Saran Tinjauan Penelitian Terdahulu

60 hubungan antara nilai aset tetap, pendapatan asli daerah dan sisa lebih pembiayaan anggaran terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan pada pemerintah Kabupaten Kota di Sumatera Utara.D

5.2. Keterbatasan

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbatas dari 33 KabupatenKota hanya 20 kabupatenkota yang menjadi sampel di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Periode pengamatan dilakukan untuk data APBD Tahun 2012 dan 2014. Karena berbagai keterbatasan data terhadap anggaran belanja pemeliharaan yang ketersediaan datanya harus melalui Penjabaran APBD melalui Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala Daerah, sehingga periode pengamatan hanya dilakukan selama tiga tahun anggaran. Dengan demikian hasil penelitian ini belum sepenuhnya dapat mencerminkan kondisi aktual pemerintahan daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara. 2. Variabel independen dalam penelitian ini dibatasi hanya Nilai Aset Tetapn Pendapatan Asli Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran yang berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan. Tidak melibatkan variabel lain yang berpengaruh langsung terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.

5.3. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen lainnya dan faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap anggaran belanja pemeliharaan dalam penyusunan APBD. Universitas Sumatera Utara 61 2. Untuk Pemerintahan Daerah disarankan untuk menggunakan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah sebagai dasar untuk penyusunan anggaran belanja pemeliharaan agar dapat melakukan pemeliharaan terhadap aset tetap yang memerlukan pemeliharaan sehingga terdapat efisien dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran Belanja Pemeliharaan Menurut Halim 2012, anggaran merupakan artikulasi dari perumusan dan perencanaan strategis. Begitu juga dalam organisasi sektor publik, anggaran menjadi rencana manajerial untuk menerapkan strategi organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sektor publik, yaitu penyediaan pelayanan publik. Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk masing masing program dan aktivitas dalam satuan moneter. Dengan kata lain, tujuan organisasi dan anggarannya akan menjadi panduan dalam segala kegiatan yang akan dilakukan. Suatu organisasi sektor publik dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika segala kegiatannya berada dalam kerangka anggaran dan tujuan yang ditetapkan serta mampu mewujudkan strategi yang dimiliki. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 disebutkan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun kontruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari Universitas Sumatera Utara 9 segi unit pemakaian maupun dari segi keindahan. Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa: 1. Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh unit pemakaipengurus barang tanpa membebani anggaran; 2. Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga terdidikterlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran; dan 3. Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran. Belanja pemeliharaan merupakan salah satu rekening obyek belanja dalam pengelolaan keuangan daerah. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan KSAP, 2010 belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah. Belanja pemeliharaan yang merupakan bagian dari belanja barang adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja. Belanja pemeliharaan meliputi antara lain: pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan Universitas Sumatera Utara 10 bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan setelah perolehan aset tetap yang menambah dan memperpanjang masa manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja harus dikapitalisasi ke dalam belanja modal dan masuk ke dalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap dan diberikan penjelasan di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

2.1.2. Nilai Aset Tetap

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan KSAP, 2010 Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Universitas Sumatera Utara 11 Peralatan dan mesin mencakup antara lain alat berat, alat angkutan, alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan rumah tangga, alat studio, komunikasi dan pemancar, alat kedokteran dan kesehatan, alat laboratorium, alat persenjataan, komputer, alat eksplorasi, alat pemboran, alat produksi, pengolahan dan pemurnian, alat bantu eksplorasi, alat keselamatan kerja, alat peraga dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 dua belas bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan bangunan di neraca meliputi antara lain bangunan gedung, monumen, bangunan menara dan rambu-rambu. Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi dan jaringan yang terdapat dalam neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi dan jaringan. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Tanah yang diperoleh untuk keperluan dimaksud akan dimasukkan dalam akun tanah. Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan Universitas Sumatera Utara 12 dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi perpustakaanbuku dan barang bercorak senibudayaolah raga. Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya. Halim 2007, Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diproleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal. Dengan kata lalin, aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: 1. Mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan; 2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; 3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; 4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai sifat dan karakteristik aset tersebut. Universitas Sumatera Utara 13 Berdasarkan uraian di atas, barang milik daerah dapat dikelompokkan sebagai aset tetap hanya bila diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan dengan masa manfaat lebih dari dua belas bulan. Barang milik daerah dengan kondisi yang rusak berat sehingga tidak siap digunakan atau dimanfaatkan, tidak dapat dikelompokkan sebagai aset tetap. Barang milik daerah yang rusak berat akan kelompokkan sebagai aset lainnya bila aset tersebut belum dihapuskan.

