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Penetapan waktu baku ini melibatkan perhitungan waktu normal, rating factor dan allowance. Rumus untuk menghitung waktu baku adalah:
Waktu Baku =
�������� ��
�
100 100
−���������
Dimana: WT = Waktu total
PP = Persen produktif
RF = Rating factor TP=Total produk
3.5. Theory of Constraint
Theory Of Constraints TOC merupakan pengembangan dari Optimized Production Technology OPT. Nama lain dari TOC adalah OPT Throughware,
synchronous production dan synchronous manufacturing. TOC adalah suatu teori yang menekankan bahwa performa optimum dari suatu sistem bukan merupakan
hasil penjumlahan dari semua komponen sistem yang telah dioptimasi, tetapi merupakan pengaruh keterbatasan–keterbatasan yang ada pada suatu sistem
terhadap performa optimum yang dapat dicapai sistem tersebut
.
James, 2010 Theory of Constraints TOC telah menjadi suatu sistem yang bermanfaat
dalam manajemen operasi modern. TOC berguna bagi perusahaan dalam mencapai pengurangan WIP dan persediaan barang jadi dalam jumlah besar,
perbaikan yang nyata dalam mengatur penjadwalan operasi dan peningkatan profit.
3.5.1. Prinsip Theory of Constraints
Berikut ini adalah beberapa prinsip TOC, Goldratt,1997: 1.
Sistem dianalogikan sebagai suatu rantai. 2.
Lokal versus sistem optima. 3.
Sebab Akibat. 4.
Kendala fisik dan kebijaksanaan. 5.
Ide bukan merupakan suatu pemecahan masalah. 6.
Aktifitas tidak selalu sama dengan utilitas. 7.
Solusi yang menjadi makin buruk. 8.
Pengaruh yang tidak diinginkan dan inti permasalahan.
3.5.2. Langkah-langkah Theory of Constraints
Lima langkah dalam usaha untukmemperbaiki setiap elemen yang terdapat di dalam sistem yaitu, James, 2010:
1. Identifikasi kendala sebuah sistem
Kendala–kendala ini dapat berupa bentuk material, mesin, orang, tingkat permintaan atau berupa manajerial. Identifikasi kendala yang baik sangat
penting dilakukan dan juga untuk membuat prioritas berdasarkan pengaruhnya pada tujuan organisasi.
2. Eksploitasi kendala-kendala yang ada.
Eksploitasi kendala dilakukan untuk mengetahui bagaimana memanfaatkan atau mensiasati pembatas kendala yang ada untuk memperbaiki kerja sistem
lebih efektif dan efisien. Proses berpikir yang dilakukan adalah bagaimana membuat sistem berjalan baik dengan kendala yang ada, tidak langsung
membuang kendala. Goldratt dalam bukunya memberi contoh lebih baik menajamkan mata gergaji yang ada jikalau masih mungkin daripada langsung
mengganti dengan yang baru. Jika kendala berupa fisik, maka tujuan dalam tahap ini adalah mensiasati kendala agar bekerja lebih efektif lagi, tapi jika
kendala berupa kebijakan manajerial maka kendala ini jangan disiasati tapi harus dieliminasi dan diganti dengan kebijakan yang mendukung perbaikan
sistem. 3.
Subordinasi Bagian dari sistem yang dipandang non kendala harus diupayakanuntuk
mendukung secara maksimum keefektifan dari perbaikan kendala yangsudah ditentukan, bukan memperumit perbaikan kendala.
Perbaikanthroughputperusahaan harus disinkronisasikan dengan segala sumber daya yang ada.
4. Elevasi kendala sistem
Perbaikan kendala yang paling kritis belum menunjukkan hasil setelahmengikuti langkah 1–3, maka usaha perbaikan yang keras harus
dilakukan.Menurut Goldratt, saatnya menambah “kapasitas” kendala tersebut. Misalnya,jika kendala berupa sumber daya material, mungkin harus