2.1.3. Pendapatan Asli Daerah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 disebutkan bahwa pendapatan asli daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri dari: 1. Pajak daerah; 2. Retribusi daerah; 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4. Lain lain pendapatan asli daerah yang sah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 disebutkan bahwa Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan Universitas Sumatera Utara 14 digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mencakup: bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintahBUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan pendapatan asli daerah yang diperoleh Pemerintah Daerah di luar pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, seperti: hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 15 Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan bahwa pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah yang bersumber dari sumber ekonomi asli daerah yang menambah ekuitas dana lancar yang menjadi hak pemerintah yang tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. PAD merupakan sumber penerimaan daerah yang harus terus menerus dipacu pertumbuhannya. Pendapatan asli daerah bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. PAD dapat dijadikan sebagai indikator dalam menilai tingkat kemandirian suatu daerah dalam mengelola keuangan daerahnya.

2.1.4. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006, “sisa lebih pembiayaan anggaran adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Selanjutnya pada Pasal 137 sampai dengan Pasal 153, SiLPA tahun sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk: 1. Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja; 2. Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung; dan 3. Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Universitas Sumatera Utara 16 Sejauh ini mekanisme penggunaan SiLPA bersifat pro dan kontra. Penggunaan SiLPA yang bersifat pro yaitu terhadap pengalokasian belanja modal. Kontra yang terjadi pada pengalokasian SiLPA terhadap belanja pegawai. Sebagian besar SiLPA disumbangkan ke belanja langsung berupa belanja modal yang secara langsung meyentuh kebutuhan masyarakat. Tetapi pada kenyataannya penggunaan dana SiLPA masuk ke belanja pegawai. SiLPA juga digunakan untuk permasalahan krusial yang sebelumnya sudah disetujui oleh pihak legislatif. Jumlah SiLPA yang ideal perlu ditentukan sebagai salah satu dasar evaluasi terhadap pelaksanaan programkegiatan pemerintah daerah kotakabupaten. Pelampauan target SiLPA yang bersumber dari pelampauan target penerimaan daerah dan efisiensi sangat diharapkan. Sedangkan yang bersumber dari ditiadakannya programkegiatan pembangunan terlebih dalam jumlah yang tidak wajar sangat merugikan masyakat.

2.1.5. Belanja Modal

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 duabelas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, “Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud”. Dengan kata lain Universitas Sumatera Utara 17 belanja modal dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Menurut Halim 2007, “Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran yang dilakukan dalam rangka perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.” Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan akan menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai sektor, produktivitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi dan pada gilirannya terjadi peningkatan kebutuhan ekonomi. Menurut Erlina 2013, Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Besaran nilai pembelianpengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud dianggarkan dalam belanja modal hanya sebesar harga belibangun aset Permendagri 13 Tahun 2006.

2.1.6. Pengertian APBD

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan KSAP, 2010, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD memuat rencana pendapatan dan rencana belanja untuk satu tahun yang setiap tahunnya disusun oleh Kepala Daerah dan disampaikan kepada DPRD untuk ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 18 Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Halim 2007 mengemukakan bahwa suatu anggaran daerah termasuk APBD memiliki unsur unsur sebagai berikut: 1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci; 2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan; 3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka; dan 4. Periode anggaran biasanya satu tahun. Dengan demikian, APBD merupakan suatu rencana keuangan Pemerintah Daerah yang memuat anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan untuk satu periode tahun anggaran yang telah disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD serta ditetapkan melalui peraturan daerah. Berdasarkan hal di atas, anggaran yang belum ditetapkan dengan peraturan daerah tentu tidak akan bisa dilaksanakan kecuali terdapat ketetapan khusus yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang mengecualikannya. Universitas Sumatera Utara 19

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Nilai Aset Tetap, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Anggaran Belanja Pemeliharaan, dan Belanja Modal yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Widiasa 2014 “Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Belanja Pemeliharaan dalam realisasi Anggaran Pemerintah Daerah study kasus Pemkab Buleleng” Variabel dependen: Belanja Pemeliharaan Variabel independen: Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif terhadap belanja pemeliharaan Karena hubungan korelasi yang sangat kuat meskipum persentase rata rata kenaikan tiap tahunnya lebih tinggi belanja pemeliharaan, dan Belanja Modal berpengaruh positif terhadap belanja pemeliharaan. Dalam penelitian ini untuk periode tahun anggaran 2008 sampai dengan 2012 ditemukan adanya pengaruh yang kuat, yang berarti bahwa pemerintah kabupaten buleleng sudah tidak terlalu bergantung bantuan transfer dari pusat dalam melakukan kegiatan belanja daerah dan sudah biasa melaksanakan otonomi daerah sepenuhnya Universitas Sumatera Utara 20 karena pendapatan asli daerah yang diterima oleh pemerintah kabupaten untuk tahun anggaran 2008 hingga 2012 cukup untuk membiayai kegiatan pemerintah kabupaten Buleleng tanpa harus menggunakan pendapatan asli daerah secara berlebihan. 2 Sembiring 2009 “Analisis Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara.” Variabel dependen : Anggaran Belanja Pemeliharaan Variabel independen : Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah 1. Belanja modal dan pendapatan asli daerah secara simultan mempunyai pengaruh terhadap belanja pemeliharaan. 2. Belanja modal dan pendapatan asli daerah secara parsial mempunyai pengaruh terhadap belanja pemeliharaan, namun belanja modal memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap belanja pemeliharaan. 3 Siswantor 2012 “Pengaruh Dana Alokasi umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal.” Variabel Dependen: Belanja Modal Variabel Independen: Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah Secara empiris penelitian ini membuktikan bahwa besarnya alokasi belanja modal dipengaruhi oleh DAU, PAD, SiLPA dan luas wilayah. Secara parsial DAU tidak berpengaruh terhadap alokasi belanja modal sedangkan PAD, SiLPA dan Luas Wilayah berpengaruh. Universitas Sumatera Utara 21 4. Setiyani 2015 “pengaruh Dana Alokasi Umum DAU, Pendapatan Asli Daerah PAD, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA, dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal studi empiris pada Kabupaten di Karesidenan Pati periode 2009-2013.” Variabel Dependen : Belanja Modal Variabel Independen: Dana Alokasi Umum DAU, Pendapatan Asli Daerah PAD, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA dan Luas Wilayah. DAU mempunyai pengaruh secara signifikan tetrhadap belanja modal, PAD mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap belanja modal, SiLPA mempunyai pengaruh signifikan terhadap belanja modal, dan Luas Wilayah mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap belanja modal 5. Jariyah 2014 “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran, dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal studi empiris pada KabupatenKot a se-Jawa Tengah.” Variabel Dependen : Belanja Modal Variabel Independen : Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran dan Luas Wilayah Pertubuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah kabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah, dana alokasi umum secara individual berpengaruh terhadap belanja modal, pendapatan asli daerah secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja modal, SiLPA secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja modal, dan luas wilayah secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah. Universitas Sumatera Utara 22

2.3. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Dalam Penyusunan APBD pada Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

2 71 81

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

Pengaruh Nilai Aset Tetap Yang Akan Dipelihara, Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan Dalam Penyusunan Apbd Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumtera Utara Tahun 2102-2014

1 53 89

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab/Kota di Sumatera Utara

0 4 95

“PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA PERIMBANGAN, DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Perimbangan, Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) Terhadap Belanja Modal (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota

1 17 16

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN KOTA DI SUMATERA UTARA.

0 7 16

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Dan Luas Wilayah Terhadap Anggaran Belanja Modal (Studi Empiris Pada

0 0 15

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab Kota di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab Kota di Sumatera Utara

0 0 2

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATENKOTA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 15